Ku Tak Akan Bisa By Astin Supriatin

Ads:
KU TAK AKAN BISA 
Penulis: Astin Supriatin

Tak ada firasat apapun saat itu, 
yang kurasakan hanyalah rasa semangat 
yang biasa ku hentakkan dalam setiap langkahku.
Namun disela-sela rasa semangat itu 
kebahagiaan demi kebahagiaan mulai mendekati tanpa henti,
namun ketika aku sesekali mendengar
kata-kata yang sempat diucapkan padaku tempo hari, 
ya…..semakin inginku menutup telinga semakin terngiang pula bahkan lebih keras dari yang pernah kudengar.

Akankah kau melihatku saat ku jauh?akankah kau merasakan kau kehilanganku?
Itulah yang selalu kupertanyakan dalam hati kecilku, jika aku benar-benar pergi dari dunia ini mungkin tak aka nada orang yang merasa iba padaku, mendekatiku karena iba?ya….mungkin ini pertanyaan yang orang lain tidak perlu tahu, namun sesungguhnya, semakin rasa itu ingin kupendam semakin tak kuasa rasa sakit yang menyeruak tanpa permisi ini dan semakin pula tak terkendalikan.

Pagi ini aku melakukan aktifitas yang sama, tak ada bedanya, bahkan tak ada yang berbeda sedikit, hari-hariku kini seolah telah terjadwalkan dengan baik. Mulai dari aku mulai bangun pagi, kapan aku harus mandi, kapan aku harus sarapan, kapan aku harus menyapa teman, semua seolah terkondisikan dengan rapi, tapi sungguh ini bukan gaya hidup yang diinginkan. Sambil mengelilingi semua yang ada di depanku, aku pun bergumam dalam hati, “aku masih hidup, ya masih hidup” aku memang pernah mengalami masa-masa tersulit dalam hidup, bahkan beberapa rumah sakit memvonisku positif meninggal. 

Pada kenyataanya sampai detik ini, setelah aku menjalani enam kali operasi dan ternyata mata ini masih mampu melihat dunia, yang kupikir dunia yang kulihat saat ini lebih kejam dari sebelumnya. Kaki ini masih berpijak di atas bumi, walau pijakkanku belum tentu searah dengan tujuanku yang sebenarnya,  terkadang hati ini ingin tertawa lepas, melihat semua tingkah laku para pemijak bumi yang tak karuan, ada yang merasa dirinya bangga dengan kebodohan yang dimiliki, dan bahkan juga sebaliknya. Namun sebenarnya bukan ini yang inginku katakan pada pribadi yang sejalan dengan tujuan hidupku, mungkin ini takdir, atau mungkin ini nasib, atau jalan hidup yang salah…

Kala hatiku penuh dengan beberapa pertanyaan, sambil menoleh ke samping, aku melihat hentakan kaki yang sangat kuat. Aku pun terdiam dibuatnya, aku tergoda untuk membalikkan badan, aku pikir aku penasaran dengan suara yang kudengar saat itu, aku pelankan langkahku, sambil berkata-kata dalam hati, “nengok jangan, teruskan atau balik badan, diam atau lanjutkan” ya tanpa memikir panjang, serentak kedua kaki dan badanku seakan kompak membalikkan badan ke belakang, dan ketika aku menatap kea rah suara itu, ternyata sepasang sepatu yang mengeluarkan suara yang tidak asing itu adalah miliknya. Ucapku terpaku dalam hati, sapaku tertegun dalam bibirku, hanya sepasang bola mata yang mampu menatapnya dari kejauhan. Hanya sedikit tersenyum manis kulayangkan untukknya, ya walaupun dia tak menoleh sedikitpun padaku, aku berpikir, “ah….mungkin dia sedang terburu-buru” dan aku pun mengerutkan dahiku, lalu aku teringat perkataannya malam lalu.

Ku Tak Akan Bisa By Astin Supriatin

Sambil menatapku perlahan, pancaran sinar matanya seolah menandakan rasa iba yang mendalam, dia berkata ringan padaku “dengan keadaan seperti ini, apakah kita akan tetap bersama?”, aku yang sedang asyik memainkan hp dalam genggamanku sentak aku alihkan tatapanku yang tadinya aku arahkan pada layar hp aku terkejut dan langsung menatap matanya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirku, hanya senyum kecil yang kulayangkan padanya.

Setelah malam itu, esok harinya pun aku kembali teringat dengan pertanyaan yang tak sempat kujawab, sebenarnya bukan tak sempat ku jawab, hanya saja aku merasa sangat terpukul dengan pertanyaan itu, walau aku tak tahu sebenarnya apa maksud dari pertanyaannya, saat itu tak ingin ku jawab, saat ini aku tak kuasa menjawab, dan tak akan bisa ku jawab selain tersenyum di balik rasa keingintahuan yang mencoba menyeruak dalam hati ini dengan tanpa henti, ya….tersenyum lebih baik, apapun yang kurasakan, hanya ini yang bisa kulakukan, tersenyum dan selalu tersenyum, 
Tak bisa ku jawab dan tak akan mungkin ku jawab, sekalipun itu, tetap tak akan bisa…

Astin 16 des’14

Tentang Penulis:
Nama lengkapku, Astin Supriatin, namun orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan Astin, 
aq seorang perempuan yang dilahirkan pada, subang 17 juli 1987, terakhir menempuh pendidikan di Universitas pendidikan bahasa, sastra Indonsia dan daerah di FKIP UNPAS Bandung, aku anak pertama dari dua bersaudara.
Aku pernah mengalami masa-masa tersulit dalam hidup, pulang kerja (mengajar) aku korban tabrak lari sebuah truk dan disusul sebuah sedan, bahkan sempat 4x ganti RS, dan 3 RSsebelumnya memvonisku positif meninggal, aku mengalami kelumpuhan selama 4 bulan,sekarang aku sudah bisa berjalan, sudah menikah dan sudah beraktifitas lagi di sekolah SMKN 2 SUBANG

Cerita Terkait

Ku Tak Akan Bisa By Astin Supriatin
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE