Cerita Cinta: Tak Perlu Memendam By Nevi Nurmalasari

Ads:
CERITA CINTA: TAK PERLU MEMENDAM 
Penulis: Nevi Nurmalasari

Endi memanggil dan menepuk pundak Dina, ketika Dina sedang menyiapkan sarapannya sebelum berangkat sekolah. Dina telonjak kaget, lalu membalikan tubuhnya menghadap pria yang menepuk pundaknya tadi. “Tak bisakah kau bersikap sopan sedikit ha ?”.sindir Dina kepada Endi.

Endi hanya membalas dengan senyumannya yang membuat gadis –gadis meleleh, kecuali Dina. Karena mereka selalu bersama dari kecil, sehingga Dina tidak tergoda dengan senyum nakal itu. Dina hanya mengangkat alis dan berlalu ke meja makan.
“Oya Din, ngomong – ngomong kau menyiapkan sarapan apa hari ini untuk kita ?”,Tanya Endi sambil menengok ke atas meja.
“Heh ?, apa kau bilang ?, sarapan kita ?, aku hanya membuat sarapan untukku sendiri !” , sahut Dina sambil melototkan matanya kepada Endi.
“Ayolah Din, buatkan satu lagi, selagi ada waktu 15 menit lagi”, bujuk Endi.
“Huh, kau ini, tak bisakah kau tidak menggangguku”, timpal Dina.“Baiklah aku siapkan roti untukmu”,lanjut Dina.

Endi dan Dina selalu berangkat sekolah bersama , Karena mereka berdua bersahabat dari kecil. Orang tua mereka juga berteman baik.Tetapi karena sering tugas keluar negeri sehingga susah untuk bertemu.
Dina dan Endi berjalan dilorong sekolahnya menuju kelas mereka,seperti biasa semua murid yang sedang beraktifitas meninggalkan aktifitasnya sebentar melihat ketampanan dan kecantikan dua manusia ini. Dina memiliki wajah seperti orang barat tetapi masih ada sekilas darah Indonesia di tubuhya, sedangkan Endi campuran barat dan timur, yang membuatnya begitu tampan.

Cerita Cinta: Tak Perlu Memendam By Nevi Nurmalasari

Cerita Cinta Lainnya: Kumpulan Cerita Cinta

Dina yang memiliki sifat yang ramah dan baik membalas dengan senyum , murid yang menyapanya.Sedangkan Endi bersifat dingin dan misterius, dia mengabaikan sekelilingnya dan tidk peduli apa yang terjadi selagi tidak mengganggu ketenangannya dan Dina. Endi sangat menjaga Dina,hanya kepada Dina sikapnya itu berubah manis dan lembut. Ketika mereka kecil dulu, Endi pernah menakuti Dina dengan ular, sehingga Dina lari ketakutan, dan tidak menyangka kecelakaan itu terjadi, ketika Dina berlari keluar pagar rumah Endi, sebuah mobil menabrak Dina, Dina sempat koma beberapa hari, tetapi untunglah dia cepat sadar dan bersemangat memulihkan keaadaannya. Endi berjanji kepada orang tuanya dan orang tua Dina akan selalu menjaga Dina dan tidak akan membiarkannya terluka lagi, dengan tampang lugunya berjanji dengan serius.Ternyata Endi memegang janjinya sampai mereka beranjak dewasa. Dina sempat kesal denga perlakukan protektif Endi, karena laki-laki tidak berani mendkatinya mengingat Dina selalu di dekat Endi,dan Endipun menghalangi laki-laki yang mendekati Dina.

“Selamat pagi semuanya”,sapa bu Reno (guru bahasa Indonesia) membuat murid terkejut lalu merapikan duduk mereka karena tadi asik menggosip.
“Pagi ini kalian kedatangan teman baru”, sambungnya, lalu memanggil murid baru itu.
Gadis itu terlihat cantik dengan rambut terurai sebahu, hidung mancung, denga bibir Pink yang menggoda. Kelas ricuh sedikit karena murid laki-laki pada sibuk menggoda dan bersiul, bu Reno hanya tersenyum, karena memahami, murid-muridnya yang nakal itu.
“silahkan perkenalkan dirimu, Nesya !”, perintah Bu Reno kepada Nesya.
Nesya lalu memperkenalkan dirinya . Murid cewek tampak tak peduli dan kecewa,karena murid baru itu bukan cowok keren, malah cewek yang akan menambah pesaing mereka untuk mendapatkan cowok keren.Tapi Dina tampak memperhatikan ,Endi yang biasanya tak peduli sekelilingnya juga ikut mendengarkan sekilas.
Dikantin sekolah
“Kau mau pesan apa ?”, Tanya Endi.
“aku makan soto saja”,jawab Dina.
“Ok, kau tunggu disini , aku akan memesankannya”, balas Endi.

Dina mengangguk, dan melanjutkan memainkan gadgetnya. Disisi lain Nesya celingukan mencari tempat duduk dikantin yang ramai itu, lalu dia melihat Dina duduk sendiri di tempat bagian ujung kantin, Nesya berjalan menuju meja Dina, lalu denga ramah di menyapa Dina dan meminta izin untuk duduk di depannya.Awalnya Dina sedikit ragu, mengingat sifat Endi yang dingin, Dina takut nanti Nesya akan diusir,karena ketenangannya terganggu, tapi akhirnya memutuskan mempersilahkan Nesya duduk .
“Din sotonya habis, kau pesan yang lain saja ya ?”,kata Endi sambil memegang bahu Dina.
“Aku minum jus jeruk saja, aku sudah tak nafsu lagi, kau lama sekali”,jawab Dina.
“Hei, apa kau tak lihat berapa banyak umat manusia disana ?”, balas Endi sambil memutarkan kepala Dina menghadap tempat dia memesan tadi.

Nesya tesnyum geli, melihat pertengkaran yang romantis itu.Lalu Endi menatap Nesya dengan dingin.”Kenapa kau duduk disini ?”bentak Endi, Nesya langsung pucat pasi.
“aku yang menyuruhnya disini, mau apa kau ?” bela Dina sambil megang tangan Nesya yang gemeteran.”ta usah takut Nesya, dia memang begitu, sebenarnya dia baik kok”, bujuk Dina. Endi berlalu pergi, untuk memesan jus dan makanannya,dan menatap Kesya tidak suka.
Sudah seminggu Kesya dan Dina menjadi teman dekat, dari membuat tugas sampai belanja pun mereka bersama.Walaupun dalam hal belanja Endi tidak mau ikut, tetapi dia tetap menjaga Dina.
“Din, kau dan Endi pacaran ?”,Tanya Kesya disela makannya. Mereka makan di CafĂ© dekat salah satu Mall di Jakarta. Dina hanya terkejut sesaat, lalu denga santai menjawab, “tidak, kami hanya sahabatan dari kecil”.Hati Kesya merasa lega. “hmm, kau menyukainya ya ?”,tebak Dina. Kesya merasa mukanya merah karena malu. Dina merasa tabakannya benar, lalu dia memutuskan untuk membantu Kesya dekat dengan Endi.

Setelah beberapa hari membujuk Endi untuk bersikap baik kepada Nesya akhirnya berhasil juga, Endi dan Nesya dekat. Tetapi Dina merasakan ada yang hilang di hidupnya.Lama kelamaan perasaan itu terus merasukinya ketika melihat Endi dan Nesya semakin dekat, tetapi Dina tetap terlihat santai.
“Kadang ketika dia dekat perasaan ini biasa saja, tapi kenapa setelah dia menjauh baru perasaan cinta ini muncul” .Dina mengeluh dalam hati.
“Semangat Dina, kau akan bisa memendam perasaan ini, bukankah kau yang menyutakan mereka, jadi kau harus terima resikonya. Kau harus senang melihat sahabat kau bahagia”, gumam Dina pada dirinya sendiri.
“Din, buka pintunya!”, suara mama terdengar dari balik pintu kamarnya.
“Iya ma”, sahut Dina sambil membuka pintu.
“Ada hal penting yang ingin kami sampaikan padamu “, sambung mama.

Dina tak membantah, dia mengikuti mamanya menuju ruan tamu. Disana sudah berada orang tua Endi dan Endi, Dina sedikit terkejut. “Sini duduk sayang “, kata papa Dina. Dina menurut lalu duduk diantara Papa dan mamanya.
“Papa dan mama beserta orang tua Endi berencana mengadakan pertunangan kamu dengan Endi, mengingat kamu sudah di jodohkan dari kecil”, Unkap papa secara langsung.
“tunangan ?, dijodohkan?”, Dina semakin terkejut atas ucapan papanya. 
“kenapa papa tidak menceritakan sebelumnya ?”, Tanya Dina. 
“Bukankah kalian berdua sudah dekat ?”, Tanya Papa sambil melirik Endi dan Dina bergantian .

Dina tidak menjawab , dia meminta izin dan berlari menuju tersa belakang rumahnya, lalu Endi juga meminta izin ingin menyusul Dina dan meninggalkan orang tua mereka yang kebingungan melihat putra putri mereka.
Diteras belakang
“kenapa kau lari ?, tidak maukah kau bertunangan denganku ?”, Tanya Endi.

Dina membalikan Badan menghadap Endi.”kenapa ?, kau tidak pernah bilang cinta padaku, dan kau juga sedang berpacaran dengan Nesya kan ?”,Dina kembali bertanya.
“Hei , siapa yang pacaran dengan Nesya, memang dulu dia sempat menyatakan cinta kepadaku, tapi aku sudah menjelaskan bahwa aku mencintaimu, tapi aku takut menyampaikannya, kalau masalah perjodohan itu aku juga tidak tau”, jelas Endi dengan jujur. Dina hanya menatap Endi terpaku. 
“Aku mencintaimu Dina, maukah kau bertunangan denganku lalu setelah kita menamatkan kuliah aku akan segera melamarmu untu menjadi istriku”, ungkap Endi sambil berlutut dan membuka kotak kecil yang berisi cincin .

Dina berfikir sejenak lalu mengangguk , Endi langsung memeluknya. ” Ternyata cinta ini tidak punyaku sendiri, ada orang yang membalasnya, jadi aku tidak perlu memendam perasaanku”, Batin Dina sambil tersenyum dalam pelukan Endi.

End

Tentang Penulis:
Nama : Nevi Nurmalasari
Tempat dan tanggal lahir : Padang, 30 mei 1995
Mahasiswa Universitas Andalas jurusan Matematika

Cerita Terkait

Cerita Cinta: Tak Perlu Memendam By Nevi Nurmalasari
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE