Kehilangan Yang Tiada Akhir By M.Sofi Ali Sandi

Ads:
KEHILANGAN YANG TIADA AKHIR
Penulis : M.Sofi Ali Sandi

Pagi ini Rama bangun tanpa rasa penyesalan sakit yang dia rasakan tadi malem rasanya musnah ditelan bumi. Tapi disisi lain Rama masih kefiran Sinta yang telah membuat dia mati rasa ketika berada dihadapannya. Tatapannya yang tajam membuat Rama kaku mengeluarkan kata-kata yang telah ia susun didalam otaknya rasanya kata-kata itu musnah dan hilang dari fikirannya. 

Seketika ia igat apa yang mau diucapkannyan yang udah ia fikirkan dari tadi. Tanpa sadar kata-kata itu muncul dari mulutnya ucapanya seperti anak SD yang baru belajar membaca yang diajari membaca huruf abjad oleh ibu guru “anak-anak ini bacanya gimana?” “A.I.U.E.O” yang ini gmna anak-anak “ini buuuudi” “buuuudi ber ber maa main bo bo booo la” seperti itulah Rama mengeluarkan kata-kata itu. Rasanya mulutnya itu sulit sekali mengeluarkan suara “Aaaku jannn janji aaaku gag aaaakan me mem me ng ngulagi ngi nya lagi” 

Sepanjang jaln yang di aspal ketika ia menyebut frasa itu. Setelah rama berhasil mengucapkan kata itu dia hanya menanggapinya dengan wajah yang murung, geram, kesal dan gereget rasanya dia akan melambaikan tanaganya yang lembut itu kepipi rama yang kusam itu “pokoknya wajahnya tak bersahabat bagett dehh”

Kehilangan Yang Tiada Akhir By M.Sofi Ali Sandi

Dan Sinta membalas ucapan itu degan benyi yang demikian halusnya menghampiri telinggaya “emmmohhh pokok.e aq gag mau dibodohin qm lg sapurane wes” kata kata itu sedikit tapi maknanya kerasa sampai kenadi. Tapi Rama tidak berhenti begitu saja rasanya ia tidak mau kalah sama omogan sinta tapi disitu rama kehilagan kata-kata ia hanya bisa diam 1000 bhsa.

Ditepi jalan yang agag gelap diatas selokan pembuagan air disanalah rama dan sinta berdebat yang tidak menemukan titik terangngya perbincangan itu rasanya seperti debat capres 2014 yang tidak mau kalah diantara kedua-duanya. Mereka terus-terusan menjual omongannya satu sama lain selayaknya penjual sapi dipasaran yang menawarkan daganganya kepada pembeli yang mau membeli daganganya.

Sejam berlalu ketika mereka berdua bubar dari tempat yang tadi ditepi jalan diatas selokan disana yang menjadi saksi bisu pertengkaran mereka berdua yang tak menemukan titik terang. Rama pulang dengan perasaan kecewa yang ia dapat ia hanya bisa pasrah dengan keadan yang ada. Sinta pun demikian ia merasa lega telah menuanggan semua omonganya yang telah lama ia pendam dari kemaren-kemarenn, ia sudah tidak lagi memberi kesempatan kepada rama karna ia merasa kecewa atas perlakuan rama terhadapnya yang selalu mengingkari janjinya. Sinta tidak bisa menerima rama lagi karna kelakuannya yang tidak bisa dipercaya ia merasa telah dibodohi berkali-kali oleh rama.

Tentang Penuli : Nama : m.sofi ali sandi
Email: shandysofie@yahoo.co.id

Cerita Terkait

Kehilangan Yang Tiada Akhir By M.Sofi Ali Sandi
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE