Sukses Dari Kedai Digital

Ads:
  Penulis: Khaelani

 Universitas Gajah Mada atau sering di sebut UGM di Jogjakarta, adalah kampusku tercinta dimana saya menimba ilmu. Dengan kemanidirian yang saya tanamkan dari kecil saya sudah bertekad mengurangi beban ibu yang hanya pedagang kecil di pasar. Hal ini sudah saya tanamkan sejak bapak meninggal saat saya masih umur 11 Tahun hingga saya bisa berkuliah dengan biaya sendiri dengan banting tulang mencari kesempatan di setiap peluang.

Saya Saptuari Sugiarto, dikampus saya pernah berjualan pakaian yang di tawarkan ke teman-teman kampus, sesekali dagangan saya di hutangi sama mereka. Dan bukan hanya berjualan pakaian, di sela-sela kesibukan perkuliahan, saya juga pernah ikut kerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Event Organizer (EO), lumayan buat tambah-tambah biaya kuliah dan hidup di jogja.

Tak lama kemudian, setelah mengadakan beberapa event dan konser saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Awalnya saya memang niat belajar tapi entah kenapa tiba-tiba saya tidak nyaman dan setiap saya kerja;
“Aku tuh ko merasa bosen ya kerja disni” Kataku
“Sap kamu tuh jangan berfikiran yang macam-macam lho, kita itu masih mahasiswa, masih kuliah, tapi kita tuh sudah di gaji kerja disini. Coba kamu liat keluar sana, orang-orang pada rebutan cari kerjaan tuh.” Sahut Rendi teman kerjaku
“Bener juga sih, tapi aku merasanya gak bisa full kontribusi gitu lho.”
“Iya memang kerja kita tuh ya begitu itu, mau gimana lagi?”
“Iya sih, dari pada terus-terus aku gak nyaman seperti ini dan bahkan nanti aku kurang bersyukur, mending kerjaan ku mau tak kasiin ke orang lain aja” Kataku
“Apa maksud kamu sap? kamu mau keluar?” Tanya Rendi
“Iya ren, Lagian aku mau ngerjain skripsi aja lah” Jawabku.

Begitu saya keluar dari dunia kerjaku dan dunia bisnisku, saya mulai fokus kuliah dan alhamdulillah saya lulus dan mendapatkan gelar sarjana lulusan UGM Jogja.

Setelah tujuh bulan saya wisuda, saya merasa buntu untuk memikirkan usaha-usaha baru yang peluangnya besar. Kemudian saya teringat peluang untuk di jadikan usaha ketika saya bekerja di EO, saya sering di tugaskan di bagian desain untuk publikasi, lumayan mahir saya mendesain gambar atau foto menggunakan komputer, yang kemudian cetak digital pada Spanduk, Kaos, Mugh, Pamflet dsb.

“Ini bu, saptu pengen buka usaha baru?” Kataku sambil menunjukan Mugh bergambar pada Ibu.
“Usaha opo? Tanya Ibunya
“Namanya itu Digital Printing”
“Opo kue?”
“Jadi gini lho bu, nanti Saptu tu bakal nyetak gambar atau foto buat di tempel di Mugh, Pin, Stiker dsb” Jelasku
“Owh.. sing pesen terus bisa nempelkan fotoe ningkene yo?”
“Cuman masalahnya tu saptu belum punya modal bu”
“Tenang le, iki sertifikat tanah rumah ini, di gadaikan saja buat modalmu”
“Tapi bu...”
“Ora popo le, ini juga rumahmu, wis sekarang mah kudu mantep, ibu doakan semoga berhasil. Karena hanya ini yang bisa ibu bantu” Jelas Ibu.

Dengan dukungan dan restu ibu, kali ini usaha saya harus berhasil. Sudah terlalu banyak pengorbanan yang terbuang sia-sia. Dengan modal yang di berikan ibu kemudian saya menyewa kios sederhana dan di beri nama dengan nama KEDAI DIGITAL. Alhamdulillah setelah enam bulan usaha saya mulai menuju kemajuan, karena bagi saya kesuksesan bukan hanya di tunjang dengan perencanaan yang matang, tapi juga memanfaatkan setiap peluang yang ada. Setelah satu tahun lebih, KEDAI DIGITAL dengan bisnis berkonsep kemitraan. Sambutan dari masyarakat semakin bagus, sampai akhirnya KEDAI DIGITAL memiliki 3 cabang  di Jogjakarta.

Banyak terpaan masalah baik itu internal maupun eksternal KEDAI DIGITAL untuk terasa sulit sekali maju. Harus sabar dan penuh dengan kejelian saya menghadapi problem satu persatu. Pernah salah satu cabang KEDAI DIGITAL mengalami kebangkrutan karena penupuan yang dilakukan manager kami dan tragedi gempa jogja yang meluluh lantakan roboh setiap bangunan. Hingga uang simpanan untuk modal sudah menipis, saat itu saya kehilangan semangat dan di ambang kekagalan lagi.

Namun saya terus mencari jalan solusi tanpa henti untuk kemajuan usaha saya, dari pada saya banyak mengeluh lebih baik saya berbuat sesuatu. Dari banyak hal yang sudah saya alami jatuh bangunnya, pada saat itu saya menemukan sebuah konsep yaitu sebagai sosial creatifreneur. Bisnis yang saya miliki ini sebenernya hanya titipan dari Allah dan bagaimana caranya bisnis ini bisa bermanfaat untuk orang banyak. Salah satunya saya bikin gerakan SEDEKAH ROMBONGAN, saya hanya mengumpulkan dana lewat sosial media twitter untuk membantu banyak orang yang membutuhkan. Alhamdulillah dengan adanya backgraond kepercayaan dari masyarakat yang saya miliki, Sedekah Rombongan dari team KEDAI DIGITAL mampu membantu 2100 duapa di seluruh Indonesia.

Dan semenjak saya rutin bersedekah, maka semenjak itulah omset KEDAI DIGITAL semakin bertambah sudah hampir lebih dari tujuh tahun usaha saya berjalan. Sekarang KEDAI DIGITAL sudah memiliki 8 cabang di Jogja, dan 61 cabang di seluruh Indonesia.

Sukses Dari Kedai Digital

Cerita Terkait

Sukses Dari Kedai Digital
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE