Basahnya Mandi Wajib dan Perkara Yang Mengakibatkannya

Ads:

Basahnya Mandi Wajib dan Perkara Yang Mengakibatkannya
Hujan deras mengguyur sebuah kontrakan dekat dengan kampus Hijau Kota Cirebon. Air hujan berjatuhan tak tentu arah karena kencangnya angin berhembus mendorongnya. Saya sesekali bertasbih kepada Allah Swt saat kilat dan petir bergemuruh terdengar keras. Namun rasa syukur tetap tercurahkan karena datangnya rahmat air hujan.

Kebanyakan orang menganggap hujan disertai dengan adanya kilat dan petir adalah pertanda datangnya bencana. Banjir yang mengenang di kota-kota besar, Pohon-pohon yang berdiri kokoh tumbang karenanya, tanah-tanah pegunungan longsor dan amblas kebawah dan lain sebagainya akibat hujan.

Itu menurut akal manusia saja, padahal hujan adalah salah satu rahmat Allah untuk makhluk-Nya. Dengan adanya hujan kehidupan yang ada diatas bumi bisa berkembang dengan baik mengatur sebuah siklus alam yang luar biasa luasnya dunia ini namun tetap hidup dan berkembang. Hanya manusia saja yang tidak banyak menyadari itu semua, padahal hujan adalah rahmat untuk semua makhluk yang ada di bumi untuk kelangsungan hidup bukan hanya manusia. Kalau memang itu bencana, manusia lah yang sebenarnya sumber penyebabnya.

Banjir? Karena manusia tidak bisa mentaati peraturan buang sampah pada tempatnya. Akibatnya, saluran-saluran air tersumbat karena sampah-sampah yang berserakan, terkadang manusia lupa bahkan sengaja melakukannya tanpa di sadari akhir akibatnya nanti.

Pohon tumbang dan Tanah Longsor? Karena banyak manusia yang tidak bisa mengemban amanah Allah dengan baik untuk menjaga lingkungan. Tamanan dan lahan-lahan penghijauan di gusur demi kepentingan manusia itu sendiri. Hutan-hutan di gunduli dan pohon-pohon di tebang dengan liar, sehingga jantungnya dunia yaitu hutan itu menjadi gundul dan mengakibatkan global warmming.

Lalu siapa yang disalahkan? Hujan?..............

Hampir tiga jam lebih hujan yang mengguyur kontrakan dan daerah sekitarnya mulai mereda. Cahaya matahari yang tertutup awan pun kini mulai berseri kembali. Begitu hangatnya sinar yang menyinari atas titah Allah Swt.

Arif teman sekamar kontrakan terbangun setelah ia memilih tidur selama hujan turun.
“Wah payah kamu rif, hujan turun kamu malah tidur”. Kataku
“Saya mengantuk Mad, sekarang jam berapa?” Tanyanya
“Sudah menjelang sore jam 3.30 WIB.”
“Waduh saya belum shalat asar, kamu sudah shalat?”
“Alhamdulillah saya sudah, lagian tadi pas saya mau shalat kamu saya bangunkan tapi tetap saja tidur, susuh banget kamu bangunnya.”
“Iya maaf orang ngantuk berat di tambah hujan memanjakan saya untuk tetap tidur.”
“Yasudah sana shalat sekalian mandi junub tuh, basah kan kasurnya, Hehee..” Bercanda, karena memang kontrakan kami saat ujan bocor, dan bocornya tepat pada kasur tempat tidur, yang biasanya saya akali dengan di taruh ember kecil sebagai wadahnya.

Kemudian Arif mengambil wudhu dan mengerjakan shalat asar, sementara saya mengerjakan tugas kuliah yaitu membuat makalah tentang thahrah. Setelah Arif selesai shalat, ia membantu saya mengerjakan makalah, membantu mengetik.
“Mad coba perhatikan kalimat ini; Hal-hal yang mengakibatkan atau menjadikan orang wajib mandi ada 6 (enam) perkara, 3 (tiga) diantara 6 (enam) itu berlaku untuk pria dan 3 (tiga) diantara 6 (enam) lainnya berlaku untuk wanita.”
“Iya kenapa dengan kalimat itu?” Tanyaku
“Ada yang salah?”
“Yasudah tolong benerin yang salahnya rif.”
“Hal-hal yang mengakibatkan atau menjadikan orang wajib mandi ada 6 (enam) perkara, 3 (tiga) diantara 6 (enam) itu berlaku bersama-sama untuk pria dan wanita;
Pertama, perpaduan atau bertemunya dua alat vital (bersetubuh suami istri), masuknya zakar atau alat pria, atau hanya kepalanya (ujung zakar) yang masuk atau hanya diperkirakan saja. Semua itu menyebabkan orang harus mandi wajib baik pihak pria maupun wanita.

Kedua, keluar air mani tanpa bersenggama, walaupun hanya setitik atau berupa darah. (Hal seperti ini biasanya melanda pada kaum muda-mudi yang berkhayal, karena belum pernah kawin). Berlaku untuk pria dan wanita.

Ketiga, sebab kematian orang harus mandi wajib. Karena mati baik pria maupun wanita harus dimandikan atau mandi wajib. Kecuali mati syahid.

Dan diantara 3 (tiga) diantara 6 (enam) lainnya berlaku untuk wanita saja.
Pertama, karena Haid, darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah mencapai umur atau baligh.
Kedua, karena Nifas, darah yang keluar dari wanita beriringan dengan keluarnya bayi.
Ketiga, karena Wiladah, saat melahirkannya disetai dengan keadaan basah-basah.”

“Iya benar rif, terimakasih banyak”
“Terus ada lagi yang bisa saya bantu?”
“Paling bantu saya beli makan rif, saya lupa belum makan siang tadi karena ujan.”
“Lah itu mah nyuruh saya beli makan atuh.”
“Hehehee.. iya rif, punten atuh kan sekalian pasti kamu lapar juga belum makan.”
“Yasudah Ok.”
“Sip, syukron jazakumullah”

***

Cerita Terkait

Basahnya Mandi Wajib dan Perkara Yang Mengakibatkannya
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE