Ceritaku Di Akhir Tahun 2014 By Malik Fajar

Ads:
CERITAKU DI AKHIR TAHUN 2014 
Penulis : Malik Fajar

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kini aku sudah kelas 1 SMA di daerahku. Satu semester telah berlalu, entah kenapa disaat pembagian nilai raport aku tidak begitu memikirkan hasilnya, tidak seperti sebelum-sebelumnya, bahkan aku sampai minta imbalan kepada orang tuaku, ya itu wajar kan, saat kalian seumuran denganku mungkin kalian juga pernah seperti itu. Semisal aku rangking 1, aku minta dikasih uang sejumlah Rp. 1.000.000; jika rangking 2, aku minta separuhnya, jika rangking 3, aku minta seperempatnya. Dan jika aku hanya masuk 10 besar, aku minta Rp. 150.000; jika hanya 20 besar, aku minta Rp. 100.000. 

Seiring berjalannya waktu, tibalah hari pembagian raport. Saat itu, memang siswa-siswi tidak datang ke Sekolah, namun hanya orang tua yang datang. Waktu itu aku memilih ikut ibuku ke Pasar Tumenggungan Kebumen. Seperti biasa, dia belanja untuk dijual kembali di Toko baju depan rumah. Memang sih, dari kecil aku sering ikut ibuku belanja seperti ini, tapi tetep aja ngebosenin. Biasalah wanita emang gitu, kalau belanja lama banget, disaat kebosenanku memuncak. Ada panggilan masuk ke Hpku, tanpa aku baca siapa yang memanggil, langsung saja aku tutup. Ya, itu kebiasaanku, gak suka menerima panggilan. Tapi, setelah aku baca siapa yang memanggil, aku terkejut. Ternyata Pak Hasan, beliau adalah wali kelasku di Sekolah. Entah kenapa setelah itu aku menjadi sangat takut, kenapa beliau memanggilku, ada apakah dengan sekolahku. Tak lama kemudian beliau memanggilku kembali, tentu aku terima. Beliau, ternyata hanya memberitahu kalau tadi bapakku sudah ke Sekolah untuk mengambil raport. Namun, malangnya nasibku, ternyata raportku tertukar. Dan beliau memintaku untuk mengambil raportku sendiri hari Senin.

Senin pagi agak siang, aku berangkat ke Sekolah, berniat untuk mengambil raport. Seperti biasa, aku naik angkutan umum untuk bisa ke Sekolah. Saat itu aku memang bosen juga, liburan hanya di Rumah (Hari kedua liburan). Tentu aku juga berpikir untuk tidak hanya sekedar mengambil raport, aku juga berpikir untuk bermain PlayStation setelahnya. Saat dalam perjalanan yang memakan waktu cukup lama, angkutanku sampai di Daerahnya mantan pacarku, tak aku sangka dia naik angkutan yang sama kemudian dia duduk di sebelahku. Memang semenjak aku putus dengannya aku jarang mengajaknya ngobrol berdua. Aku juga tak terlalu suka bicara. Tapi tetap saja dia berusaha mengajaku bicara. Terpaksa aku meladeninya, aku tanya dia mau ngapain ke Sekolah, setelah dia menjawab, tentu aku mengetahuinya kalau dia akan mengembalikan raportnya. Ah, memang menyebalkan bertemu mantan disaat yang tidak tepat.

Sesampainya di Sekolah, kemudian aku berpisah denganya, karena aku langsung menemui Pak Hasan di Ruang guru. Tanpa ingin tahu aku berada di peringkat berapa, aku langsung pulang menuju tempat bermain PlayStation, dalam perjalan aku merasa aneh, arlojiku masih menunjukan pukul 07:19. Aku tidak yakin apakah Galaksi PS sudah buka. Karena temanku ada yang bilang kalau Galaksi PS itu buka pukul 09:00. Benar saja, ketika aku lewat, pintunya masih bersih belum terjamah tangan penjaga tempat tersebut. “Ah, sudahlah. Aku foto saja tempat ini, lalu aku unggah di Grup Kelas yang ada Facebook” pikirku bosan. Kulajutkan perjalananku pulang ke Rumah

Pukul 09:15. Aku sampai di Rumah, karena bingung. Tentu aku bermain GTA: Indonesia yang ada di Laptopku, aku melakukanya hampir setiap hari sampai sebelum akhirnya aku bosan juga untuk memainkannya. Satu minggu liburan telah berlalu sia-sia. Aku berpikir, kenapa tidak jalan-jalan saja. Aku mengajak orang yang bahkan tak pernah akrab denganku, dia adalah orang yang pernah menjadi pacarku. Walau hanya sebentar, wkwkwk. Masa laluku terlalu indah untuk aku lupakan. Aku mengajaknya lewat sms, aku ajak dia pergi ke Jetis pada hari senin pagi (karena dulu tempat itu adalah tempat yang paling sering aku kunjungi dengannya saat masih berpacaran). Dia menyetujui ajakanku. Walaupun dia mantan, tetep aja harus diingat kan.

Senin pagi, aku ke Rumahnya yang tidak begitu jauh dari Rumahku. Pukul 06:00 aku berangkat menuju Rumahnya. Sesampainya aku di sana, aku terkejut dengannya, “kenapa sekarang dia jadi sangat cantik yah, perasaan pas masih pacaran jelek” pikirku (Aku memang sudah lama tak bertemu). Bener kata orang, kalau pacar kalau udah jadi mantan jadi tambah cantik. “Ah, tapi kok gue tetep gak nyesel mutusin dia yah, atau mungkin karena masih bisa jalan-jalan sama dia?” Tanyaku dalam hati. Seperti biasa, aku langsung menuju ke tempat tujuan, ya karena aku tak suka basa-basi terlalu lama. Langsung ke tujuannya saja.

Seperti biasa, saat di Pantai Jetis langsung menuju tempat biasa nongkrong, tempat yang jauh dari keramaian tapi dekat dengan fasilitas umum (toilet). Kenapa memilih yang dekat fasilitas umum, karena mungkin saja kebelet. Kan emang dari Rumah dia sudah dan selalu membawa makanan ringan. Nah, enaknya di situ, aku tak perlu mengeluarkan uang sedikit pun untuk membeli makanan. Modal bensin aja udah nyali. Iya tentu, kan gue juga minta sama orang tua. Entah berapa lama sudah aku denganya berdua di situ. Bahkan sampai bingung mau ngomong apalagi, ngomongin masa lalu, sudah. Ngomongin sekolah, sudah. Ngomongin teman, sudah. Ngomongin mantan pacar masing-masing, sudah juga. Gue bahkan sampai bingung mau ngomon apa. “Lah, ngomong apalagi sih, kok aku bingung?” tanyaku

“ahaha, ya udah, kita narsis aja yuk”
“hah, yang bener, ya aku maulah. wkwkwk” sehabis aku ngomong gitu, dia cuma diem, “sialan, kok loe Cuma diem sih” batinku.
“oke, tapi jangan pasang muka unyu di kamera yah!, ntar bisa rusak nih kamera” beberapa detik baru nyaut.
“Gilee, sejak kapan emang muka gue unyu? Sialan gue dikerjain mantan gue” batinku.
Sekitar, pukul 11:10 aku mengajaknya pulang. Sesampainya depan rumahnya. “Kamu tadi pagi mandi apa gak sih? Kok bau?”
Wah, sialan. Gue tau kenapa pas narsis dia agak jauhan dari gue, ternyata itu alasannya “Haha, mandi kok. Tapi cuma muka doang” jawabku sambil menjulurkan lidahku keluar.

Ngomongin liburan yang masih ada hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu. Gue lewati aja yah, biar seru kita langsung ke hari Sabtu.

Ceritaku Di Akhir Tahun 2014 By Malik Fajar

Sabtu pagi, seorang anak bertinggi 170 cm dengan kulit sawo gosong (ngomong-ngomong, itu aku). Akan pergi entah menuju kemana, yang jelas dia mandi dulu. Dia mandi lamaaa… sekali. Sampai-sampai ada yang menggedor pintu dan berkata “Woy, loe mandi lama amat, ngapain aja loe di dalem” (ngomong-ngomong itu kakak gue). Aku heran, kenapa hidupku selalu begini. Terus gue harus gimana.

Aku keluar, cepet-cepet pakai baju, bajunya kaos bola klub kebanggaanku (AC Milan), celananya, celana panjang bukan jeans tapi celana sekolah SMAku yang warnanya hitam. Niatku sih cuma mau ke Rumahnya Fauzi nitipin uang buat bayar kaos futsal kelas. Eh pas di jalan aku kena apes. Dari rumah bawa motor beat punya bapak. Bensin limit, aku pikir untuk beli bensin Rowokele, eh malah sampai di sana. Nih, liat gambar di bawah, niatnya sih mau tak foto, tapi dilarang.


“Sialan bener nih pengumuman, lu kira gue gak mampu beli Pertamax apa, gue gak mau beli karena lu itu bukan yang biasa gue pake, bukan gue gak mampu, sebenernya sih emang gak mampu juga” pikirku.

Aku akhirnya melanjutkan perjalananku dengan bensin hanya di bawah strip merah, aku berniat untuk membeli bensin di POM Ijo, tapi dalam benak ku aku tak yakin dengan ini. Benar saja, sesampainya di Bumiagung, motornya mati. Terpaksa aku harus mendorong motor lumayan jauh. Memang sih sebelum berangkat aku sms Fauzi terlebih dahulu, dan dia ada di Rumah, tapi dia bilang tidak sampai 10:30 dia akan pergi. Untung saja dari Ijo ke rumahnya Fauzi tidak jauh, kira-kira 15 menit perjalann sudah sampai, sekitar pukul 10:15 aku sudah di sana, aku langsung saja menitipkan uang tersebut. Setelah itu, aku bingung mau kemana, kan udah sampai gombong, masa Cuma gitu. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke lapangan Selogiri yang terletak di belakang SMPku yang dulu. Lama juga gak kesini, tempatnya sudah berubah, tetapi tetap aja rumputnya warna hijau. Sekitar satu jam berada di situ, ada sms masuk. “Hoey, kamu lagi apa?” dari mantan.

“Duduk aja, di lapangan belakang SMP yang dulu, kenapa?” jawabku serta tanyaku
“Wah, kebeneran, anterin aku pulang mau gak. Ini baru selesai latihan jadi dewan” jawabnya, nyeleneh.
“Hm, ya bolehlah. Kamu tunggu aja di lorong” Aku jawab mau karena aku tau, di rumahnya itu banyak makanan,
Sesampainya di sekolah, aku tetep pakai helm, biar gak ada yang tau. Eh, pas dia udah naik di motor, “Dia siapa Yyu?” seorang anak bernama Mury bertanya.
“Nih, liat aja sendiri!” sambil membuka kaca helm ku. Sebenarnya sih kesal juga dikaya gituin. Apa mau dikata yang penting bakal dapat makanan.

Pukul 12:38 aku sampai rumahnya, seperti biasa orang tuanya selalu mengenaliku. (tentu kenal, kan mantan pacar anaknya) Tanpa disuruh masuk terlebih dahulu, aku sudah masuk duluan dan langsung duduk di kursi tamu. Seperti biasa, tak lama kamudian dia mengeluarkan makanan untuk dimakan. Hm, aku memang suka seperti ini. Itulah kenapa aku tak pernah menjadikan mantan sebagai lawan. Tentu agar tetap seperti ini. Aku ngobrol dengannya sangat lama, entah ngobrol apa. Intinya yang aku ingat itu.
“Udah punya naruto yang terbaru?” tanyaku
“Belum, download sana. Nih modemku pakai aja.”
Langsung saja aku menuju alamat biasa aku mendownload Sempakhadaku. (namanya dirubah biar gak dikira iklan). Tetapi kok aku gak nemuin yang aku cari, cukup aneh memang. Kemudian aku cari jadwal rilis Naruto.Ternyata baru rilis tanggal 8 Januari 2015. “Wah sial, padahal lumayan kan dapet kuota gratis buat download”. Kemudian kami melanjutkan obrolan kami yang gak karuan topiknya. Entah apa aku lupa, yang jelas kami begitu asik, sampai pukul 14:45, aku melihat jam dindingnya.
“wah, esih awan, nantilah jam 16:00 aku pulang” pikirku. Beberapa menit kemudian aku bertanya, karena bingung “Kok itu jam dari tadi pukul segitu aja?” tanyaku
“itu jam mati kelesss…” jawabnya sambil tertawa.
“Genaeh, lah trus sekarang pukul berapa?”
“16:38, kenapa?” Tanyanya tanpa aku jawab karena bingung.

Sebenarnya, aku sudah mau ijin pulang, tetapi pacarnya Mas Heru (Kakaknya dia). Sudah akan pulang dan masih di depan rumah, aku hanya menunggunya cepat-cepat pergi dari sana, karena aku juga mau pulang. Ternyata pukul 17:15 (di hp) dia baru benar-benar pulang. “Astaga, ngapain aja sih setengah jam lebih cuma di situ-situ saja” pikirku.
Kemudian, pukul 17:20 aku ijin pulang ke mantan, “Yyu, aku pulang dulu yah” sembari menjulurkan tangan, lalu aku memeluknya. Disaat itu, orang tua Yyu masih di depan rumah, seperti biasa aku juga berpamitan ke orang tuanya. Lanjutlah perjalanan ku pulang ke rumah.

...Tamat...

Tentang Penulis :
Nama: Malik Fajar
Sekolah: SMA N 1 Gombong
Umur: 16
Hobby: Main Game
Facebook: Malik Fajar 
Fb : malik.fajar.5076

Cerita Terkait

Ceritaku Di Akhir Tahun 2014 By Malik Fajar
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE