Cerita Pesahabatan: Trapped By Sandi Salma

Ads:
CERITA PESAHABATAN: TRAPPED 
Penulis: Sandi Salma

Namaku Willy Brian Haner, umurku 21 tahun, aku mahasiswa teknik mesin di ITB, aku termasuk orang yang memiliki IQ di atas rata-rata. Hari ini seperti biasa aku bangun jam 8 pagi dan bersiap untuk pergi kuliah, turun dari kamar aku lansung menyambar roti lapis yang telah disiapkan dan lansung pergi sampai lupa pamit.

Sampai di kelas aku langsung mengeluarkan buku, bukan buku yang sesuai sama mata kuliah tapi buku catatan yang coret moret tentang rancangan dari eksperimen yang sedang aku kerjakan bersama dua orang teman yaitu, Diana dan Johan.
“Gimana perkembangan mission impossible kita ini?” sapa Johan yang sudah duduk disebelahku.
“semua beres” jawabku cuek.
“jadi kita bisa mencobanya nanti malam?” desak Johan padaku.
“emangnya kamu mau jadi kelinci percobaannya?” sambil memasukan kembali buku rancangan eksperimen yang disebut mission impossible oleh Johan tersebut.
“hey, ini misi kita bertiga, jangan lupakan aku dong” sela Diana yang duduk didepan kami.
“tenang saja, aku pasti ngk kan lupain kamu kok sayang” jawab Johan menggoda.

Tiba-tiba terdengar suara aneh yg bikin kami bertiga kaget, suara itu dari dosen kami yg sedang mengajar, dosen kami ini termasuk dosen killer yg ganas, namanya pak Roni, postur tubuhnya saja sudah menggambarkan ke garangannya, tubuhnya besar, berjambang dan memiliki tangan yg kekar.

Akhirnya kuliah yg menegangkan itu selesai, lalu kami bertiga pergi ke kantin untuk makan siang.
“Jadi, apa yg ingin kalian katakan padaku?” pancing Diana.
“soal apa? Perasaanku padamu?” sela Johan sambil tersenyum manis seperti bayi yg sedang dihibur.
“kita akan menyelesaikannya nanti malam” jawabku dengan nada serius.
“akhirnya… It’s show time!!” kata Diana girang, “nanti malam kan? Jadi aku harus kabur lagi lewat jendela, huh merepotkan sekali tinggal sama orang tua super posesif”.
“tenang saja, aku akan selalu ada buatmu darling” jawab Johan sambil mengedipkan mata kepada Diana.
“oke, aku dan Johan bakal nunggu di depan jendela kamar kamu jam 9 malam” kataku sambil berdiri dan mengemaskan barang-barangku. “aku pergi dulu, masih ada kuliah nih, see ya!”
“oke jam 9, see ya!” jawab Diana setuju.
Ohh iya, mission impossible yang dimaksud Johan itu adalah menciptakan mesin teleportasi, bisa memindahkan seseorang ketempat yg ditentukan dalam radius 25Km, mustahil ya? Maka Johan sebut itu impossible.

Sekarang sudah jam 9 malam, dan akupun pergi menemui Johan yg menunggu di perempatan dekat rumah kami dan kamipun hanya perlu berjalan kaki ke rumah Diana, ternyata Johan membawa adiknya Daniel, Daniel 2 tahun lebih muda dari kami, tapi dia memiliki tubuh yg lebih tinggi dari Johan, dan wajah yang gagah, lebih gagah dari kakaknya Johan.

Sampai di rumah Diana, kami menunggu sekitar 15 menit di dekat jendela kamar Diana, tempat yg telah dijanjikan, dan akhirnya Diana keluar dari kamarnya lewat jendela yg kami tunggui, kami lansung pergi mengendap-endap menuju laboratorium kami bertiga, sesampai disana aku lansung membagi tugas yg akan kami kerjakan.

Jarum jam di laboratorium menunjukan hari jam 2 pagi, kami telah menyelesaikan eksperimen kami tersebut.
“akhirnya… inilah ciptaan kita! MaTeInci!” kata johan girang.
“MaTeInci?” Tanya Diana heran.
“Mesin Teleportasi Dalam Kota” jawab Johan sambil tertawa terbahak-bahak.
“terselahlah apa namanya, sekarang siapa yg mau mencoba terlebih dahulu?” selaku.
“aku!” jawab Daniel yg dari tadi cuma duduk diam di pojok ruangan mendengarkan ocehan kakaknya.
“kamu berani? Aku nggk punya jaminan lho” tanyaku ke Daniel.
“aku yakin, kita kan sudah mencobakannya tadi menggunakan sebuah buku, dan buku itupun berpindah tempat ketempat yg kita tentukan” jawab Daniel. Raut wajah Daniel memang terlihat tampak yakin dan serius untuk mencobanya, dan memang kami sudah melakukan percobaan terhadap sebuah buku. akupun meminta izin Johan dan Johan pun setuju.
“kamu mau dipindahkan kemana?” tanyaku pada Daniel.
“aku mau pulang, pindahkan aku lansung kekamarku” jawab Daniel tersenyum.
“oke, silahkan masuk ke box itu dan jangan bergerak” perintahku.

Kami pun mulai melakukan percobaannya, aku menentukan koordinasi letak kamar Daniel, lalu akupun memencet tombol pengirimnya dan mesin itupun mulai bekerja, Daniel yg awalnya berada didalam box mesin teleport itupun sudah tidak ada lagi.
“aku akan pulang dan menemui Daniel disana” kata Johan tergesa-gesa.
“kami akan menunggu disini, kabari kami hasilnya secepatnya” kataku sesaat sebelum Johan pergi.
“bagaimana kalau kita gagal?” Tanya Diana setelah Johan pergi. “kemana akan kita cari?”.
“pertanyaan yg bagus, sampai sekarang aku masih memikirkan jawabannya” jawabku dengan nada cemas.
“jadi kamu tidak tau cara mengantisipasinya?” bentak Diana.
“yang jelas kita tunggu aja hasilnya”jawabku asal.

Cerita Pesahabatan: Trapped By Sandi Salma

Cerita Persahabatan Lainnya: Kumpulan Cerita Persahabatan

20 menit kami menunggu, kami mendengar suara orang berlari, ternyata itu Johan.
“dia nggk ada dikamarnya!! Aku sudah mencoba menghubungi hp-nya tapi nggk aktif” teriak Johan.
Akupun lansung terbangun dari tempat duduk, kaget sama kabar tersebut
“apa?! Lalu dimana Daniel?” Tanya Diana khawatir. “Willy, tolong jelaskan!!”
“aku juga nggk ngerti, brarti dia masih terhenti di dimensi pembatas waktu” jawabku bingung.
“apa maksudnya itu? Dimana kita bisa menemukannya?” desak Johan dengan wajah yg menggambarkan kekhawatiran dan amarah.
“jadi dia terkunci?” sela Diana dengan wajah pucat.
“ya dia terkunci, lebih tepatnya ‘terjebak’ di dimensi lain yg waktunya tidak bergerak, kita akan mencari cara untuk mengeluarkannya”jawabku tenang.
“masalah kita sekarang, gimana cara mengembalikan Daniel?” Tanya Diana yg berusaha bersikap tenang.
“mungkin kita bisa mengembalikannya”jawabku. “mungkin ada yg salah dengan mesin ini, menurutku daya transfernya masih kurang, ukuran tubuh Daniel berbeda dengan ukuran buku yg berhasil kita pindahkan tadi, jadi itulah yg menjadi kendala kita, spertinya begitu. Jadi kita akan menambah daya transfernya tanpa mematikan mesin, karna jika mesin mati dia pasti lenyap” jelasku.

Daasshh.. pukulan Johan tepat mengenai mata sebelah kiriku. “kamu tau apa masalahnya, tapi kenapa kamu tetap melakukan percobaan ini kepada adikku?” amarah Johan pun meluap-luap.
“heyy.. santai dong, aku baru menyadarinya! Lagipula adikmu sendiri yg ingin jadi bahan percobaan dan kamu menyetujuinya” akupun mulai terpancing emosi.
“jangan kayak anak kecil gini dong” bentak Diana. “ini eksperimen kita, jadi ini masalah kita, jangan saling menyalahkan begini”
“aku nggk peduli, pokoknya kamu harus mengembalikan adikku bagaimanapun caranya atau nyawamu dan semua orang yg kamu kenal akan terancam!” gertak Johan dengan serius.

Johan pun pergi meninggalkan kami. Aku terduduk lesu memikirkan masalah ini dan Diana menenangkanku sambil mengelus-elus pundakku.

Keesokan paginya Diana pun pulang tapi aku masih tetap di laboratorium dan memikirkan jalan keluar dari masalah ini. Satu minggu pun berlalu dan aku masih tetap dilaboratorium untuk memperbaiki mesin teleportasi tersebut, setiap sore Diana datang menemaniku dan pulang jam 8 malam, tapi Johan nggk pernah datang ke laboratorium, Diana bilang Johan juga nggk pernah ke kampus, Diana pun menyarankan aku untuk mendatangi Johan ke rumahnya.

Besoknya akupun pergi kerumah Johan dengan ditemani Diana, sampai disana kami bertemu ibu Johan yg sudah cukup tua tetapi masih terlihat kuat. Namanya ibu July.
“Permisi bu, johan nya ada?” tanyaku pada bu july
“johan dan Daniel belum pulang dari seminggu yg lalu, tenang saja mereka pasti balik kok, ibu tau kamu anak yg pandai Willy” jawab ibu july sabil tersenyum.
“begitu ya bu.. ya sudahlah kalau begitu, kami akan mencari mereka, kami pamit dulu bu” kataku pada bu july.

Perkataan ibu july tadi masih terfikirkan olehku, aneh rasanya… dia seperti tau apa yg terjadi semuanya. Apa johan menceritakannya? Tidak mungkin, dia kan belum pulang-pulang.
“jadi, malam itu Johan tidak pulang dan nggk pernah pulang sampai sekarang” kata Diana sesaat setelah kami meninggalkan rumah Johan.
“Daniel menghilang, dan Johan pun juga ikut menghilang, masalah kita bertambah” kataku dengan wajah bingung. “kita harus mencari Johan, kita akan mengembalikan Daniel bersama, Johan harus ada ketika Daniel kembali”.

Aku dan Diana lansung mencari Johan, jam 9 malam akhirnya kami menemukan Johan disebuah rumah kosong di pinggir kota, rumah itu adalah rumah Johan sebelum keluarga mereka pindah kerumahnya yg sekarang.
“aku menyesal Jo”. Kataku lansung ketika bertemu Johan.
“Lebih baik kalian pergi” Johan memalingkan muka.
“astaga Johan… tangan kamu kenapa?” Tanya Diana dengan wajah pucat melihat tangan kanan Johan yg terluka di bagian jari-jarinya
“ini bukan urusanmu na, mau apa kalian kemari?” Tanya Johan yg mulai menatapku dengan tatapan yg tajam. Tapi aku tetap tak menyurutkan tekatku, aku harus mendapat maaf darinya, itulah tujuanku.
“aku benar-benar minta maaf Jo, dan aku butuh bantuanmu, aku bersumpah akan membawa adikmu kembali tapi aku butuh bantuanmu, juga krn ini proyek kita, aku nggk bakal mampu walaupun dibantu Diana. Bersama kita bakal bawa Daniel pulang Jo, kamulah orang pertama yg bakal melihat Daniel kembali, kamu harus ada ketika Daniel kembali Jo”
“kalian tahu kenapa aku disini?” wajah Johan terlihat murung, terpancar jelas ketika cahaya samar samar dari jendela menggambarkan kesedihannya. “itu karna aku malu sama semua orang, aku malu karna sudah bertengkar dengan kalian, terutama dengan kamu wil, bahkan aku menghukum tanganku yg telah memukulmu ini” mendengar perkataan Johan itu kami berdua jadi terdiam dan terharu mendengarnya.
“sekali lagi aku minta maaf Jo, sehebat apapun aku, sepintar apapun aku, aku tetap membutuhkan teman. Yaa… sahabat satu jalan, aku butuh kalian berdua, aku butuh kamu sobat”.

Akhirnya Johan memelukku dan dia juga minta maaf atas emosi yg tidak bisa dikontrolnya, begitu katanya dan akhirnya kami pun bersama pergi ke laboratorium untuk mengembalikan Daniel, kami nggk peduli lagi proyek ini berhasil atau tidak, yg penting Daniel kembali dengan selamat.

3 hari kami di laboratorium dan akhirnya kami selesai memperbaikinya, yaaa bisa dibilang begitu walau belum mencobanya.

Kamipun lansung mencoba mesin tersebut, tapi tidak terjadi apa-apa, 30menit kami terdiam menunggu reaksi mesin tersebut, lalu kami mendengar langkah orang dari luar, orang tersebut mulai membuka pintu dan masuk. Ternyata orang tersebut adalah Daniel, dan Johan pun bersorak girang.
“hey, tadi aku lihat jam dirumah sudah jam 5 sore, memangnya butuh berapa jam mesin itu memindahkan aku?” Tanya Daniel dengan wajah polos.
Kami bertigapun terdiam dan saling memandang satu sama lain dan akhirnya kami bertiga tertawa terbahak bahak.
“sekarang giliranku….

End

Tentang Penulis:
Nama : sandy selma
Ttl : padang, 5 maret 1996
Pekerjaan : mahasiswa sastra inggris unand
Hoby : menulis
Facebook : matthewhaner

Cerita Terkait

Cerita Pesahabatan: Trapped By Sandi Salma
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE