Sukses Membudidaya Ikan Lele

Ads:
Penulis: Khaelani

Sejak kecil saya sudah terbiasa melihat bapak bekerja keras banting tulang memajukan usahanya, ketika satu usaha tutup bapak selalu akan membuka usaha yang lain. Bapak saya seorang pegawai negeri sipil yang berpenghasilan pas-pasan, oleh karena itu bapak menambah penghasilan dengan berwirausaha. Mungkin dari situ pula saya memiliki bakat berwirausaha.

Nama saya Fauzan Hangriawan, mencontoh dari bapak saya selalu mecoba belajar berwirausaha, dari penjual sepatu sampai usaha pedagang makanan siomay.
“Pak, saya mau membukan usaha dagang siomay, lumayan pak prosfeknya bagus, deket kampus fauzan pedagang siomay laris, keuntungannya lumayan pak. Untuk itu fauzan mau minta modal pak” Kata saya sambil melobi bapak
“Ya sudah, nanti bapak akan coba akan pinjam ke koperasi nak, dan untuk sementara waktu bisa kamu pake untuk modal. Tapi ingat, kamu harus janji akan menggantinya secepatnya” Jelas bapak.
“Iya pak, fauzan akan bertanggung jawab”

Saya lega bapak mau membantu saya usaha siomay ini, dan akhirnya usaha saya dimulai, berjualan siomay. Namun belum sebulan saya berjualan siomay, saya sudah di tipu oleh karyawan yang membantu saya . Mereka menggasak habis uang modal dan keuntungan saya di laci gerobak tempat dimana saya menyimpan uang.

Bapak dan ibu pun marah besar mendengar kejadian itu, bisa-bisanya saya kena tipu dan menganggap saya kurang teliti dan teledor untuk memulai usaha. Bapak marah karena uang koperasi yang seharusnya dikembalikan secepatnya malah jadi harus menunggak banyak hutang. Saya pun tidak tahu bisa berbuat apa, namun saya tetap harus bertanggung jawab.

Jiwa wirausaha saya tak pernah luntur, saya terus berusaha membuka jalan usaha baru yaitu usaha konveksi. Saya tetap melobi bapak supaya mau membantu usaha baru saya ini, namun bapak sebaliknya beliau tidak bisa membantu saya lagi. Mengaca kasus yang kemaren saya gagal usaha, dan kali ini bapak hanya mendukung saya usaha tapi tidak bisa memberikan bantuan modal usaha.

Ternyata cobaan dan rintangan terus mendesak saya agar mundur dari usaha saya, karena kejadian terulang kembali, saya kena tipu oleh suplior konveksi. Uang keuntungan saya di ambil mereka karena dari awal saya tidak memiliki perjanjian tegas hitam diatas putih. Namun tidak rugi hanya saja keuntungan besar saya jadi berkutang 30 %.
“Mungkin kamu belum di izinkan Allah untuk memegang uang lebih banyak lagi nak” Kata bapak.
“Iya pak, terimakasih pak”
“Oya nak, besok atau lusa kamu bantu bapak membersihkan kolam di dekat rumah, terus kalau bisa kamu coba isikan kolan tersebut dengan ikan, supaya kolam itu ada manfaatnya” ajak Bapak.

Kemudian dari ajakan bapak ternyata saya dapat inspirasi untuk usaha baru lagi, saya mencari agen ikan di sekitar wilayah dekat rumah saya, sehingga saya pada saat itu menemukan petani atau pedagang lele dan saya membeli beberapa benih lele untuk kemudian dimasukan ke dalam kolam kepunyaan bapak. Setelah beberapa bulan saya tertarik untuk membudidaya ikan lele dan membeli benih ikan lele lebih banyak lagi. dan kemudian untuk di jual hasilnya.

Tapi yang terjadi adalah gagal panen, hasil penjualan yang tidak sepadang dengan biaya produksi dan tingginya tingkat kematian lele. Namun saya terus maju dan tidak mau gagal lagi usaha saya kali ini, saat saya bekerja bersungguh-sunggung pasti saya akan berhasil.

Saya banyak belajar bagaimana membudidaya ikan lele terutama pada seorang pembudidaya ikan lele yang sudah sukses yaitu bapak Nasrudin. Dari beliau saya belajar banyak hal, dan hal yang selalu saya ingat sampai sekarang adalah “kalau berbisnis bukan hanya seberapa besar keuntungan yang ingin di capai tetapi seberapa besar manfaat yang kita bisa beri kepada orang lain”.

Setelah mengetahui bagaimana caranya membudi daya ikan lele, Alhamdulillah saya berhasil menjual ikan lele hasil budi daya saya sendiri. Namun lamabat laun sama mengalami stagnasi yang mengakibatkan usaha saya kurang berkembang. Dari beberapa pelanggan saya mengeluh karena hasil budi daya ikan lele saya semakin kecil berat timbangannya dan mengalami ketidak stabilan dalam pengeluaran dan pemasukan.

“Aku khawatir kalau seperti ini terus, takut gagal lagi usahku ini” Kataku pada temanku yang membantu usah lele
“Lho ko kamu takut gagal, seharusnya kamu itu takut hanya sama Allah” Celotehnya
“Aku serius”
“Yawis gini aja kamu ikut aku sekarang ke ustadz Abdul minta petuahnya, siapa tahu beliau bisa membantu” Ajaknya

Kemudian kami menemui Ustadz Abdul
“Tadz, kenapa yah kok belakangan ini saya tidak pernah mendapatkan hasil yang menguntungkan dalam bisnis-bisnis saya, setiap kali berbisnis selalu gagal dan tek pernah maju” Kataku
“Itu mah barangkali cuman perasaan kamu saja, seorang pengusahakan memang siklusnya begitu toh” Jawab Ustadz
“Tapi memang kenyataanya seperti itu lho tadz, saya tidak mau gagal lagi” Sanggahku
“Yawis gini aja, sekarang saya mau tanya apakah kamu sudah ada restu dari orang tua untuk usaha kali ini?” tanya Ustadz
“Belum tahu tadz, tapi mereka mendukung usaha saya”
“Mintalah restu pada mereka, mungkin hati kecil mereka menginginkan lain”

Setelah panjanglebar ustadz Abdul menelaskan dan memberikan semangat spiritula kepada saya, kemudian saya bergegas untuk berdiskusi dan meminta restu kepada orang tua.
“Pak, Bu, Fauzan minta restu dari bapak dan ibu agar bisnis kali ini berkah dan lebih maju” Kataku pada orang tua
“Begini nak, bukannya bapak ndak setuju kamu menjalankan usaha ini tapi bapak dan ibu ingin melihat kamu kuliah yang benar dan lulus, terus kamu bisa jadi pegawai kantoran daripada jadi pengusaha seperti ini” Jawab Bapak
“Ibu juga berfikiran seperti bapakmu nak, setiap hari kamu harus berkotor-kotoran di kolam lele, lebih baik kamu bekerja di kantoran seperti bapakmu” Jawab Ibu demikian
“Nak, kali ini bapak dan ibu tidak tahu lagi harus bagaimana, apakah bapak dan ibu bisa merestui dalam bisnismu ini” Lanjut Bapak.
“Pak, Bu, Fauzan mengerti kok, tapi bagaimana kalau kita buat perjanjian?”
“Maksudmu nak”
“Jadi gini, kalau seandainya Fauzan tidak berhasil dalam bisnis lele, Fauzan akan menuruti ibu dan bapak inginkan, tapi ijinkan terlebih dahulu sepenuhnya menjalankan bisnis lele dan meminta restunya agar berkah dan dimudahkan jalannya” Jelasku
Akhirnya kedua orang tua saya sepakat, saya mendapat restu dari mereka untuk terus mengembangkan bisnis lele.

Kemudian lambat laun usaha saya mulai berbuah hasil, saya menjadi pengusaha lele dan saya berfikir bisnis itu bukan hanya sekedar profit orientit, tapi merupakan sebuah kerja keras dan harus ada efek kebermanfaatan terutama untuk orang-ornag yang berada di sekitar kita.
“Wahh... usaha kamu jadi sebesar ini nak, bapak tidak menyangka” Kata bapak ketika mengunjungi kolam lele bisnis saya
“Alhamdulillah pak, ini berkat doa dan restu bapak dan ibu, dan sekarang Fauzan juga membuka outlet penjualan ikan untuk mempermudah petani dalam menjual ikannya dan tidak menjual ikannya ke tengkulak” Jelasku
“Kalau yang disana sia apa nak” Tanya Ibu sambil menunjuk ke arah perkumpulan orang-orang yang sedang belajar dekat kolam lele
“Itu para calon petani ikan bu, kami juga sering mengajari kepada orang-orang bagaimana menjadi petani ikan yang baik”
“Bapak dan Ibu bangga padamu nak, kamu sekarang sudah menjadi orang sukses dan mampu membantu banyak orang”
Sukses Membudidaya Ikan Lele

Cerita Terkait

Sukses Membudidaya Ikan Lele
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE