Ads:
Sebutan kota Cirebon itu salah satunya kota Sejarah dan Budaya. Banyak peninggalan nenek moyang orang Cirebon yang sampai sekarang masih di rawat dengan baik bahkan masih di gunakan seperti keraton, kereta kencana untuk biasanya di pakai di acara adat, masjid Cipta Rasa yang di bangun sejak jaman para walisongo, dan masih banyak lagi yang kita jumpai peninggalan lainnya di Cirebon.
Kebiasaan saya setiap sore berkeliling ke tempat-tempat sejarah. Saya bersama dengan teman kuliah selalu singgah di masjid Cipta Rasa atau di masjid peninggalan Sunan Gunung Jati setelah berkeliling, untuk beritikaf dan merenungkan hikmah pelajaran sejarah perjuangan Islam jaman dulu.
Menjelang mangrib saya pulang ke asrama kampus atau rusunawa. Aktifitas disana di hiasi suasana sangat Islami. Seperti pondok pesntren dimana kita para penghuni rusnunawa di sebut santri, yang mewajibkan bada maghrib kami mengaji al-Quran dan kitab kuning.
Rusunawa dibangun untuk memudahkan mahasiswa lebih konsentrasi belajar dan tidak lagi memikirkan biaya kos-kosan yang mahal. Sangat membantu untuk mahasiswa yang tidak bisa membayar biaya kos-kosan semahal itu namun di rusunawa biayanya tak semahal kos-kosan, sangat murah tapi fasilitas sangat nyaman dan memadai.
Rusunawa di bangun 5 lantai, kebetulan kamar saya dilantai paling atas, terasa sangat indah ketika melihat di luar jendela apalagi di waktu-waktu favorit saya yaitu pagi hari, sore hari dan tengah malam. Melihat ke arah selatan keindahan gunung slamat berdiri kokoh dan melukiskan penomena alam yang tak tertandingi oleh seniman pelukis hebat sekalipun. Melihat ke arah utara tak kalah indah ketika melihat hamparan luas pantai utara laut jawa, betapa takjubnya ketika melihat air laut yang begitu banyak namun tenang, sesekali ombak kecil meyeret menepi ke pesisir.
Melihat penomena itu banyak teman-teman mahasiswa senang jika berada di rusunawa terutama kamar di lantai paling atas. Banyak pula yang singgah di sini hanya untuk menyepi, menyendiri, sampai patah hati sekali pun obatnya datang kesini.
Rahman datang dengan muka mendung dan sepertinya hatinya sedang gundah. Saya sebagai temannya merasa aneh melihat Rahman seperti itu, tak biasanya ia seperti itu.
“Kenapa kamu Rahman, tak seperti biasanya mukamu di tekuk-tekuk seperti itu?, apa kamu lagi ada masalah?” Tanyaku
“Iya mad, tadi di kampus saya kesal sama teman saya karena tidak mau kalah dengan argumennya padahal jelas-jelas ia salah, tapi tetap membela. Sampai saya terbawa emosi dan perang mulut dengannya.”
“Asal kamu tahu Man, hati itu pemipin bagi anggota tubuh. Apabila hati itu buruk maka anggota tubuh menjadi buruk. Apabila hati kita itu baik maka seluruh anggota tubuh menjadi baik.”
“Iya mad, soalnya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dan mendengar dengan terlinga saya sendiri terdengar apa yang keluar dari mulutnya itu adalah kata-kata yang buruk. Hati saya langsung tidak terima donk di perlakukan seperti itu.”
“Kalau begitu kamu perlu tahu tujuh anggota Man.”
“Apa itu?”
Dengan penjelasan Ahmad akhirnya Rahman beristighfar beberapa kali, menyadari bahwa mungkit kejadian tadi di kampus sebenarnya yang salah bukan temannya melainkan dirinya sendiri, karena salah satu tujuh anggota tubuhnya tidak di gunakan sebagaimana mestinya.
Kebiasaan saya setiap sore berkeliling ke tempat-tempat sejarah. Saya bersama dengan teman kuliah selalu singgah di masjid Cipta Rasa atau di masjid peninggalan Sunan Gunung Jati setelah berkeliling, untuk beritikaf dan merenungkan hikmah pelajaran sejarah perjuangan Islam jaman dulu.
Menjelang mangrib saya pulang ke asrama kampus atau rusunawa. Aktifitas disana di hiasi suasana sangat Islami. Seperti pondok pesntren dimana kita para penghuni rusnunawa di sebut santri, yang mewajibkan bada maghrib kami mengaji al-Quran dan kitab kuning.
Rusunawa dibangun untuk memudahkan mahasiswa lebih konsentrasi belajar dan tidak lagi memikirkan biaya kos-kosan yang mahal. Sangat membantu untuk mahasiswa yang tidak bisa membayar biaya kos-kosan semahal itu namun di rusunawa biayanya tak semahal kos-kosan, sangat murah tapi fasilitas sangat nyaman dan memadai.
Rusunawa di bangun 5 lantai, kebetulan kamar saya dilantai paling atas, terasa sangat indah ketika melihat di luar jendela apalagi di waktu-waktu favorit saya yaitu pagi hari, sore hari dan tengah malam. Melihat ke arah selatan keindahan gunung slamat berdiri kokoh dan melukiskan penomena alam yang tak tertandingi oleh seniman pelukis hebat sekalipun. Melihat ke arah utara tak kalah indah ketika melihat hamparan luas pantai utara laut jawa, betapa takjubnya ketika melihat air laut yang begitu banyak namun tenang, sesekali ombak kecil meyeret menepi ke pesisir.
Melihat penomena itu banyak teman-teman mahasiswa senang jika berada di rusunawa terutama kamar di lantai paling atas. Banyak pula yang singgah di sini hanya untuk menyepi, menyendiri, sampai patah hati sekali pun obatnya datang kesini.
Rahman datang dengan muka mendung dan sepertinya hatinya sedang gundah. Saya sebagai temannya merasa aneh melihat Rahman seperti itu, tak biasanya ia seperti itu.
“Kenapa kamu Rahman, tak seperti biasanya mukamu di tekuk-tekuk seperti itu?, apa kamu lagi ada masalah?” Tanyaku
“Iya mad, tadi di kampus saya kesal sama teman saya karena tidak mau kalah dengan argumennya padahal jelas-jelas ia salah, tapi tetap membela. Sampai saya terbawa emosi dan perang mulut dengannya.”
“Asal kamu tahu Man, hati itu pemipin bagi anggota tubuh. Apabila hati itu buruk maka anggota tubuh menjadi buruk. Apabila hati kita itu baik maka seluruh anggota tubuh menjadi baik.”
“Iya mad, soalnya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dan mendengar dengan terlinga saya sendiri terdengar apa yang keluar dari mulutnya itu adalah kata-kata yang buruk. Hati saya langsung tidak terima donk di perlakukan seperti itu.”
“Kalau begitu kamu perlu tahu tujuh anggota Man.”
“Apa itu?”
- Mata, tujuannya diciptakan agar bisa melihat keajaiban Allah SWT dan agar menambah keyakinan dan ketaatan kepada AllahSWT.
- Telinga, tujuannya diciptakan agar mendengar firman Allah SWT, Hadits Nabi, Nasihat ‘Ulama dan hal-hal kebaikan.
- Mulut, tujuan diciptakan agar banyak berdzikir kepada Allah SWT, membaca al-Quran, menasehati dan mengajak kepada kebaikan.
- Perut, agar mencerna makanan yang halal. didalam perut juga ada 3 tempat, yaitu untuk makanan, untuk air dan untuk udara.
- Kemaluan, agar dipakai pada tempatnya, untuk berhubungan dengan istri yang halal.
- Kedua Tangan, Untuk membantu orang lain atau bersedekah kepada orang Islam.
- Kedua Kaki, agar mampu berjalan ketempat kebaikan.
Dengan penjelasan Ahmad akhirnya Rahman beristighfar beberapa kali, menyadari bahwa mungkit kejadian tadi di kampus sebenarnya yang salah bukan temannya melainkan dirinya sendiri, karena salah satu tujuh anggota tubuhnya tidak di gunakan sebagaimana mestinya.
***
Obat Penyembuh Hati dan Fungsi Tujuh Anggota
4
/
5
Oleh
Admin