Cerita Sedih: Sayap Patah By Andini Putri

Ads:
CERITA SEDIH: SAYAP PATAH 
Penulis: Andini Putri

Aku tersentak ketika hati tersedak. Sepi menggelitik, saat angin berbisik. Baru tersadar.. aku sendiri dengan lubang di hati. Perlahan kumulai meratap. Namun kosong, hampa menyelimuti. Sesekali ku coba menatap. Namun yang kudapat, hanya angin dengan sedikit gelombang. Aku selalu percaya, ada rencana untukku di balik kegagalanku. Aku terfikir apa bahagia itu nyata untukku. Hilang.. Tak sedikit pun harapan ada untukku. Aku tak pernah bisa membayang lagi.

Terus terlintas kata-katanya. Bagai tusukan, dan berhasil membunuhku. Dia Gilang malaikat mautku. Mungkin memang salahku, jatuh cinta pada malaikat maut. Atau mungkin, aku yang mengubah dia yang awalnya malikat penjaga ku, dan sekarang menjadi malaikat mautku. Gilang selalu ada untukku. Dan aku jarang ada untuknya. Perhatian Gilang sepenuhnya milikku, namun pehatianku, masih sering terbagi. 

“Sebaiknya kita udahan aja. Selama cinta kamu masih di bagi juga”. Itu tusukan pertama dan terakhir dari Gilang. Entah apa yang dia pikirkan saat itu. Entah apa yang membuatnya ragu padaku. Namun itu keputusannya. Dan aku tak dapat berkata lebih.

Malam itu aku melihat sosok mengerikan dalam kamarku. Seketika membuat hatiku bergetar. Menitikkan air mataku. Tanpa kusadari, saat aku melihat sosok itu, saat yang sama pada waktu aku berdiri di depan cermin. Lalu kupejamkan mataku.. berharap mampu menenangkan segala rasa yang sedang bergejolak. . Luruh sudah air mataku. Tak tertahan lagi. Bulir-bulir itu pun semakin deras. Seketika aku tersadar. Ku hentikan tangisanku. Aku duduk membisu. Terdiam. Tak ada yang dapat ku lakukan. Muncul keinginan untuk ku melihat hp. Ternyata terdapat sebuah pesan masuk.

“ hay din, ini aku Aldy. Kamu gimana kabarnya?”
Tak sedikitpun keinginan untukku membalas pesan itu. dan sepertinya itu sudah dari beberapa jam lalu. Aku tutup kembali. Dan kurebahkan tubuhku.
Seketika…
*zzeettt.. zzeeetttts*
“Aih, coba lah ya. Aku males banget di ganggu kali ini.” Aku berbicara sendiri seperti orang gila di kamarku. Dan kembali terdengar lagi

*zzeetttt.. zzeeetttss*
Kali ini aku langsung saja ambil hp ku, dan aku buka semua pesan yang tiba-tiba secara bergerombol masuk. Entah dari siapa. Semuanya nomor tanpa nama. Dan lagi-lagi ada 1 pesan dari Aldy. Aku jadi penasaran dengannya. Kucoba untuk membaca semua isi pesannya. Pesan yang aneh dengan sedikit ungkapan hati. Aku semakin curiga. Ku coba buka kembali sms-sms yang lalu.

“ternyata selama hp ku Gilang pegang, dia dengan Aldy sedikit bertengkar dikarenakan semua sms Aldy yang ga jalas ke aku. Dan ternyata, Gilang membaca semua sms ungkapan hatinya Aldy untukku. Oh Tuhan, jadi karna ini? Namun, aku tidak pernah membalas perasaannya Aldy. Mengapa Gilang??” lagi-lagi aku bertingkah seperti orang gila dalam kamarku. Aku berbicara sendiri, tanpa ku sadari.

Ketika cinta itu pergi, apa masih tersisa bahagia untukku?
Jika iya, bahagia masih ada untukku, mengapa sampai sekarang ia tak kunjung datang?

Aku disini tanpa pilihan hati. Hanya luka yang aku resapi. Awalnya aku pikir ini akan baik saja. Namun tak ku sadari, hidupku perlahan rapuh. Jiwaku sedikit melayang. Dan kini benar terbang meninggalkan aku. Perasaanku entah sudah berapa lama menghilang. Yang tersisa, hanyalah raga dengan semua kenangan.

Aku selalu menahan rasa sakit ini. Ketika orang bertanya tentang aku dengannya. Dari pertanyaan yang lembut, hingga pertanyaan yang kasar dengan senyum puas. Entah apa arti dari senyum itu? aku tidak pernah tau. Dan aku tidak peduli dengan semuanya.

Kebiasaan lamaku pun muncul kembali. Kini aku mulai berbicara dengan bintang lagi. Dan ku mulai menumpahkan emosiku pada bintang. 
“Bintang, kini aku sendiri..
Bintang, entah hanya perasaanku, atau memang kenyataannya mereka bahagia dengan kehancuranku
Bintang, kenapa kamu jahat sama aku?
Bintang, apa sejak awal, kau tak ingin kan aku?
Bintang, ternyata sakit nerima kenyataan orang yang kita cintai dan mencintai kita, berfikir bahwa kita mencintai orang lain. Dan dia pergi begitu saja
Bintang dapatkah kau mendengarku?
Bintang, aku mati
Bintang….. “

Cerita Sedih: Sayap Patah By Andini Putri

Cerita Sedih Lainnya: Kumpulan Cerita Sedih

Kemudian angin membuaiku. Sejuk dan semakin sejuk. Setidaknya aku bisa sedikit merasa tenang. Perasaan ini pun seketika membuat napasku sedikt lega. Aku bisa bernafas sedikit bebas. Semakin tenang membawaku dalam kesejukan. Hingga kusadari, aku sudah tidak di kamarku lagi. Kini aku berada dalam ketenangan angan-angan.

.......

“Din, aku boleh ngomong sama kamu ga?” Aku sesegera mungkin menutup bukuku, dan menanggapi Aldy. Karna aku tau, sebel banget ketika orang lagi ngomong, dan ga di tanggapin.
“Iya Al, ngomong aja. Boleh kok ” jawabku
“Apakah ada alasan untuk seseorang agar tidak menyukaimu saat ini?”
Suara itu.. kata – kata itu.. aku terpaku. Tak dapat ku mengeluarkan sepatah kata pun. Aku terdiam, bisu menghampiri.
“kamu ga perlu jawab Din. Kini aku sadar, bagaimanapun aku berusaha. Semua akan tersiakan. Karena kamu tidak pernah menyisikan cela di hati kamu untuk orang lain. Aku ga bisa gantikan kedudukannya di hati kamu. Mungkin bukan cuma aku, tapi tanpa kamu sadari, kamu telah menyiakan orang-orang yang dengan jelas lebih peduli terhadap mu. Dari pada Gilang yang sampai sekarang hanya bisa membuat kamu menjadi mayat berjalan.”

Ku tarik napas dalam-dalam, dan ku coba hembuskan. Ku sadari betapapun aku mencoba tuk melupakannya, maka semakin aku mencintainya. Tak setitik pun perasaanku berubah terhadapnya. Gilang Putra Angkasa, ku mohon biarkan aku mencintaimu dari kejauhan. Hingga perlahan rasa ini memudar.

Untuk bintang inspirasiku
Untuk kenanganku
Untuk langit pujaanku
Untuk orang yang menyayangiku dan aku sayangi
Untuk semua yang tersakiti oleh orang yang tidak pernah ingin kita sakiti
Untuk orang yang pernah aku sakiti atau yang menyakitiku
Untuk semua yang meluangkan waktu untuk membaca tulisanku

Tentang Penulis:
Nama : Andini Putri Khairiah Barus
Usia : 17 tahun
Lahir : 2 Juni 1997
Status : Pelajar
Twitter : @andiniikhairiah
Fb : Andini Putri Barus

Cerita Terkait

Cerita Sedih: Sayap Patah By Andini Putri
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE