Keterbatasa Fisik Bukan Penghalang Unutk Sukses

Ads:
Penulis: Khaelani

Nama saya Triyono, lahir dan tumbuh di Suharjo daerah Solo. Kondisi fisik saya tidak sempurna karena penyakit polio meskipun begitu sejak kecil saya tak pernah merasa kekurangan tapi sebaliknya di mata saya dunia begitu tampak luas dan menjanjikan petualangan.

Untuk mencukupi biaya hidup ayah saya bekerja di Jakarta di bagian mekanik angkutan umum sedangkan ibu menjadi buruh di pabrik. Melihat kondisi yang seperti ini, apa mungkin saya bisa kuliah?. Diam-diam ibu ingin mewujudkan mimpi saya untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, ibu terus mendatangi kenalannya yang mungkin mau memberikan pinjaman uang. Walau hanya hidup di tinggalkan ayah keluar kota dan hanya bersama seorang ibu tapi kepercayaannya begitu menyempurnakan saya untuk hidup lebih baik dan berdamai dari keterbatasan saya ini.

Dan akhirnya saya bisa melanjutkan kuliah di salah satu universitas di Solo. Namun jika di fikir nalar, rasanya tidak masuk akal pasti akan menghabiskan banyak energi lagi bagi orang yang berkebutuhan khusus seperti saya akan tetapi semua itu tidak sebagai penghalang untuk saya berusaha menjadi lebih baik karena saya percaya ilmu adalah salah satu jalan menuju sukses.

Akhirnya karena ilmu, setelah lulus kuliah saya jadi broker sapi untuk kebutuhan kurban, akan tetapi hasilnya hanya untuk cukup membayar hutang dan menghidupi kebutuhan sendiri, namun kemudian saya melihat kesempatan dan saya merasa bisa memulai awal yang baru disini, yaitu menjadi peternak sapi yang berkonsep integrasi yang menyatu dengan masyarakat sekitar desa agar mereka lebih meningkat kesejahtraan dan pengetahuan akan produksi khususnya di sapi potong.

Setelah lulus kuliah saya semakin mantap mendirikan peternakan sapi sendiri, namun sesuatu yang tampak berhasil tentu ada tantangan barunya, tinggal bagaimana cara menghadapinya nanti dan bagi saya ini adalah tantangan, tantangan ada untuk di hadapi.

Selain berternak sapi, saya bersama kawan saya mendirikan peternakan ayam sebari menunggu sapi-sapi saya cukup tumbuh dan berternak. Sampai kemudian tantangan berikutnya muncul tak lama kawan saya meninggalkan saya mengurusi peternakan karena ia lebih memilih untuk berjuang di jalan lain. Dan sejak kepergian kawan saya, saya cukup kewalahan mengurus sendiri meski saya menerapkan ilmu kuliah saya seoptimal mungkin kalau melakukannya sendiri, lumayan melelahkan.

Untunglah ketika saya mulai penat dengan keadaan, persahabatan saya dengan kawan saya tetap baik, sahabat memang tidak bisa dipisahkan dengan perbedaan jalan hidup yang berbeda. Kawan saya tetap mendukung dan mengajak saya untuk mengikuti salah satu program UKM. Dan setelah mengikuti program itu, saya semakin percaya diri untuk merambah pasar yang lebih luas. Sekitar 6 Ton dalam sehari, ayam hidup kami salurkan ke berbagai restoran maupun catering dan dalam sebulan kami mampu menghasilkan ayam sebanyak 700 ekor dan mencetak omset hingga 3 miliyar.

Dengan ini saya membuktikan, bahwa keterbatasan fisik bukan sebagai penghalang bagi saya untuk membahagiakan orang lain. Dan pesan saya terutama untuk generasi muda yang berjiwa muda dan bersemangat tinggi, agar terus berkreasi dan mencari inspirasi sebanyak-banyaknya karena hidup adalah bukan darimana kita berasal tapi bagaimana kita akan mengakhiri.

Keterbatasa Fisik Bukan Penghalang Unutk Sukses

Cerita Terkait

Keterbatasa Fisik Bukan Penghalang Unutk Sukses
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE