Cerita Cinta: Kekasih Sejatiku By Anes Setianingsih

Ads:
CERITA CINTA: KEKASIH SEJATIKU 
Penulis: Anes Setianingsih

Pagi ini aku harus berangkat kuliah karena akan ada jam kuliah pukul 8 pagi. Aku bergegas mengambil handuk dan segera mandi. Meskipun mengantuk masih menyelimuti mataku tetapi aku harus semangat karena ada gadis pujaan hatiku yang telah menunggu. Setelah selesai persiapan aku segera menuju ruang makan. Disana sudah ada ayah dan ibuku yang telah menungguku untuk sarapan pgi bersama.
“pagi ma..pa”. sapaku padanya.
“pagi juga nak.. sini sarapan dulu”. Ajaknya padaku.
“iya ma.. “

Mereka memang baik, sangat sayang denganku. Aku takkan pernah mengecewakan mereka yang bersusah payah untuk menyekolahkanku agar aku menjadi orang yang lebih baik melebihi mereka. Aku duduk di samping ayah yang dari tadi terus melahap roti yang di sediakan oleh bi Ijah. Mungkin ayah sangat lapar karena tadi malam tidak ikut makan malam bersama kami karena belia sedang berada dikantor. Setelah selesai sarapan, aku langsung on the way ke kampus menaiki motor gede ku. Merk yang sangat terkenal dimasa kini, berwarna merah yang sangat aku suka. Hadiah ulang tahunku yang di kasih oleh ayahku. 

Sesampainya di kampus aku memarkirkan motorku dekat dengan kantin kampus. Baru sebentar aku duduk, tiba-tiba hpku bunyi. Ternyata ada sms dari pacarku. “Galih.. kamu bisa jemput aku nggak ?” tanyanya padaku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera on the way ke rumahnya.

Sesampai dirumahnya, aku segera mengetuk pintunya. Ternyata ibunya yang membukkan pintu.
“ehh nak Galih, mau jemput Anggun ya ? sini masuk dulu. Nunggu didalam aja. Anggunya lagi siap-siap tuh di kamar.” Ajaknya kepadaku. 
“iya tante makasih, saya tunggu di luar saja tante.” Jawabku yang sedikit agak malu-malu. 
“oyaudah nak Galih, tante tingga dulu ya ?
“oh ya tante..”.

Aku pun duduk sambil menunggu anggun di depan rumahnya. Kursi yang sederhana yang cukup banyak mempunyai kenanagan. Karena untuk pertama kalinya aku mengungkapkan isi hatiku kepada Anggun tepat dimalam minggu dan di kursi yang kini ku duduki. Tak lama kemudian, Anggun keluar rumah dan menemuiku. Aku sedikit tertegun yang tak bisa aku mengucapkan satu patah kata karena saking cantiknya pacarku ini. Memakai baju pink dan celana warna coklat yang sangat ku sukai saat ia memakai pakaian itu. 
“ayo Galih berangkat.. malah ngelamun ?” sergapnya padaku
“oh eh iya sayangku.. ayok “. Aku sedikit agak kaget dari sedikit lamunanku. Setelah berpamitan dengan orang tuanya Anggun, aku segera meluncur kekampus karena waktu talah menunjukkan pukul 07.30 WIB. Sewaktu aku menyalakan mesin motorku, Anggun masih malu-malu untuk mendekap pinggangku.
“sayank.. kalo naik motor itu harus pegangan ama sopirnya, biar nggak jatuh”. Candaku padanya.
“ih kata siapa itu ? jawabnya dengan sedikit bingung.
“ya kataku donk sayangku. Gini lho.. “. Aku meraih tangan Anggun untuk mendekap di pinggangku. Karena aku tak mau terjadi apa-apa dangan Anggun dengan dia tak berpegangan. Dalam hati tak lupa aku bersyukur kepada Tuhan. Tuhan, terimakasih untuk waktu yang engkau berikan kepadaku. Saat ini aku tengah merasakan kebahagiaan bersama bidadari kecilku yang sangat aku sayangi. Aku berjanji kepada engkau Tuhan, aku akan selalu menjaganya dengan baik. 

Setelah sampai di kampus, aku segera memakirkan sepeda motorku di tempat yang lain karena tempat parkirku yng tadi sudah jadi tempat parkir mahasiswa lain. Berjalan menuju kelas, tak lupa pula aku bercandaan sedikit dengan bidadariku yang cantik. Memuji kecantikkanya hari ini, dan dia sedikit tersanjung. Sambil senyum kecil dan sedikit mencubit karena aku terlalu menggombal. Hari ini banyak jam kosong, jadi aku menyempatkan waktu luang ini untuk jalan-jalan dengan peri kecilku. 
“sayang,, ke taman yuk ? cari makan.. laper kan kamu ?” ajakku padanya.
“eemm mau nggak ya ? boleh deh.. tapi kamu yang nraktir ya ?” candanya yang sangat membuatku merasa jatuh hati dan ingin memeluknya. Tak lupa juga aku mencubit hidungnya yang sedikit agak mancung.

Cerita Cinta: Kekasih Sejatiku By Anes Setianingsih

Cerita Cinta Lainnya: Kumpulan Cerita Cinta

Diperjalan, kami bercanda tawa sambil menikmati siang hari yang amat sangat panas teriknya. Tetapi sebelum berangkat, aku memakaikan jaketku ke Anggun agar dia tidak kepanasan. Hari ini sangat mengesankan untukku. Dia yang cantik, baik, sopan, dewasa, cerdas dan aku kagum akn semua itu. Mungkin aku adalah cowok yang paling beruntung di kampusku karena akulah pemenangnya kompetisi itu. Cewek cantik yang menjadi idaman cowok-cowok di kampusku. Yang kini menjadi kekasih terbaikku. Yang selalu membuat aku semangat. Aku sayang Anggun Tuhan, bisikku dalam hati. 

Kami duduk di bawah pohon yang agak sedikit rindang, karena dimana-mana penuh dengan pengunjung taman yang hanya sekedar untuk pacaran atau hanya sekedar nongkrong-nongkrong biasa. Aku segera memesan makan dan minum yang tak jauh dari tempat dudukku. Aku memandang Anggun.
“iihh Galih.. jangan ngliatin kayak gitu .. aku kan malu. Di liatin banyak orang tuh.. “ dengan manja dia memegang pipiku dua-duanya dan memalingkan ke arah lain agar dia tak melihat wajahku lagi. Aku sedikit tertawa kecil sambil mencubit hidungnya. Segera kutarik tangannya dan kini yang tertinggal hanya muka kami yang berdekatan, sangat dekat. Saling menatap satu sama lain. Aku melihat matanya yang indah, sungguh indah. Seperti ada pelangi yang mewarnai kedua bola matanya.
“aku sayang banget sama kamu Nggun, aku janji aku nggak akan ninggalin kamu. Aku akan jagain kamu untuk hari ini, esok, dan selamanya.. aku janji “ kataku yang sedikit serius dengan Anggun.
“aku juga sayang sama kamu Galih. Janji ya buat jagain aku. Jangan tinggalin aku” jawab nya penuh arti. 

Ku kecup kening Anggun, sebagai tanda aku takkn pernah mengingkari janji itu. Tak lama kemudian datang makanan yang sudah kami pesan tadi. Siomay yang menjadi makan favoritnya Anggun dan es Teh yang melengkapi makan siang kami itu. 

Hari pun terus berganti, semakin erat hubungan kita berdua. Semakin aku menyayanginya dengan baik. Tibalah hari ini, hari sabtu. Kampus libur dan di rumah takada kerjaan pula. Papa dan mama masih di kantor, di rumah hanya ada Bi Ijah yang sedang beres-beres rumah. Aku mencari handphone ku yang dari tadi hilang entah kemana, ternyata sembunyi di bawah bantal. Aku segera mencari dial nomer badadari kecilku dan segera aku sms dia. Karena pagi ini dia sibuk harus membantu ibunya membereskan rumah. Pesan sms ku yang bebunyi : “pagi sayangku, met aktivitas ya. Nanti kalo udah beres-beresnya aku mau nelpon kamu. Ok sayangku ? emuacchh “ tak banyak kata yang aku tulis untuknya. Itu hanya sekedar ucapan bahwa aku tak pernah lupa dengannya setelah aku terbangun nanti.

Sekitar pukul 11 siang, dia membalas sms ku bahwa dia telah selesai dengan pekerjaan rumahnya. Aku segera meleponnya. 
“hallo.. “ ucapnya padaku.
“ hallo sayangku.. met pagi. Udah sarapan belum ? terus udah mandi juga ?? 
“huuu emangnya kamu yang nggak pernah mandi.. aku udah sarapan kok lih..” jawabnya ketus
“eemm bagus deh.. oh ya yank.. entar malem keluar yuk ? aku mau ngajak kamu ketempat yang paling indah.”
“dimana itu ? boleh nggak ya ama ayah juga ibu ? Tanyanya yag sedikit agak ragu
“udah.. biar aku aja yang ngomong. Juga’an aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu. Suerrr “
“emm ya udah deh.. entar malem kesini ya ? 

Pembicaraan masih berlanjut hingga pukul 12 siang. Aku istirahat sebentar karena capek 1 minggu full harus di hadapkan dengan matakuliah yang sangatt super duper bikin capek otak. 
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Aku segera pamit dengan mama papa bahwa malam ini aku akan jalan dengan Anggun, kekasihku yang sekaligus nanti akn menjadi calon istriku. Setelah bersalaman dengan mereka, aku segera meluncur kerumah Anggun. 

Sepertinya diruang tamu ada Ayah dan juga Ibunya Anggun. Aku permisi dan disambut begitu hangat dengan keluarga Anggun. Aku duduk di dekat Ayahnya Anggun, om Rio. Kami ngobrol sebentar dan juga aku meminta izin kepada mereka bahwa malam ini aku ingin mengajak Anggun jalan-jalan ke Taman. Tak terduga sebelumnya aku mendaopat persetujuan dari beliau. Betapa senangnya aku dengan kabaikan mereka yang telah memepercayaiku sebagai seorang kekasih yang baik. Aku takkan menyia-nyiakan kepercayaan mereka. Aku dan Anggun pun segera berangkat, agar pulangnya nanti tidak larut malam. 

Setelah sampai di tempat tujuan, Anggun segera turun dari motor dan bergegas melihat-lihat keadaan sekitar. Sebuah taman kecil yang telah ku persiapkan jauh-jauh hari hanya ingin membuat Anggun bahagia. Tak sia-sia aku merangkai itu semua, Anggun sangat bahagia dengan kejutan yang aku berikan. Yang berhias lampu kerlap-kerlip dan lilin yang membentuk symbol Love sangat mendukung malam ini yang terasa agak dingin. Jauh dari kebisingan jalan raya yang tepatnya di sekitar kota yang indah. Di sana telah ku persiapkan tempat duduk yang dari kayu yang memanjang agar aku bisa berdekatan dengan Anggun. 
“gimana ? bagus kan ?? tanyaku yang mengarah ke Anggun.
“iya lih.. bagus banget. Makasih ya ? aku seneng mala mini “ jawabnya yang penuh keriangan.

Aku melihat senyummnya yang indah, ada binary keceriaan yang belum prnah aku dapatkan sebelumnya. Aku pun mengajaknya untuk duduk di samping. Melihat indahnya langit yang di terangi bintang mnambah suasana menjadi romantic. Tanganku ku arahkan di pundak Anggun yang seolah-olah aku sedang mendekapnya. Sambil mengingat dulu sebelum kami pacaran bnayak sekali rintangan yang harus ku hadapi namun takdir berkata bahwa aku adalh pemenangnya. Hubunganku yang berjalan hampir 6 bulan lamanya yang tentu saja banyak sekali kenangan yang telah kami ukir. Tuhan yang telah menemukanku di tempat yang tidak seharunya ,menajdi tempat ajang jodoh. Di kampus. Vetapa mustahilnya. Tapi ini rencana tuhan dan aku adalah pemeran utama dari cerita Tuhan itu. 

Aku genggam erat tangan Anggun. Dan ku tatap kedua bola matanya. 
“Anggun,, malam ini adalah malam yang indah buat aku, untuk gadis kecilku, bidadariku, periku, dan malaikatku yang di kirimkan tuhan buat aku. Tak jenuh aku selalu mengulang kata yang sama.. aku sayang sama kamu, aku akn jadi imam yang baik bagi keluarga kita nanti. Aku janji. 

Perlahan lahan ku dekatkan bibirku ke bibirnya Anggun. Anggun hanya menerima pasrah bibirku berlumat dengan bibirnya. Bibir yang lama sekali kun anti. Karena begitu indah. Ku dekap Anggun di pelukku. Dengan posisi bibir yang saling menempel. Ku rasakn getaran itu semakin kuat. Hampir saja nafsuku memuncak. Tapi ku ingat kepercayaan om dan tante. Setelah kami puas berciuman selama 2 menit, kami melanjutkan perjalanan pulang karena waktu telah larut malam. Ku gandeng tangan Anggun dan segera menaiki motorku. Laju kencang membuat Anggun semakin kedinginan. Dan dia memeluk erat pinggangku. Dan aku berbalik memegang tangannya yang dingin. Sambil mengingat kejadian tadi yang sangat mengesankan untukku. Untuk petama kalinya aku memberanikan diri menjamah bibirnya yang begitu indah. Lumatan yang sangat menggoda imanku. Tetapi aku harus kuat. Jangan sampai terlengah sedikit pun itu.

Untuk peri kecilku, aku akan menjadi imam yang baik bagimu. Yang selau mengingat Tuhan atas apa yang telah di berikan. Aku sangat mencintaimu. Aku sayang denganmu. setelah kita lulus nanti aku akn melamarmu sebagai calon instri yang baik bagiku, yang penuh dengan kesempurnaan yang abadi. Tuhan akan selalu memberkahi kita hingga umur yang panjang nanti telah di tunjuk untuk pulang…..

Sekian…..

Tentang Penulis:
Nama : Anes Setianingsih
TTL: 23 Januari 1995
Alamat : Kotagajah Lampung Tengah
Pendidikan : Masih belajar Di DCC Lampung Kampus Metro
Jurusan Manajemen Informatika
Alamat FB : Anes Setianingsih Part II

Cerita Terkait

Cerita Cinta: Kekasih Sejatiku By Anes Setianingsih
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE