Cerita Persahabatan : Persahabatan di Pondok Pesantren By Nurul Rizki Rahmania

Ads:
CERITA PERSAHABATAN : PERSAHABATAN DI PONDOK PESANTREN 
Penulis : Nurul Rizki Rahmania

Di sebuah pondok pesantren terkenal bernama “Pondok Pesantren An-Nuur”, terdapat 3 anak bersahabat yang akan mendaftarkan diri untuk belajar di pondok tersebut.Mereka adalah Diana , Dinda , dan Rahma (Rara) . Diana adalah seorang anak yang suka membantu teman , tetapi mudah terpengaruh . Dinda mempunyai watak yang egois dan juga iri hati . Sedangkan Rara memiliki sifat yang baik , ramah , selalu rendah hati tetapi juga pemalu .

Waktu itu , azan asar pun berkumandang . Mereka bertiga pun segera memberangkatkan diri menuju pondok pesantren . “Teman teman,siapa yang akan menanyakan tentang hal hal yang diajarkan di pondok kita nantinya? ” Tanya Dinda serius . “Rara kan pemberani . Pasti dia mau . Ya kan , Ra? ” Ujar Diana . “Em , iya sudah . Aku mau.” Jawab Rara.

Setibanya mereka disana , kegelisahan pun dirasakan mereka bertiga . Rara pun memberanikan diri untuk bertanya kepada petugas yang berada di halaman lantai 1 . “Assalamu’alaikum , permisi , apakah saya boleh bertanya ? ” Tanya Rara kepada salah satu petugas . “Iya , silahkan . Apa yang dapat saya bantu ?” Jawab petugas itu . “ Apakah kami dapat memasuki pondok ini?” Tanya Rara . “Iya,silahkan anda bertiga langsung menuju ke lantai 3 saja. ” Sahut petugas itu sembari memberi tahu arah jalan menuju lantai 3. “Terima kasih. ” Ujar Rara sambil mengucapkan rasa terima kasih kepada petugas tersebut .

Pada saat tiba di lantai 3, Rara dan salah satu guru pondok tersebut berbincang bincang dengan lancar. Ternyata , pada saat itu juga Diana , Dinda , dan Rara langsung diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar mengajar . Mereka bertiga tampak sangat senang sekali karena bisa diterima dengan baik dan terhormat di pondok pesantren tersebut .

Kebetulan sekali , Diana , Dinda dan Rara ditempatkan di kelas yang sama dan mempunyai banyak teman baru dikelas mereka tersebut . Pelajaran demi pelajaran selalu mereka ikuti dengan baik . Tampaknya mereka bertiga merasa betah berada di pondok pesantren tersebut . Hari demi hari mereka lalui tanpa rasa lelah dan bosan dengan apa yang ada di sekitar mereka . Malah mereka semakin merasa betah , karena hal hal yang baru selalu mereka temukan di pondok tersebut.

Seiring berjalannya waktu , guru di pondok pesantren “An-Nuur” itu mengadakan sebuah ujian tengah semester . Seluruh santri di pondok wajib mengikutinya . Ujian tersebut akan dilaksanakan esok lusa dan akan berlangsung selama satu minggu .

Sementara , pelaksanaan ujian berbeda dengan pelaksanaan KBM . Jika pelaksanaan KBM berlangsung pada setiap kelas ,maka pelaksanaan ujian tengah semester ini berlangsung pada seluruh santri . Sehingga pada saat mengikuti ujian , para santri di jadikan satu dalam sebuah ruangan ujian yang luas dan cukup untuk menampung jumlah seluruh santri.

Selama satu minggu penuh mereka melaksanakan ujian dengan suasana hikmat dan penuh dengan keseriusan . Setelah usainya ujian tersebut , para guru di pondok pesantren berencana akan mengadakan sebuah acara yang akan diikuti oleh seluruh santrinya . Satu per-satu dari seluruh santri diberi pertanyaan oleh guru mereka , Pak Nafis . Dan bagi santri yang berminat,nantinya akan diseleksi dan diambil beberapa anak yang terbagus penyampaiannya , dan juga penampilannya .

Cerita Persahabatan : Persahabatan di Pondok Pesantren By Nurul Rizki Rahmania

Para santri pun bergantian menjawab pertanyaan . Sekarang , giliran Diana untuk memberi jawaban kepada Pak Nafis . “Diana , apakah kamu sanggup membawakan acara pada.....? ” belum selesai beliau bertanya,tapi Diana sudah menjawab dengan tidak sopan. “Apa ? Tidak sudah, terima kasih.” Diana menolak secara tidak sopan . Sekarang tiba waktunya Dinda menjawab pertanyaan . “Dinda , apakah kamu mau menjadi pembawa acara pada penerimaan raport tengah semester ini?” tawar beliau kepada Dinda . “Maaf , saya tidak bisa.” Ujar Dinda .

Dan Pak Nafis pun langsung menanyakan hal itu kepada Rara . “Apakah kamu sanggup untuk membawakan acara penerimaan raport tengah semester?” Tanya Pak Nafis kepada Rara . “Iya , Pak . Jelas saja saya mau . Tetapi , Apakah ada anak lain yang berminat seperti saya ?” Tanya Rara . “ Tentu saja ada , Rara . Dan , nanti saya dan para guru akan merundingkan siapa yang layak untuk membawakan acara tersebut ,karena acara ini resmi . Tentunya kami tidak akan memilih santri secara sembarangan . Dan kami juga menanyakan apakah dia siap ataukah tidak .”

Dengan senang hati Rara mencoba untuk mendaftarkan diri . Tetapi itu semua dilakukannya bukanlah ada niat untuk melebih-lebihkan kemampuannya . Kegiatan seleksi pun telah dilaksanakan dan ternyata sesuai dengan keputusan , Rara dan tiga anak santri lain telah terpilih untuk membawakan acara penerimaan raport tersebut.

Kini saatnya acara penerimaan raport tengah semester di pondok itu diselenggarakan . Rara sebagai pembawa acara telah siap dengan mengenakan pakaian sederhana namun rapi . Meskipun dengan rasa malu yang terselip dihatinya ,Rara yakin jika dia mampu menampilkan yang terbaik .Acara penerimaan raport pun telah dimulai . Rara membawakan acara dengan lancar dan memberi senyuman indah pada teman temannya dan juga wali santri yang turut hadir dalam acara tersebut . Acara demi acara pun telah mereka lewati bersama . Dan tiba-lah saatnya pembacaan peringkat terbaik di pondok “An-Nuur” tersebut yang akan dibawakan oleh Bu Syafa.

Tak disangka , ternyata Rara mendapatkan peringkat pertama di kelasnya . “Alhamdulillah...” Ucap syukur Rara karena mendapatkan peringkat pertama . Tetapi dibalik semua itu , kedua sahabatnya memperbincangkan Rara . “Aku heran dengan Rara yang semakin hari semakin terkenal . Aku kan juga mau terkenal. Aku juga mau dipuji orang karena aku cantik dan pintar . Tidak seperti Rara yang hanya unggul dalam kepandaiannya saja . ” Sahut Dinda karena iri dengan Rara . “Iya Din . Aku juga heran dengan dia . Kenapa selalu dia yang disanjung sanjung ? Padahal kita jauh lebih baik dari pada dia .” Tambah Diana karena dia terpengaruh dengan perkataan Dinda.

Rara pun menghampiri kedua sahabatnya tersebut . “Selamat ya Rara, kamu memang sahabatku yang hebat . Kamu pintar , tetapi kamu tidak sombong .” Sambut Diana sembari memuji Rara . “Iya , Terima kasih Diana . Kamu juga hebat. ” Ujar Rara . “Selamat ya Ra . ” Sahut Dinda dengan rasa iri . “Terima kasih Dinda . ” Jawab Rara . “Ra,aku boleh tanya ke kamu tidak ?Apa sih rahasianya agar kita berbakat dalam hal apapun seperti kamu saat ini ?” Tanya Dinda kepada Rara . 
“Tidak Dinda , masih banyak anak yang lebih hebat dari pada aku . Tetapi kunci untuk mencapai sebuah keberhasilan adalah belajar dari pengalaman , berusaha dalam hal kebaikan , dan selalu percaya diri serta selalu berdoa kepada yang Kuasa .” Jelas Rara kepada Dinda . “Kalau usaha yang kita lakukan itu curang , boleh tidak ?” Tanya Diana . “Jelas tidak boleh Diana. Usaha kita akan sia sia jika itu kita lakukan dengan cara yang salah .” Tambah Rara .

Diana dan Dinda pun menyadari bahwa selama ini mereka selalu ingin lebih unggul dari Rara . Mereka selalu iri terhadap keberhasilan Rara . Mereka sadar jika selama ini Rara adalah anak yang pintar , baik , dan tidak sombong , serta bisa menjadi inspirasi karena kecerdasan dan sifat sifat baik yang dimilikinya .

Setelah mereka berdua menyadari kesalahan mereka selama ini , mereka pun segera menghampiri Rara . “Rara , aku minta maaf ya selama ini aku selalu iri kepadamu . Aku selalu ingin lebih unggul darimu . Ternyata aku salah , aku sadar kamu adalah sahabatku yang paling hebat , pintar , baik , dan tidak sombong . Bahkan kamu selalu merendahkan diri jika ada orang yang memujimu . Aku ingin sekali bisa menjadi yang terbaik seperti kamu , Ra . ” Kata kata panjang kali lebar dari Dinda pun muncul dari mulutnya .
“Iya Rara . Aku juga minta maaf kalau selama ini aku selalu berbuat salah kepadamu . Terima kasih Ra,kamu adalah sahabat terbaik bagi kami . Kamu bisa menjadi inspirasi kami . ” Ujar Diana . “Iya , sama sama Diana dan juga Dinda . Kalian adalah sahabat terbaikku yang pernah ada . Aku tidak ingin kehilangan kalian .” Ujar Rara kepada kedua sahabatnya tersebut .

Dan sejak saat itu , mereka bertiga pun kembali bersahabat dengan baik dan tidak ada satu pun rasa iri yang terpendam dalam hati kecil mereka . Bahkan kini , Diana dan Dinda pun selalu memberikan dukungan penuh terhadap apa yang menjadi keunggulan sahabat terbaiknya , yaitu Rara .

Tentang Penulis:
Nama lengkap saya Nurul Rizki Rahmania , dan biasa dipanggil Nurul . Saya lahir di Kota Malang pada tanggal 01 Januari 2000 . Umur saya 14 tahun dan saya duduk di kelas 9 SMP dan tepatnya saya bersekolah di SMP Negeri 02 Kota Batu,Jawa Timur . Saya beragama Islam . Hobi saya adalah belajar , mengaji ,dan membuat cipta karya seperti cerpen , puisi , dan juga lukisan . Cita cita saya adalah menjadi seorang guru . Nama akun Facebook saya adalah Nurul Rizki , sedangkan nama akun twitter saya @Rul_Rahma_Nia

Cerita Terkait

Cerita Persahabatan : Persahabatan di Pondok Pesantren By Nurul Rizki Rahmania
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE