Shalat Istikharah Petunjuk Bagi Orang Yang Bingung

Ads:
Shalat Istikharah Petunjuk Bagi Orang Yang Bingung
Saya asli orang sunda yang dibesarkan di Kab. Cirebon, Kec. Ciledug, Ds. Ciledug Lor, diujung perbatesan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bahasa ibu orang Ciledug itu bahasa sunda, karena masih sejalur dengan daerah selatan di pegunungan, yaitu Kuningan, Sumedang, Bandung. Kami orang Ciledug jalur kedua terakhir orang sunda pesisir pantai utara setelah Kec. Pabedilan.

Daerah penghasil tanaman tebu dan tanaman bawang merah ini, begitu memilukan karena di tinggalkan banyak pemudanya. Seakan sudah tidak ada kesempatan lagi hidup masa muda di Ciledug, mereka lebih memilih merantau ke kota yang lebih banyak kesempatannya, bukan hanya satu dua akan tetapi sudah mewabah ke berbagai pelosok desa, bahwa para pemuda mayoritas pergi merantau dan karena juga keturunan, ada salah satu keluarganya yang lebih dulu sudah pergi merantau.

Jadi, teringat sahabat kecil saya, Rukmana. Ia pergi merantau sejak lulus di sekolah menengah pertama (SMP). Demi memilih jalan hidup yang lebih banyak kesempatannya ia pergi merantau bersama keluarganya di Ibu kota. Saya tidak pernah menyalahkan para pemuda atau pun teman kecil saya Rukmana untuk pergi merantau. Hanya saja, sayang sekali mereka tidak melihat kesempatan di kota sendiri, dan sedikit sabar untuk berjuang.

Rukmana sering mengeluhkan soal hidupnya, karena di satu sisi ia adalah anak piatu yang ditinggalkan oleh ibunya sejak SD. Dan kebanyakan keluarganya pergi merantau, gara-gara hal itu ia pun jadi ikut pergi meninggalkan kampung halamannya.

Pernah kala itu ia sempat berjualan di Ciledug demi mencari kesempatan namun terhenti karena modal dan siklus penghasilan tidak stabil, lalu ia pernah bekerja jadi buruh di Ciledug namun tak lama ia bosan dan keluar. Ia mengeluhkan hal itu sebelum berangkat kepada saya.
“Atuh mending kamu keluhkan ka Allah bukan ka saya Man” Gaum saya.
“Ari saya teh minta solusi sama kamu Mad, saya teh harus gimana?” Jelasnya
“Saran saya mah, mending kamu curhatkan masalah ini sama Ustadz Abdul, da saya mah belum cukup banyak pengalaman soal hidup Man”
“Yasudah, dimana Ustadz Abdul sekarang?”
“Sekarang mah saya tidak tahu beliau dimana, nanti saja bada ‘Isya kita ke masjid Baiturrahman, pasti beliau ada disana Man”
“Ok, saya ikut kamu saja”

Shalat magrib mengumandang, adzan sangat merdu terdengarnya. Sejenak para pengais rezki mulai menghentikannya dan bergegas pergi ke masjid untuk memenuhi panggilan adzan shalat maghrib berjamaah. Saya dan Rukmana ikut berjamaah dan bada shalat maghrib kami mengaji al-Quran dan mendengar tausyiah Ustadz Abdul samapi waktu ‘Isya tiba kami berjamaah shalat ‘Isya. Dan setelah shalat ‘Isya kami menghamiri Ustadz Abdul.
“Tadz, saya pengen minta petuahnya dari Ustadz” To The Point gaum Rukmana.
“Petuah kumaha (gimana) Man?” Saut Ustadz Abdul
“Saran dan solusinya, tentang kebingungan saya untuk pergi meninggalkan tempat kelahiran, merantau ke Ibu kota menyusul kakak-kakak saya disana. Saya bingung apakah saya harus pergi merantau atau tetap disini?” Jelas Rukmana
“Kamu harusnya jangan bingung Man, yakini dalam hatimu, apa yang jadi pilihan kamu itu yang terbaik bagimu. Saya mah tidak bisa ngasih saran Man, karena itu hanya soal keyakinan kamu Man”
“Untuk meyakinkan itu apa Tadz?”
“Shalat lah Istikharah”
“Shalat apa itu Tadz?”
“Shalat ini dilakukan untuk mendapatkan petunjuk, terutama bila seseorang dalam keraguan memutuskan mana yang terbaik diantara dua perkara yang diragukan. Jika timbul keraguan dalam hati untuk memilih atau mengambil keputusan dalam sesuatu perkara, contohnya: apakah aku harus menolak atau menerima? Keraguan makin terasa, keputusan tidak dapat dipastikan setelah melihat masing-masing ada kelebihan dan keburukannya. Oleh karena itu, hendaklah menyerahkan pada Yang Maha Kuasa untuk memilihnya. Sebelum seseorang mengambil keputusan ia dianjurkan shalat istikharah dua rakaat.

Hendaklah kamu mengerjakan Shalat Istikharah itu melapangkan dada dari kehendak peribadi yang berlandaskan hawa nafsu. Kamu menyerahkan perkara tersebut bulat-bulat kepada ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harus juga kita sedari bahawa adakala apa yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk kita itu tidak selaras dengan keinginan hawa nafsu atau pada tanggapan kita Man. Namun demikian sewajarnya bagi kita untuk pasrah menerima keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut.

.... boleh jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S. al-Baqarah : 216)”

Masya Allah, Man begitu mantap penjelasan Ustadz, meneurut saya itu bukan hanya untuk kamu Man, saya juga ingin mengamalkan shalat Istikharah” Kata saya
“Iya Mad, Insya Allah saya akan mengamalkan shalat Istikharah”
“Semoga kita semua bisa istiqomah menjalankan amalan yang baik ini”
Amin Ya Rabbal’alamin

***

Cerita Terkait

Shalat Istikharah Petunjuk Bagi Orang Yang Bingung
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE