Luangkan Sejenak Waktu di Bumi Untuk Shalat

Ads:
Luangkan Sejenak Waktu di Bumi Untuk Shalat
Bumi adalah pijakan manusia untuk berkembang hidup, bahkan bukan manusia saja yang berada di dalamnya. Makhluk lain seperti hewan, tumbuhan atau sejenisnya yang berada di darat maupun di laut semua bertopang pada Bumi.

Siang dan malam manusia beraktifitas tiada henti. Mereka sampai rela mengorbankan segalanya demi kelangsungan hidupnya, bekerja seharian demi mencari makan dan minum adalah sifat alamiahnya. “Kalau tidak berkerja tidak dapat makan dan minum, dan kalau tidak makan dan minum manusia akan mati”. Begitulah kira-kira fikir mereka.

Bahkan ketika manusia sudah terpenuhi kebutuhan untuk makan dan minum, ia masih saja merasa kurang puas untuk hidupnya. Ia terus mencari kebutuhan lain untuk memudahkan dirinya bertahan hidup. Dan disinilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Karena manusia diberi “akal”, manusia terus menggali bagaimana manusia bisa dengan mudah bertahan hidup. Segala perubahan dari zaman ke zaman manusia terus melakukan pembahuran atau inovasi dengan menggunakan akalnya, sehingga mereka menemukan cara baru dan mudah untuk kelangsungan hidupnya.

Terlepas dari perubahan zaman. Manusia hidup di dunia adalah karena titah Allah SWT sebagai pemimpin kehidupan di bumi. Ia terlahir sebagai makhluk yang sempurna yang bisa menciptakan sesuatu penemuan baru.

Terkadang manusia sibuk dengan aktifitasnya tanpa sadar bahwa hakikatnya karena siapa ia bisa hidup dan berkembang. Ialah Allah SWT yang memberikan semua yang ada baik di langit maupun dibumi untuk manusia itu sendiri. Karena kesibukan itulah manusia lalai akan perintah-Nya, lupa akan ajaran-Nya bahkan sampai ingkar kepada-Nya. Na’udzubillahi Mindalik

Sore senin saya menuju tempat ta’lim di daerah Kaliwadas. Disana bada’ Isya setiap malam selasa dan malam kamis dibuka pengajaran Agama Islam atau ta’lim tentang kitab-kitab kuning berbahasa arab gundul. Materi kali ini tentang waktu shalat fardu. Dalam ta’lim Ustadz Aziz menguraikan isi kitab Fathul Qarib Bab Hukum-Hukum Shalat.

Shalat fardu itu ada 5 (lima) waktu dan tiap-tiap shalat, wajib dikerjakan pada awal waktu (tepat waktu) secara lapang atau leluasa waktunya hingga menghampiri habis waktu yang telah di tentukan.

Pertama, Shalat Duhur, menurut penuturan Iman Nawawi ra; “Disebut Duhur, karena shalat itu terlihat nyata pada pertengahan hari. Awal waktunya,  sejak matahari condong (ke barat) dari tengah-tengah langit, bukan dengan meneliti keadaannya, tapi dengan melihat realitianya (benda nyata terlihatnya).”
Yang demikian dapat diketahui pindahnya bayangan ke arah Timur setelah lenyap bayangan yang pendek, yaitu waktu matahari naik memuncak.
Dan akhir waktu duhur ialah ketika bayang-bayang suatu benda, sepadan bendanya (sama panjang dengan bendanya), bukan bayang-bayang ketika matahari tergelincir (ke Barat).

Kedua, Shalat Asar, disebut Asar karena shalat Asar waktunya hampir dekat dengan waktu (Ghurub) mentari tenggelam. Awal waktunya ialah bayang-bayang bertambah melebihi pajang bendanya.

Ketiga, Shalat Magrib, disebut demikian karena shalat tersebut dikerjakan pada waktu matahari tenggelam (sesudah mentari tenggelam).

Keempat, Shalat Isya, Kata Isya dengan huruf ‘Ain berbasis kasrah, adalah nama untuk permulaan gelapnya (malam). Disebut demikian karena Shalat Isya itu dilakukan pada waktu gelapnya malam. Awal waktunya sejak lenyapnya awan atau mega merah.

Kelima, Shalat Subuh, menurut arti bahasa permulaan siang, disebut demikian karena shalat Subuh dikerjakan pada permulaan siang, (pagi hari). Awal waktunya sejak fajar Shadiq tampak dan berakhir hingga remang-remang.

Wallahu’alam Bisowab...

Semoga kita bisa mengerjakan perintah-Nya, dengan salah satunya meluangkan waktu aktifitas kita (manusia) berada di bumi untuk shalat tepat pada waktunya sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

***

Cerita Terkait

Luangkan Sejenak Waktu di Bumi Untuk Shalat
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE