Cerita Sedih: Just Imagination By Ayu Indarti

Ads:
CERITA SEDIH: JUST IMAGINATION 
Penulis : Ayu Indarti

Melisa Sasha Angelita, itulah nama lengkapku. Aku biasa di panggil Sasha. Aku mempunyai seorang sahabat. Dia bernama Andika. Andika itu orangnya baik, humoris, perhatian, lucu, kepo, nyebelin tapi ngangenin, dan lainnya deh sampe-sampe aku gak bisa nyebutinnya.

Tapi, itu hanya tinggal kenangan. Yaa... Dia meninggalkanku sendiri, dia membiarkanku menjalani hari-hari tanpa dirinya. Dia meninggalkanku tanpa berpamitan denganku. Aku tak tahu alasannya mengapa dia meninggalkanku.

Aku frustasi, semangat hidupku bahkan hilang semenjak Andika menghilang. Aku bagaikan sepatu yg kehilangan pasangan sepatunya. Tak bisa berbuat apa-apa, jika sebelah sepatu hilang entah kemana.

Sejak enam bulan yg lalu, aku selalu pergi danau. Kenapa? Karna tempat itulah aku dan Andika selalu bermain bersama. Begitu pula hari ini, aku berniat untuk pergi ke danau lagi. Dengan langkah gontai aku berjalan menyusuri pinggir danau, hingga aku melihat sebuah kursi panjang yg dulu pernah aku duduki bersama Andika. Otakku memaksa ku untuk memutar kenangan-kenanganku bersama Andika.

Sakit Tuhann..

Andaikan Andika masih berada disini, disampingku. Mungkin, aku takkan merasakan rasa pilu di hatiku. Aku mendekati kursi panjang tersebut, lalu ku jatuhkan berat badan dan beban pikiranku di kursi ini.

Aku mulai bernostalgia dengan pikiranku. Perlahan air mataku terjun dari waduknya.

“Jangan nangiss,”

Suara itu?? Suara yg sangat aku kenali. Perlahan kepalaku menoleh ke samping kanan ku. Aku terperanjat karena melihat seorang laki-laki tampan tengah tersenym padaku. 

“Andika,” ucapku dengan susah payah. Tubuhku bergetar seakan-akan ingin roboh. Tuhan apakah aku bermimpi? Jika iya, aku mohon jangan bangunkan aku Tuhann... 

Andika tersenyum sembari menatapku. 

‘Brukk’

“Lo jahat Dik, lo jahatt..” ucapku mendekap Andika, tangan ku bergerak memukuli dada bidang Andika. Air mataku meleleh ‘lagi’. Mengalir bagaikan aliran sungai yg deras. Andika tersenyum dan berusaha menenangkanku. Setelah aku agak tenang, ia membelai rambutku dengan telaten seakan-akan ia tak mau kehilanganku.

“Gue tahu Sha, maafin gue ya?” ucap Andika menatap mataku.

“Enggak Dik, enggak!! Lo tahu? Gue hampir gila karna lo Dik..” Nada bicara ku agak meninggi.

“Sasha, gue janji gak akan ninggalin lo lagi. Gue bakalan tetep di samping dan di hati lo,” ucap Andika memegangi pundakku dan tersenyum kepadaku.

“Janji???” tanyaku mengacungkan jari kelingkingku. Andika membalasnya dan mengangguk lalu memelukku. Aku terkejut dengan pelukan Andika, kenapa erat sekali? Tak seperti dulu.

Andika merenggangkan pelukannya. “Kita jalan-jalan yukk???” tawar Andika dan tentu saja aku mengangguk. Andika beranjak dari duduknya dan menarik tangan kananku, menyuruhku untuk mengikutinya berlarian di atas rumput-rumput hijau yang terhampar luas. Dan aku berlari di bawah atap yang berwarna biru cerah.

Andika.. 

oOo

Cerita Sedih: Just Imagination By Ayu Indarti

Baca Cerita Lainnya : KUMPULAN CERITA SEDIH

1 hari
2 hari
3 hari
7 hari
Seminggu sudah aku menjalani hari-hari bersama Andika. Sifat dan tingkah lakunya tidak berbeda dengan yg dulu. Senyumnya, tatapan matanya, garis tawanya, sikap konyolnya masih sama seperti Andika yang dulu.

oOo

Sore ini aku dan Andika berniat untuk pergi ke taman, sekedar untuk refresing dan bernostalgia bersama Andika.

“Cantik ya?” ucapku memandangi bunga yg bermekaran sangat indah.

“Cantik?? Enggaklah Sha.. Mana mungkin gue nyebut bunga itu cantik kalo lo ada di sini.. Lo kan lebih cantik dari apapun itu..” ucap Andika menatapku dari samping. Aku bisa menjamin, sekarang pasti pipiku sudah seperti tomat merah..

“Ah Andika ,, kok lo tega banget sih bikin gue nge-fly..” aku mendorong pelan pundak Andika.

“Gue serius loh Shaa..” Andika menggenggam kedua telapak tanganku.

“Gue gak mau pisah dari lo lagi,” ucap Andika lagi. Aku menatap lekat-lekat mata sayu milik Andika. Indaahhh.. Di dalam sana tersimpan beribu-ribu makna, aku tahu itu. Tapi aku tak mengetahui makna yg ada di dalam matanya.. Terlalu sulit untuk menerjemahkannya.
“Gue pengen kita bisa kayak gini terus, tapi gue yakin itu mustahil bangett,” Andika menunduk. Hah apa? Apa yg baru saja Andika katakan? Apa maksudnya berkata seperti itu? Apakah dia akan meninggalkanku ‘lagi’?? Tidak mungkin! Dia kan sudah berjanji kepadaku kalo dia gak bakal ninggalin aku lagi dan akan selalu di sampingku.

“Ma..mak..ssud lo apa Dik?” Aku tak tahu sejak kapan aku menjadi gagap seperti ini. Aku tak perduli itu, yg aku inginkan saat ini hanyalah jawaban dari Andika.

Andika mendongakkan wajahya dan tersenyum tipis.

“Lo tahu kan Shaa, kalo manusia itu pasti bakalan ketemu sama yg namanya ‘kematian’. Nah kematian itu bakalan nimpa siapa aja, gak mandang dia siapa kan. Yaa.. Itu termasuk gue, gue gak tahu kapan gue mati, seperti apa gue mati, dan apakah gue masih bisa ketemu sama lo lagi atau gak, gue gak tahu.. Gue takut gue bakalan pergi jauh dan gak bakal ketemu sama lo..” ucap Andika, matanya yg bening itu kini telah di modifikasi dengan air mata. Sejak kapan Iqbaal menjadi secengeng ini? Aku tak tahu sejak kapan ia menjadi cengeng tapi yg pasti saat ini aku ingin menangis sepuas-puasnya dan berharap ada orang yg mau nadahin air mataku.

“Andika..” lirih ku. “Jangan ngomong kayak gitu Dik.. gue gak mau kehilangan lo lagi.. Cukup sekali aja lo ninggalin gue.. Gue gak mau kejadian yg telah lalu terulang kembali..” Lanjutku dengan nafas yg terputus-putus karna menahan sesak dan tangis. 

Andika tersenyum mendengar ucapanku, “Sasha..” ucap Andika menarik tubuhku mendekat pada Andika. “Gue juga gak mau ninggalin cewek secantik lo, seimut lo, sebawel lo, sejutek lo, dan segalak kayak lo,” Kata terakhir Andika, ia tekan dan tangannya menarik hidungku yang lumayan agak mancung ini -_-

“Andika! Isshhh... Sakit tahu...” ucapku memegangi hidungku yang merah.

“Masa sih sakit?” tanya Andika polos.

Aku memutar kedua bola mataku. “Kalo lo gak percaya mending lo rasain nih sendiri..” ucapku menarik hidung Andika.

“Adaww.. Sashaa...” Ucap Iqbaal yang gue sambut dengan tawa biadapku. :D

“Sakitnya tuh disini..” Andika menunjuk hidungnya yang merah. Aku semakin tertawa lebar melihat penderitaan Andika, ini termasuk hobby ku lohhh... :D

“Udah akh! Ayo kita jalan-jalan lagi, daripada duduk disini gue di ketawain loo ToT” Ucap Andika bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan kanannya ke arahku. Aku menyambut uluran tangan Andika dan aku pun masih tertawa.

oOo

Keesokan harinya, aku tidak bertemu dengan Andika. Kemana Andika?? Tanyaku dalam hati.
Taman, danau, semua sudah aku datangi. Ponselnya pun juga tidak aktif. Kemana Andika Tuhan? Jerit ku dalam hati.

Hingga aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah Andika. Aku melangkahkan kaki ku menuju pintu rumah Andika dengan secercah harapanku.

‘Tok tok tok’

Aku mengetuk pintu dengan perasaan gelisah.

‘Ceklekk’ 

Pintu terbuka. Terlihat seorang wanita paruh baya tengah berdiri di ambang pintu dan terlihat juga sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

“Selamat siang tante,” sapaku ramah.

“Siang Sashaa.. Ada apa? Tumben kesini..” jawab dan tanya tante Rike, mama dari Andika. Yaa.. Semenjak Andika menghilang, aku menjadi jarang berkunjung ke rumah tante Rike.

“Emm.. Andika nya ada tan? Aku ingin bertemu dengannya tan,” ucapku. Senyumku tak lepas dari bibir mungilku.

Tante Rike kaget. Tubuhnya terhuyung ke samping. Beruntung aku masih bisa memegangi tubuh tante Rike. Aku heran dengan tante Rike, kenapa beliau begitu kaget saat aku bertanya tentang Iqbaal. Apa ada yang salah dengan pertanyaanku? Kurasa tidak..

Aku menuntun tante Rike menuju sofa di ruang tamu miliknya. Aku mendudukkan tante Rike dan segera berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.

“Tante, ini diminum dulu,” ucapku menyodorkan gelas berisi air putih ke hadapan tante Rike. Tante Rike segera meneguk air putih yang berada di dalam gelas itu. Wajahnya terlihat pucat, sedih, gelisah, dan takut.

“Tan, tante kenapa?” tanyaku ragu-ragu. Tante Rike menggeleng pelan, matanya menerawang jauh ke depan.

“Tante sakit?” tanyaku lagi, tante Rike masih menggeleng.

“Apa ada yang salah dengan pertanyaanku tadi?” tanyaku dan mendapat gerakan yang sama seperti tadi.

“Tante, please jawab pertanyaanku tan.. Apa ini ada hubungannya sama Andika? Hingga tante seperti ini?” tanyaku dengan air mata yang sudah kelur dari kelopak mataku. 

Tante Rike menoleh ke arahku dan menarik nafasnya. Lalu ia menghapus air mataku yang meluncur bebas di pipiku.

“Kamu mencari Andika ya?” tanya tante Rike lembut. Aku mengangguk. 

“Kamu menyayangi Andika?” Aku mengangguk lagi. Tante Rike mengambil nafas lagi lalu membuangnya dengan perlahan.

“Mungkin udah saatnya kamu tahu, Sasha..” ucap tante Rike.

Tahu? Tahu tentang apa? Memang ada rahasia apa yang tante Rike sembuhnyikan dariku?

“Tahu tentang apa tante?” 

“Andika, (namakamu)..” ucap tante Rike dengan senyuman tipisnya.

“Andika?? Andika kenapa tante??” tanyaku cepat.

“Andika.. Dia... Diaa.. udah pergi, Sasha..” ucap tante Rike pelan, sebulir air mata meluncur di pipinya.

“Pergi? Pergi kemana tan?” tanyaku yang masih bingung.

“Pergi jauh sayang.. Andika udah pergi kembali ke penciptanya..” jawab tante Rike dengan isakannya.

“Maksud tante, Andika....” ucapku menggantungkan kalimatku. Aku sudah tak mampu untuk melanjutkan ucapanku. Perlahan namun pasti, air mataku pun mengalir dengan bebas membasahi pipiku.

“Sasha, jangan sedih sayangg..” tante Rike memelukku erat.

“Tapi tan, kemarin aku masih bermain bersam Andika tan..” ucapku terisak.

“Enggak sayang, Andika udah gak ada sejak enam bulan yang lalu.. Kamu ingetkan waktu sehari sebelum Andika menghilang.. Setelah Andika nganterin kamu, dia pulang kerumah.. Tapi na’as, Andika melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata dan dia gak tahu kalo didepannya ada truck.. Andika udah gak bisa ngelak lagi.. Andika segera di bawa ke rumah sakit, tapi dia gak bisa bertahan lama. Andika menitip pesan pada tante, agar tante gak ngasih tahu ke kamu soal kecelakaan itu dan gak ngasih tahu kalo ia nanti udah gak ada di dunia ini lagi. Andika juga bilang pada tante , kalo Andika sayang banget sama kamuu.. Andika gak ingin kamu sedih.. Andika ingin melihatmu bahagia dan tersenyum..”

“Kenapa tante gak bilang dari awal tan? Dan kenapa orang-orang di sekitarku seakan-akan gak tahu tan?” tanyaku masih terisak.

“Itu semua karna permintaan Andika sayang..”

“Tan, selama seminggu ini aku bertemu Andika.. Dia benar-benar nyata tan..” ucapku.

“Tenanglah Sasha, mungkin Andika gak ingin kamu sedih terus menerus.. Kamu bisa kan ikhlasin Andika??” tanya tante Rike padaku.

Aku mengangguk pelan, tanpa ku sadari, bayangan Andika tersenyum ke arahku dan tante Rike. Lalu bayangan itu menghilang dengan perlahan.

Mungkin dunia kita berbeda, 
Tapi, hati kita tetap selalu bersama..
Hanya ketulusan hatilah kita bisa menyayangi orang tersebut..
Hanya karna cintalah kita bisa merasakan kerinduan..
Hanya hatilah yang mampu mempertahankan ketulusan cinta kita,
Jika kita selalu pada satu hati, dan tidak berda pada dua hati atau lebih..
Itulah arti dari Kesetiaan dan Ketulusan..

TAMAT

Tentang Penulis:
Nama : Ayu Indarti
Umur : 15 tahun
Askot : Boyolali, Jawa Tengah
Cita-cita : Penulis
Facebook : Ayu Indartii
Twitter : @_Indarti_
Never Give Up!!!

Cerita Terkait

Cerita Sedih: Just Imagination By Ayu Indarti
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE