Langit Persahabatan By Ninda Rizki Apriliana

Ads:
LANGIT PERSAHABATAN
Penulis : Ninda Rizki Apriliana

Masih terekam jelas dalam ingatanku, kejadian dua tahun silam yang tak akan pernah bisa aku lupakan. 

Dia sahabatku, sebut saja nena namanya. Kami memang sangat akrab karena sejak kecil kami sudah bersama. Keluarga kami juga cukup akrab, aku sudah menganggap mereka seperti keluargaku sendiri.
Tahun demi tahun telah kami lewati bersama.suatu hari aku sedang berjalan-jalan bersama nena dan ari, kalian tau siapa itu ari ..?? Dia adalah cowok yang aku sukai, tetapi aku merasa kalau nena juga suka pada ari dan nena juga sangat akrab dengan ari. Mereka berdua sering bersama dibandingkan dengan aku yang jarang bersama ari. Sepertinya cinta di antara mereka mulai tumbuh, aku pun tidak bisa menghentikan mereka. Tetapi aku juga tak ikhlas jika nena bersama ari, karena kedua orang itu adalah orang yang begitu berarti di hidupku. Aku bingung memilih diantara mereka berdua, disisi lain nena adalah sahabatku tetapi disisi yang lain ari adalah orang yang aku cintai.

Hari ini aku dan nena sedang membuat kalung bersama, aku dan nena sangat asyik membuat kalung ini. Aku bertanya pada nena, “nen akan kamu berikan pada siapa kalung ini ..??”. Nena tidak lantas menjawab pertanyaanku, dia hanya diam saja dan terus asyik membuat kalung itu. Kemudian aku bertanya kepada nena “nen kenapa tidak kamu jawab pertanyaanku ..??”, kemudian nena menjawab “ooh, maaf aku tadi tidak mendengarnya”. Lalu aku berkata ya sudah lupakan saja tidak usah di bahas lagi dan nena pun segera menggangukkan kepalanya, itu pertanda jika nena menyetujui apa yang aku bicarakan barusan.

Langit Persahabatan By Ninda Rizki Apriliana

Tak lama setelah itu, kakakku datang ke tempat aku membuat kalung dengan nena, kalian tau kenapa kakakku datang menemui aku ..?? Ternyata dia datang untuk menjemputku pulang karena ada hal penting katanya. Aku lalu bergegas pulang, “nena aku pulang dulu ya.” Dan nena menjawab “iya,hati-hati di jalan ya ra”. Sesampainya aku di rumah aku terkejut karena ayah dan ibuku sudah berkemas-kemas membereskan barang-barang yang ada di rumah. Kemudian ibuku berkata padaku “nak kita sekeluarga akan pindah dari kota ini,karena ayahmu pindah tugas sekarang”, aku pun menjawabnya “bu, kenapa mendadak sekali pindahnya, aku belum sempat berpamitan pada nena”, ujarku. Tidak apa-apa kamu tidak berpamitan pada nena, dia juga pasti akan memakluminya jika mengetahui hal ini. Selang beberapa lama, kami sekeluarga segera naik mobil menuju rumah baru kita. Sesampainya kami di rumah baru ini, kami menjadi lebih sibuk karena kami baru saja pindah rumah.

Libur akhir semester telah tiba, waktunya aku untu berjalan-jalan menikmati waktu liburanku. Tiba-tiba terlintas dipikiranku aku ingin sekali mengunjungi tempat tinggalku dulu, aku kangen dengan semua yang ada disana, terutama dengan nena sahabatku. Keinginanku akhirnya terlaksana juga kami sekeluarga berlibur ke desa itu. Aku sangat terkejut saat baru sampai ke desaku itu, aku tak menyangka semuanya telah berubah. Sekarang sudah banyak bangunan megah yang berdiri disana. Saat aku melintas di depan sebuah rumah, aku seperti melihat seorang gadis, gadis itu tak lain adalah nena sahabatku. Lalu aku datang dan menghampirinya, “nena-nena, kau tak ingat padaku ..??” Aku rara sahabatmu”. Nena hanya tersenyum padaku, aku melihat wajahnya sangat pucat dan tangannya sangat dingin. 

Keesokan harinya aku bertemu dengan seorang laki-laki, dan laki-laki itu tak lain adalah ari, orang yang aku cintai dulu. Dia datang dan menyapa aku, “rara kau kah itu ..? Iya ini aku rara, memangnya kamu siapa, aku ari temanmu dulu masak kamu lupa sama aku. Ooh kamu ari, ri besok aku ingin berjalan-jalan denganmu dan juga nena. Haaaah nena, kamu tidak salah ingin berjumpa dengan nena ..? Iya ri memang kenapa, nena kan sudah lama meninggal, kata ar. Ne..nena meninggal, iya ra nena meninggal. Percyaa meninggal kenapa ..? Dia meninggal karena kecelakaan. Dia tertabrak truck saat mengejar mobilmu saat kau pindah dulu, dia mengendarai sepedanya dengan cepat dan akhirnya dia tertabrak oleh truck saat di tikungan akan masuk desa itu. Tapi aku tadi sempat bertemu dengannya ri, mana mungkin dia sudah meninggal, air mataku sudah mengalir deras aku masih tak percaya jika nena sudah meninggal. Berarti aku tadi bertemu dengan arwahnya nena ri, iya rara. Pantas saja wajahnya pucat dan tangannya dingin sekali .

Oh iya sebelum nena meninggal dia menitipkan kalung ini padaku, kalung ini akan di berikan padamu untuk kenang-kenangan, tetapi tuhan berkehendaklain padanya. Nena harus pergi lebih dahulu menunggalkan kita. Ri, aku ingin diantarkan ke makamnya nena, aku ingin mendoakannya supaya dia bisa tenang dialamnya. Iya ra pasti aku akan antarkan kamu ke makamnya nena, tapi besok saja karena sekarang sudah malam, sebaiknya kamu pulang dan beristirahat besok pasti aku akan mrngantarkanmu kesana, baiklah aku pulang kalau begitu.

Keesokan harinya aku diantar oleh ari ke makamnya nena, setelah menaburkan bunga aku mendo’akannya. Nena aku minta maaf karena aku kamu jadi seperti ini, aku menyesal sekali dulu tak berpamitan denganmu. Aku sangat menyanyangimu nena selamanya.

Tentang Penulis:Nama: Ninda Rizki Apriliana
Alamat: Jember-Jawa Timur
FB: Ninda Rizka Apriliana

Cerita Terkait

Langit Persahabatan By Ninda Rizki Apriliana
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE