Cerita Cinta: Sahabat, Aku Cinta Dia By Ikke Nur Vita Sari

Ads:
CERITA CINTA: SAHABAT, AKU CINTA DIA 
Penulis : Ikke Nur Vita Sari

Aku menyusuri jalan dengan langkah tak tentu, aku lelah di permainkan oleh hari yang membuatku sangat bodoh. “Anggi itu nggak bisa apa-apa, dia itu Cuma bisa ngekor dibelakangnya Dian”, ucapan Reihan membuatku tak bisa menahan emosi. Selama ini aku memang selalu ada di belakang Dian, tapi bukan berarti Dian serba bisa & aku tak mampu melakukan apa-apa. “Lihat guys, tanpa Dian yang perfect itu Anggi nggak akan bisa apa-apa ” ejek Lidya, “Kenapa kamu ngomongnya kayak gitu?”, “Loe masih belum nyadar juga dengan apa yang loe miliki, loe itu nggak bisa apa-apa tahu”, “Jaga mulut loe ya , gue bisa kasar sama loe”, “Huuuuu takutttt, hahahahaha”. Ribuan ejekan aku dapatkan, entah semenjak Dian tidak masuk sekolah semua orang menganggapku tak berarti. “Anggi, aku nggak bisa masuk soalnya aku ada masalah keluarga ” ucap Dian suatu ketika. Aku tersadar dari lamunan, aku belum ke rumah Dian, bukankah aku berjanji akan datang ke rumahnya hari ini. Ku percepat langkahku menuju rumah, rumah yang sepi tanpa siapa pun yang menghuni. Setelah usai melakukan semua pekerjaan rumah, aku membawa sepeda mini kesayanganku menuju rumah Dian. “Assalamu’alaikum” ucapku, “Wa’alaikumsalam” suara seorang laki-laki, “Cari siapa ya dik?” tanyanya, “Eh Dian nya ada mas?”, “Ouwh temennya Dian, bentar ya dik saya panggilkan dulu”. Tak lama sosok yang sangat akrab dipandanganku hadir, “Anggi, ya ampun aku kangen banget” ucap Dian seraya memelukku. “Dian, sebenarnya apa sih yang terjadi kok kamu ijin 2 minggu dari sekolah?” ucapku membuka pembicaraan. Dian membenarkan duduknya, “Nggi, aku nggak bisa cerita banyak kamu, walau pun kamu adalah orang yang paling aku percaya tapi masalah ini nggak mungkin aku beberkan” ucap Dian dengan wajah sendu, “Aku ngerti kok Dian, aku akan jaga kepercayaan kamu ke aku”,”Ayahku terjerat kasus korupsi, keluargaku hancur dan aku akan pindah rumah, mungkin juga pindah sekolah”,”Dian?”, “Anggi, walau nanti kita nggak bisa berdua lagi tapi aku minta kamu tetep ingat aku ya?”,”Pasti Dian, aku akan selalu ingat sama sahabat aku yang perfect ini”, “Aku udah bukan Dian yang perfect lagi”. Hatiku tak rela jika sahabatku harus larut dalam kesedihan,aku mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

Ku percaya pada langkah kakiku, aku akan menjalani hari ini lebih baik dari kemarin agar Dian bisa bahagia melihat aku mandiri dengan kepopuleranku senduri. Pagi ini ada interview pengurus OSIS yang baru, aku memasuki ruang aula dengan yakin. Ternyata Dian benar, jika kita berani mencoba dan berusaha pasti kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. “Anggi, besok kamu siap-siap untuk berorasi didepan semua siswa menyampaikan visi dan misi kamu menjadi ketua Osis” ucap Pak Harta, aku tersenyum dan berjanji akan memberikan yang terbaik. “Perkenalkan saya Anggi Aulida Zavina dari kelas XI IIS 2 akan menyampaikan visi dan misi saya menjadi ketua Osis” aku yakin untuk kali ini aku akan membuktikan pada semua orang bahwa aku bukan orang yang hanya ngekor dibelakang Dian mantan Wakil Osis itu. Satu minggu sebelum pemilihan, semua calon ketua Osis berlomba-lomba untuk mencuri perhatian siswa. Ada satu orang yang bagiku adalah saingan terberat, ia bernama Alex. Anak XI IIS 3 ini adalah mantan ketua club volley di SMA yang memiliki banyak fans terutama siswi yang sering mengejar-ngejarnya. Tapi aku tidak mau kalah, aku juga bisa meraih simpati dari teman-teman yang lain. “Alex, saya minta bantuan kamu untuk memindahkan buku-buku ini ke ruang perpustakaan” ucap pak Harta, “Tapi pak, saya?”,”Sebagai calon ketua Osis yang baik, kamu harus bisa mematuhi perintah saya”. Aku tersenyum melihat wajah Alex yang kebingungan, ku lihat team volley sedang resah menunggu kedatangan Alex, tanpa menunggu lama aku langsung menemui mereka. “Hey kenapa?” tanyaku, “Eh Anggi, ini kita lagi nunggu Alex kan bentar lagi kita tanding” ucap Ryo, “Ya udah, Alex kayaknya sibuk, aku yang gantiin deh”,”Serius?”,”Iya lahh”. Pertandingan itu di mulai, aku menjadi satu-satunya pemain perempuan dalam pertandingan itu tapi aku tidak mau kalah dengan mereka yang tenaganya jauh lebih kuat dariku. Saat aku melakukan passing dan jatuh ditengah tempat kosong, Alex melihatku dengan wajah sebal. Pertandingan itu berakhir dengan score 14-9, kemenangan ada di pihakku bersama teman-teman Alex. “Kamu hebat Nggi, padahal kamu cewek tapi kamu bisa ngimbangi permainan kita” ucap Yudha, “Kita bakal seneng punya ketua Osis yang oke kayak gini”. Satu point plus aku dapatkan dari pihak Alex, langkah selanjutnya aku tinggal mengambil hati siswa yang tidak begitu suka pada Alex.

Cerita Cinta: Sahabat, Aku Cinta Dia By Ikke Nur Vita Sari

Cerita Cinta Lainnya : Kumpulan Cerita Cinta

Hari yang ditunggu tlah tiba, aku duduk di salah satu kursi Candidate Ketua Osis bersebelahan dengan Alex. “Baiklah, dengan hasil yang sudah kita lihat bersama, maka ketua Osis SMA Negeri Pandhudina yang baru adalah Anggi Aulida Zavina ” ucap pak Harta. Aku sangat senang dengan hasil yang aku dapatkan, ternyata usahaku tidak sia-sia. Aku menjadi ketua Osis yang baru dan Alex ternyata menjadi wakilku. “Selamat ya kamu udah berhasil jadi nahkoda baru buat SMA ini” ucap Alex, “Ehh iya Lex, makasih dan selamat bekerja sama”. Ternyata Alex tidak seperti yang aku fikirkan selama ini, aku baru menyadari bahwa ia sangat baik & aktif dalam segala hal termasuk kenakalannya seringmeninggalkan kelas dengan alas an sibuk di Osis. “Anggi” sapa Alex ketika aku baru saja muncul di muka gerbang, “Iya ada apa Lex?”, “Mau langsung ke markas nih?”, “Iya, mau ngecheck aja biar nanti nggak sibuk ijin sama guru”, “Boleh aku temenin”,”Tentu saja”. Saat membereskan buku tidak sengaja aku menjatuhkan salah satu buku, dan Alex berniat untuk mengambilnya tapi tanganku telah menyentuh sampul buku itu. Terjadilah tatapan seperti di FTV, aku menatap matanya yang tajam dan entah magnet apa yang merambah dalam hatiku saat ini. “Ehmm sorry Lex”, ia pun terkejut juga dengan responku, setelah itu aku dan Alex membersihkan ruang Osis dengan senyum yang indah. Telah lama aku tidak menemui sahabat sejatiku, hari ini aku ada janji dengannya di cafĂ© jam 15.00 WIB. “Ciee ada ketua Osis baru nihh”ujar Dian, “Apa sih, jangan gitu ah malu”, “Ada yang mau aku certain ke kamu” ucapku dan Dian hamper bersamaan, “Kamu dulu deh Nggi”,”Kamu aja deh duluan”. “Gini Nggi, kamu tahu kan prince love love ku?”, “Iya, tapi aku belum tahu orangnya”, “Iya kapan-kapan deh aku kasih tahu, dia anak Osis juga lhoo”,”Masa’? terus kenapa dia?”, “Kemarin dia ke rumahku, main di rumah terus dia ngasih aku ini” Dian menunjukkan kalung bertuliskan ALoveD. “Waah kerenn, aku jadi pengen”,”Makanya kamu cari pacar donk, eh iya katanya kamu mau cerita tadi?”, “Iya Dian, kamu so sweet so sweetan sama prince love love, aku mau cerita tentang kejadian di ruang Osis tadi”, “Lhoo ada apa? Ada yang berantem atau gimana?”, “Dengerin aku dulu napa”,”Eh oke lanjut”,”Aku tadi ke ruang Osis bareng sama wakilku, dia cowok anak volly yang kalau menurut aku lumayan keren sih ”, “Prince love love juga anak volly, lanjut”. Aku bercerita dengan Dian hingga menjelang malam, kami pun pulang dengan arah yang berbeda.

Lama aku menyimpan rasa ini, sejak ada di ruang Osis beberapa bulan yang lalu bersama Alex. Hari ini dia mengajakku keluar, aku mempersiapkan penampilan yang baik agar tidak membuat malu orang yang aku sukai. “Kita mau kemana?”, “Aku minta tolong banget sama kamu Nggi, kamu coba ini ya”, Alex memakai kan sebuah cincin di jari manisku, “Sumpah bagus banget Lex”,”Cocok ya di tangan kamu”. Hatiku melayang, tak pernah aku memimpikan ada seseorang yang seromantis ini. Tapi aku terkejut melihat Alex melepas cincin itu dari tanganku, “Makasih banget ya Nggi, udah mau nyobain”. Ku lihat Alex menelfon seseorang dan menjemput orang itu di ujung taman, “Nggi, kenalin ini Dian pacar aku” ucap Alex dengan santainya, “Anggi” ucap Dian yang tidak lain adalah sahabatku selama ini. Aku hanya terdiam melihat mereka berdua, “Kalian udah kenal?”,”Iya saying, Anggi itu sahabat terbaik aku,iya kan Nggi?”aku tak bisa menjawab,”Bagus deh kalau gitu, Anggi aku minta kamu jadi saksi cinta aku di taman ini dengan Dian”. “Sayang, dengan ketulusan hati aku mau memakaikan cincin ini sebagai tanda bahwa cintaku selamanya untukmu “ Alex berlutut di hadapan Dian layaknya seorang pangeran meminang seorang putrid raja, hatiku teriris melihat cincin yang sebelumnya telah tersematkan di jari manis Dian sahabatku. Air mataku mengalis halus saat aku telah berbalik dari mereka, “Kenapa harus seperti ini” aku hanya bisa menyesali semua ini dalam hati. Alex mengejarku dan meraih tanganku, “Ada apa ,Nggi?Kenapa kamu nangis?”, “Kamu ngapain masih perduli sama aku, bukannya sudah ada pacar yang kamu cinta disana”,”Iya tapi ada apa dengan kamu?”, Dian mendekatiku “Anggi, apa yang kamu maksud tempo hari itu Alex, my prince love love?”. Aku mengarahkan mataku pada Dian,”Aku cinta sama dia Dian, aku nggak tahu kalau Alex itu kekasih kamu. Seandainya kamu bilang dari awal, mungkin rasanya nggak akan sesakit ini”. Aku berlari meninggalkan mereka berdua, hatiku hancur tak bersisa melihat cintaku telah hancur.

2 Tahun Kemudian….
Pesawat yang aku kendarau telah mendarat tepat 30 Desember 2016, aku telah lulus sarjana dalam jangka waktu yang sangat singkat. Sebelum pulang ke rumah, aku ingin membeli barang-barang yang ingin aku pakai di rumah. “Yang ini aja saying lucu, gimana?”, “Kalau kamu suka, aku juga suka deh”, aku seperti sangat mengenal suara itu. “Dian?” ucapku, benar itu adalah sahabat sejatiku yang 2 tahun tak pernah ku ketahui keadaannya, “Anggi, aku kangen banget”. Pelukan hangat Dian membuatku merindukan masa indah saat SMA dulu,”Dian nikah sama Alex kok nggak undang-undang sih?”,”Kita belum nikah lhoo Nggi, masih nunggu kak Bryan”. Aku menungu hampir satu jam, “Maaf ya Nggi nunggu lama, abis macet tadi” ucap Alex, “Nggak apa-apa kok nyantai aja, aku Cuma mau ngasih ini”, “Undangan pernikahan, kamu sama siapa Nggi?”,”Baca aja Dian”.

Wedding Invitation
Bryan Putra Prasetya
With love
Anggi Aulida Zavina

14th February 2016

Dian dan Alex tersenyum, “Jadi kamu kuliah di Inggris cuma buat nemuin kak Bryan?” Tanya Dian. Tak lama Bryan keluar dan merangkulku, “Iya, ini gadis istimewa yang bikin aku nggak bisa tidur”. Aku dan Bryan telah memantapkan langkah setelah usai kuliah, Bryan hadir saat aku tengah kecewa dengan cinta yang tak terbalas oleh Alex. Sahabatku, walau pun aku perna mencintai dia tapi aku tidak mengharapkan bisa memilikinya, karena aku sadar jika cinta yang tak bisa bersatu berarti itu cinta yang belum tepat.

Cerita Terkait

Cerita Cinta: Sahabat, Aku Cinta Dia By Ikke Nur Vita Sari
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE