Pengarang Kitab Fathul Qarib Terkenang Sepanjang Masa

Ads:
Pengarang Kitab Fathul Qarib Terkenang Sepanjang MasaDi depan teras rumah sederhana, tersinari mentari yang baru naik lima derajat di ufuk timur, tampak terlihat seorang anak mengenakan sarung yang masih menempel di tubuhnya sambil menikmati hangat aroma kopi yang sesekali ia minum di gelas pelastik warna biru kesayangannya.

Tangannya pun terasa hangat dikala ia memgang gelas itu, sehangat hatinya ketika bada subuh tadi ia melantunkan keindahan ayat suci al-Quran. Setelah membacanya ia merasa menemukan ketenangan dalam hatinya. Tak lagi gundah di isi oleh penatnya kehidupan setiap harinya. Ntah kenapa setiap orang lebih asik menyibukkan diri dengan urusan dunia, samapi parahnya orang-orang seperti itu bagitu gampangnya melupakan melantukan ayat al-Quran padahal itu untuk menenangkan hatinya.

Tiba-tiba suara terdengar menghampirinya dan menuju kepadanya,
“Kang kalau ini teh punya siapa?” Kata Abib adiknya, sambil menunjukan kitab klasik berbahsa arab.
“Owh itu kitab fathul qarib punya Ustadz Abdul”
“Kitab tentang apa kang?”
“Isinya tentang fiqih”
“Saya pengen tahu kitab ini kang, kang Ahmad bisa menguraikan isi kitab ini?”
“Sebelum menguraikannya, saya akan menerangkan apa itu  kitab Fathul Qarib”
Kitab Fathul Qarib adalah kitab pengantar fiqih Imam Syafi’i, yang di susun oleh Syekh Syamsuddin Abu ‘Abdillah, Muhammad bin Qasim rahimahumullah. Beliau adalah seorang Syekh (Guru Besar) yang ‘Alim, luas lagi mendalam ilmu yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Beliau di angkat dan diproklamirkan oleh para ‘ulama dan kaum muslimin semasa hidupnya, sebagai Imamul Muslimin oleh para ‘ulama sepeninggalnya. Beliau tetap Imam Mujtahid yang berorientasi pada Imam Mujtahid mutlak, beraliran Syafi’i.
Sebutan ganda kitab ini yaitu; 1. Taqrieb, 2. Ghayatul Ikhtishar, dan mengakibatkan sebutan syarahnya pun ganda pula, 1. Fat-hul  Qoriebul Mujieb Fii Syarhi alfaadhit Taqrieb, 2. Al-Qaulul Mukhtar Fii Syarhi Ghaayatil Ikhtishar.

“Owh berarti ini kitab tentang fiqih yang bermadzhab Imam Syafi’i ya kang?”
“iya, dan sedikit tahu Imam Syafi’i itu bernama Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i radiallahunanhu. Beliau lahir di daerah Ghuzzah pada tahun 150 H, dan wafat pada tahun 204 H, yaitu tepatnya hari jum’at akhir bulan Rajab di kota Mesir. Beliau dikenal sebagai ulama besar, Imamul Muslimin. Mujtahid Mutlak, dimana buah pikirannya dijadikan rujukan para Imam Mujtahid sepeninggalan beliau. Sejak umur 6 tahun beliau telah mampu menghafal al-Quran 30 Juz. Dalam bidang ilmu hadits telah menunjukan kedalaman ilmunya, hingga digelari dengan “Nashirus Sunah wa-Din”.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta ridho-Nya kepada beliau.”

Lirih dalam mulut Abib mengucapkan “Amin Ya Rabb”.

Ketika Asik kedua kaka beradik Ahmad dan Abib sedang mengobrol di teras depan rumah kemudian terdengar suara ibu-ibu memanggil keduanya untuk sarapan karena makanan sudah siap. Namun rupanya dalam hati Abib masih penasaran dan ingin mengaji untuk mengetahui dalamnya ilmu yang terurai di kitab Fathul Qarib.

Kaka beradik itu lalu melahap hidangan yang ada di meja makan di rumahnya dengan di temanin adik perempuan, bapak dan ibunya. Satu keluarga itu berkumpul untuk sarapan bersama simbol kebahagiaan keharmonisan dalam keluarga.

***

Cerita Terkait

Pengarang Kitab Fathul Qarib Terkenang Sepanjang Masa
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE