Ayah By Choirur Rodhini

Ads:
AYAH
Penulis : Choirur Rodhini

Waktu begitu cepat berlalu seiring langkah dalam cerita, terbayang wajahmu dalam hatiku. Kau adalah kisah yang terindah, dalam lelahmu masih kau tersenyum, dalam duka kau belai aku, dalam senyum mu ajarkan aku tegar. Allah selalu bersamamu, Allah selalu bersamamu. Ayah-ayah terimakasih kau beri aku Cinta, ayah-ayah terimakasih ajarkan aku hidup. Alunan musik Opick ft Adiba menemani diriku yang sedang melamun, terbayang-bayang wajahnya dalam otakku. Ingin rasanya aku memeluknya. Rindu, ya...aku rindu sekali padanya ,ku tatapi potretmu berulang kali, ku renungkan kalimat yang diberi.
  
Tuhan yang Esa ampuni dosanya ! tempatkanlah dia di antara kekasih-kekasih-Mu Amiiinnn...
Air mataku berlinang  begitu saja, tanpa sadar membasahi jilbabku. Seketika ku hapus air bening di pipiku, begitu teringat kata-kata ibu "Jangan menangis ! jika kau menangisi orang yang sudah tidak ada, maka dia akan merasa tersiksa !"
itulah pesanya, terpaksa aku menahan tangis, hatiku terasa ada suatu ganjalan. Aku masih ingat, waktu itu ayah berkata "Jadilah anak yang baik,turuti apa kata orang tua sekalipun kamu harus terjun kesumur !" apalagi sa'at aku hendak berangkat sekolah, ia bilang "Sekolah yang pintar!" maksudnya, jadilah anak yang pandai di sekolah. Rasanya aku ingin menangis , aku takut tidak bisa menjadi anak yang baik , apalagi semester kemarin rangking ku menurun. "ayah maafkan aku, aku belum bisa menuruti kata-kata mu!" gumamku dalam hati.

Aku kesepian dirumah sendiri, hanya menatap ruang tamu yang kosong melompong ini sendirian, ibu dan kakakku pergi, sedangkan adikku bermain dirumah temanya. padahal tahun lalu aku jarang dirumah sendiri,dulu aku selalu menghabiskan waktu menonton TV dengan Ayah jika ibu pergi. Atau mendengarkan cerita-cerita masa lalu ayah.
Sa'at itu ayah lahir tahun 1951 dan ibu baru lahir tahun1961, dan mereka yang masih muda sudah dijodohkan oleh kakek dan nenek.
"Hahaha...!" aku tertawa lepas dalam hati, kalau aku sih tidak mungkin mau.
  
Minggu pagi, mulai Minggu ini aku mengikuti kegiatan Language English Training di sekolah, dengan kurun waktu 2 Minggu. Setelah beberapa hari mengikuti English Training aku mulai akrab dengan teman-teman baruku. Waktu sholat Dhuhur berjama'ah telah tiba, kebetulan aku dan ke-6 temanku tidak sholat saat itu. Waktupun kita gunakan untuk makan bersama dan main game untuk bergiliran cerita tentang kehidupan masing-masing, tibalah giliranku untuk bercerita. temanku ingin mendengar cerita tentang Ayahku,karena mereka ingin tahu bagaiman rasanya dan perasa'anku saat itu. 
Kami mulai memebuat lingkaran kecil dan khusuk mendengar ceritaku "Tepat pada bulan Ramadhan, saat itu masih tersisa 3 hari menuju Fitri,setelah sholat tarawih aku belum bisa tidur sama sekali,entah mengapa ? memang aku tidak tahu kenapa hatiku merasa gelisah sekali. Selalu teringat ucapanya saat sakit waktu lalu, saat itu aku dan adikku menemaninya di kamar, dan dia berkata 'panggil seluruh kakak-kakakmu ! suruh mereka semua kesini untuk menjaga ayah !' aku hanya bisa menangis menatap mata sendu seorang ayah yang sudah rentang tua dan lemah,yang kini terbaring di atas kasur. Aku mencoba  menahan air mataku, aku tidak mau ayah melihat aku menangis lalu aku pergi meninggalkan ayah dan menangis, ku kecilkan suaraku agar tidak ada yang tahu bahwa aku menangis. Kudatangi kakakku kusuruh dia menelfon seluruh saudara. Karena ayah berkata seperti itu, tetapi jawabanya hanya singkat 'beritahu ayah, mereka sibuk!' hanya itu.

Ayah By Choirur Rodhini

Dadaku semakin sakit rasanya seperti di cabik-cabik.Dan malamnyalah baru aku sadar bahwa itu adalah tanda bahwa ayah ingin berpamitan dan memeberitahu kepada anak-anaknya,tapi mereka tidak menggubris sama sekali , karena aku tidak bisa menhubungi mereka . Ibu juga pernah bilang padaku bahwa ia pernah bermimpi sandalnya hilang satu dan tinggal sebelah saja,dan menurut arti mimpi itu adalah kehilangan harta atau pasangannya. ibu menceritakan semua itu pada ayah sambil menangis tersedu-sedu,ayah hanya bisa tersenyum pasrah Kepada Takdir Allah.

Pukul 23.00 nafasnya mulai tidak teratur,kedua kakinya sedikit-demi sedikit mulai dingin,kemudian ke lutut,tangan dan hingga ke kepala. Setelah semua keluarga ku berkumpul, kami bersama-sama memebaca surat Yaasiin.
Pukul 12.00 malam lebih ayah menghembuskan nafas terakhir. Aku menjerit tidak bisa menerima kenyataan, tapi apalah daya, ibu bilang jangan menanggis nanti ayahmu akan merasa semakin tersiksa, tahan tangisan mu itu!. Airmatalah  yang mengalir dan mengadu,biarlah air mata yang menjadi saksi pilunya hatiku."

Setelah mendengarkan semua ceritaku teman-temanku ikut menangis terbawa suasana dengan ku,mungkin hati mereka merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Aku mulai bercanda agar mereka tertawa kembali,agar mereka tidak ikut larut dalam kesedihanku.

Pukul 05.00 sore aku baru sampai dirumah,kegiatan disekolah yang padat membuatku lelah. Tak lama kemudian aku sadar, besok adalah hari ulang tahun ayahku, tanggal 7 januari 2013 kutulis dalam agendaku bahwa besok pagi aku harus pergi ke makam untuk memberi kado surat al-fatihah dan Yaasiin untuk ayahku dan menaburkan bungah, mungkin itu yang terbaik untuk sekarang.

Senin pagi, hendak berangkat ke sekolah aku mampir ke tempat makam ayah , kuberikan do'a-do'a kepadanya karena hanya itulah yang bisa aku berikan untuknya. "Happy Anniversary Ayah !...semoga kau bahagia disisi-Nya...Amiiin".

Aku berpesan kepada teman-temanku  bahwa "Jangan pernah kalian sia-siakan orang tua yaitu Ayah dan Ibu, karena tanpa mereka tiadalah kita,karena merekalah kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Mereka yang memebimbing dan menjaga kita sejak kecil, berikan mereka senyuman sebagai tanda terimakasih kita kepadanya. Hanya itu yang mampu kita berikan saat ini, sebab merekalah penyemangat kita dan harapan kita. Ayah dan ibu adalah segalanya bagi kita! ." teman-teman mengangguk setuju dan mulai memelukku. Aku tersenyum atas itu dan senang akhirnya mereka Mengerti.

Terimakasih Ayah......kau segalanya bagiku.

One Word for my Mom and Dad
"Everything"

*SELESAI*

Tentang Penulis:Nama : Choirur Rodhini
Alamat : Mojopuro Gede Bungah Gresik
akun Facebook : Dhiniy Choirur ( Pretty Cure Black )

Cerita Terkait

Ayah By Choirur Rodhini
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE