Ads:
Senyummu Salsa
Penulis: Nur Azizah Maharani
“Sal, gue sayang sama lo,” kata Rio.
Salsa berhenti berlari. Pasir-pasir yang ia injak ia rasakan semakin halus dan seperti ingin menghisapnya hidup-hidup. Salsa berbalik dan menatap Rio dalam.
Hening. Hanya deburan ombak saja yang mengisi.
Setelah berusaha mencerna kalimat Rio dalam-dalam, Salsa mengambil napas panjang dan berkata tegas, “Enggak bisa.”
Senja di atas mereka seperti runtuh. Paling tidak itu yang Rio rasakan. Rio bertanya, “Kenapa?”
Salsa menatap Rio lebih dalam lagi, seperti ingin mencari apa yang Rio pikirkan sehingga Rio bisa berkata seperti itu. Lalu Salsa menggeleng. “Lo gak bisa sayang sama gue karena kita beda.”
Itu lagi. Lagi-lagi alasan Salsa adalah ‘karena kita beda’.
Salsa mungkin penganut ajaran Islam yang taat, dan Rio adalah seorang Kristiani. Tapi Rio tidak mengerti kenapa Salsa tidak pernah mencoba mencintainya dulu sebelum memutuskan.
“Kenapa lo gak pernah coba sayang sama gue?” tanya Rio.
Salsa duduk di atas pasir. Ia tidak perlu berlari jika ingin lelah. Cukup bicara dengan orang se-frontal Rio jika ia ingin beristirahat dan tidur, lalu bangun minggu depan agar lelahnya hilang.
“Kenapa lo gak pernah coba sayang sama gue?” tanya Rio mengulang pertanyaannya. Tiba-tiba angin bertiup, membuat kaos biru muda longgar yang Rio kenakan seperti berterbangan.
“Gue juga sayang sama lo,” kata Salsa. “Tapi lo nggak ngerti kalau kita beda.”
“Gue ngerti,” ujar Rio seraya duduk di sebelah Salsa. “Gue sangat ngerti gimana kekhawatiran lo kalau kita ngelanjutin perasaan kita.”
“Mama gue dulu Kristen,” kata Salsa berusaha menjelaskan semuanya. Walaupun ia sadar bahwa penjelasannya itu tidak penting sekarang. “Mama diusir dari keluarganya. Gue gak mau sejarah kelam di keluarga gue itu terulang.”
“Terus gue harus berbuat apa supaya gue bisa dapetin lo?” tanya Rio sekenanya. “Berusaha deketin Nyokap lo sama keluarganya? Gitu?”
Salsa menggeleng tegas. “Kalau lo mau sama gue, pindah ke Islam. Selanjutnya kita gak punya masalah lagi.”
Rio terkesiap.
Pindah ke Islam?
“Gue nggak bisa, Sal,” kata Rio pelan.
“Gue juga nggak bisa,” ujar Salsa. “Gue gak bisa berkorban. Lo juga gak bisa. Dan selamanya kalau kita kayak gini terus, kita gak akan pernah bisa bersatu. Untuk apa kita mulai dengan bersatu tapi akhirnya kita akan berpisah? Itu cuma nambah sakit hati aja, Ri.”
Rio menggenggam tangan Salsa. “Kita coba dulu. Kita pasti bisa.”
“Optimis sama berkhayal itu beda tipis, Ri,” kata Salsa. “Masalah ini gak bisa kita hadapin dengan ‘mencoba-coba’. Kita harus tahu ke mana kita akan melangkah. Kita harus tahu segala resikonya dan kita harus siap dengan semuanya.”
Senyummu Salsa By Nur Azizah Maharani |
Rio tidak bisa berkata-kata lagi. Ia sudah tidak bisa membujuk gadis paling keras kepala yang pernah ia temui ini.
“Lo harus belajar terima Raisa,” kata Salsa pelan. Genggamannya pada tangan Rio ia kuatkan. “Raisa berani berkorban untuk lo dan gue gak akan pernah bisa kayak dia.”
“Dia satu keyakinan dengan gue,” kata Rio. “Dia gak berkorban apa-apa demi gue.”
“Mungkin sekarang belum,” balas Salsa. “Tapi nanti pasti iya.”
Rio melirik Salsa di sampingnya. Rio berpikir, “Untuk apa diri gue sama Raisa sementara hati gue sama lo, Sal?”
Salsa, yang sadar bahwa Rio meliriknya sedari tadi, langsung menunduk. Tiba-tiba Salsa berdiri, lalu menyodorkan tangannya pada Rio untuk membantu Rio berdiri.
Rio menengadah menatap Salsa.
Rambut panjang sepunggungnya. Mata cokelatnya yang dalam. Bibirnya yang terbelah dua dan garis wajahnya yang tegas. Semua berpadu dengan indah di bawah senja ini.
Salsa tersenyum. “Ayo, gue bantu bangun. Kita main lagi.”
Walaupun hati Rio menangis, jika ia melihat Salsa tersenyum, ia tidak akan pernah bisa mengeluarkan air matanya tersebut.
Salsa berlari-lari lagi di atas pasir. Ia membiarkan Rio sibuk mengejarnya dengan penuh tawa.
Biar. Biar cinta ini tidak bisa bersatu.
Asal Rio masih bisa melihat senyum Salsa di waktu-waktu selanjutnya.
20 April 2013, 16:49 -Rani
Tentang Penulis:
Nama: Nur Azizah Maharani
Facebook: Nur Azizah Maharani
Nur Azizah Maharani. 24 Februari. Umur dirahasiakan.
Senyummu Salsa By Nur Azizah Maharani
4
/
5
Oleh
Admin