Maaf Sahabatku By Amalia Mudrihatula

Ads:
MAAF SAHABATKU 
Penulis : Amalia Mudrihatul

Saat ini aku tengah duduk di salah satu bangku taman dekat rumahku. Aku sedang menunggu sahabatku, dia berjanji akan menemuiku saat sepulang sekolah di taman ini. Tapi aku sudah menunggunya dari sejam yang lalu dan dia belum juga datang.

""Dorr!!"" seseorang mengagetkanku dari belakang, hampir saja aku terjatuh.
""Huhh... apaan sih Karin, dateng-dateng udah ngagetin aja."" Aku membuang nafas asal karena masih kesal dengan sahabatku satu ini.

Karin? Hmm Yup! Karin adalah sahabatku, kami sudah bersahabat sejak kami masih duduk di bangku kelas 2 SD sampai saat ini. Waktu yang lama bukan?

""Hehe.... maaf ra. Abisnya kamu ngelamun mulu."" Ujarnya sambil ikut duduk disebelahku
""Gimana nggak ngelamun? Aku udah nungguin kamu dari tadi bosen tau!""
""Iya maaf Raraku sayaaaang, aku mau besok kamu datang ke rumahku. Soalnya aku mau nunjukin seauatu ke kamu."" Karin tampak serius
""Sesuatu apa?"" Aku sangat antusias mengatakannya 
""Udah besok kamu dateng aja jam 7 pagi, jangan sampe telat okee. Aku lagi buru-buru nih duluan yaa, bye Rara."" Karin berucap lalu pergi meninggalkan aku yang masih bingung dengan tingkahnya 

Keesokan harinya....
Aku merasakan adanya cahaya yang masuk menusuk mata.
"" Aduh ini jam berapa sih?"" Gumamku
Saat aku melirik jam yang terdapat di sebelahku. Kulihat jarum panjang di angka 5 dan jarum pendek diantara angka 9 dan 10. Oh masih jam 5, eh! kulihat lagi jam itu, kuamati, dan ku cermati.
""Hah?! jam setengah 10! aku kan ada janji sama karin!!!"" Teriakku sangat histeris dan aku bergegas untuk bangun, mandi, dan pergi ke rumah Karin.

Maaf Sahabatku By Amalia Mudrihatula

Kupercepat langkahku menuju rumah Karinp, aku membawa beberapa novel dan komik yang aku pinjam beberapa pekan lalu dari Karin. Rumah kami hanya berjarak beberapa meter. Karin memang anak orang terpandang. Ayahnya adalah pemilik salah satu perusahaan ternama dan Ibunya bekerja sebagai dosen. Ia sering di tinggal pulang pergi keluar kota oleh ayahnya.

Aku telah sampai di depan rumah Karin, aku memencet bel yang ada di samping kanan pagar rumahnya. Berkali-kali aku memencetnya, namun berkali-kali juga tak ada jawaban. Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pintu gerbang dan tampaknya pintu gerbangnya tak dikunci.

Aku melangkahkan kakiku untuk memasuki pekarangan rumah mewah nan megah ini. tapi.. tak seperti biasanya. Rumah ini terlihat sepi dan tak berpenghuni, kemana semua penghuni rumah ini? Apa mereka tidak ada di rumah? Sepertinya tidak mungkin. 

Kubuka pintu rumah ini dengan pelan dan sangat berhati-hati . Kutegakkan kepalaku untuk dapat melihat keadaan dalam rumah. Ternyata sepi dan gelap, akhirnya aku masuk dan ku tutup pintu itu secara perlahan. Sudah berulang-ulang aku menyerukan nama karin, namun tak kunjung ada jawaban.

Sampai ada yang menepuk pundakku dari belakang. 
""Aaaaaaaa....!!!!!!!"" Refek aku menjerit karena kaget
""Ada apa neng?"" Tanya seorang itu
""Eh... pak Ujang. Saya nyari Karin pak, Karinnya mana ya?"" Tanyaku sambil celingak-celinguk mencari Karin
""Oh.. non Karin udah berangkat dari tadi pagi neng"" jawab pak Ujang
""Berangkat? Kemana pak?"" Tanyaku bingung
""Non Karin, berangkat ke bandara. Kan non Karin pindah ke Jepang neng""
""Ke Jepang? Kok saya gak tau ya pak?"" Tanyaku lirih
""Tadi non Karin udah nungguin eneng. Tapi nggak deteng-dateng juga, akhirnya non Karin berangkat jam 8 pagi tadi. Dan dia nitipin ini ke bapak buat eneng."" Jelas pak Ujang panjang lebar dan memberikan sebuah kado yang cukup besar 

Dan saat itu juga aku merasa detak jantungku berhenti berdetak, aku merasa sulit bernapas. Tak terasa sebulir air mata jatuh melalui pipiku. Entah kenapa memori indah ku bersama Karin berputar dan terbayang-bayang jelas di mataku. Aku sebut perlahan, ku lihat isinya adalah album foto. Akupun membuka lembar demi lembar album foto. Ternyata isinya adalah fotoku dan Karin saat kita bermain dan bercanda tawa. Air mataku mengalir semakin deras dan saat di lembar terakhir terdapat sebuah kalung dengan inisial namaku dan Karin.

Dan aku juga menemukan sepucuk surat yang isinya.

Untuk sahabatku tercinta Rara ^_^

Maaf ya ra, kemaren-kemaren aku nggak ngasih tau kamu kalo aku mau pindah ke Jepang. Soalnya aku takut kamu sedih dan malah benci ak. Sebenernya aku juga nggak mau pindah ke Jepang, tapi mau gimana lagi? Ini adalah urusan pekerjaan yang tidak bisa di nego.

Aku pengen kamu selalu inget sama aku dan persahabatan kita. Mangkanya aku ngasih kamu hadiah itu .. kamu suka nggak? Oh ya aku hampir lupa satu lagi Happy Birthday Rara sayang. Semoga di usia ke 15 tahun ini kamu semakin dewasa dan sukses UN . Aminn. Maaf aku gabisa nemenin kamu di hari bahagiamu . Wish you all the best 

Dari sahabatmu Karin 

Setelah membaca isi surat itu, aku terduduk lemas dan tak mampu berkata apa-apa hanya air mata ini yang dapat menggambarkan perasaanku.
Sedih? Pasti
Kecewa? Sangat
Dia tega meninggalkanku di hari bahagiaku.

Tentang Penulis:Namaku Amalia aku masih kelas 9 aku dari kota Surabaya. Hobbyku memotret, menulis, dan mendengarkan musik. Maaf kalo ceritanya absurd dan gajelas maklum karena saya bukan penulis.
Twitter : @am_amaliaa
Facebook : Amalia Mudrihatul

Cerita Terkait

Maaf Sahabatku By Amalia Mudrihatula
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE