Aku Ingin Menjadi Makmum Yang Baik

Ads:
Penulis : Khaelani

Aku Ingin Menjadi Makmum Yang Baik - Disore yang cerah mengiringi pertemuan dua sahabat yang lama tak kunjung bertemu, di awali dengan rasa rindu dan bahagia ulfah mendatangi kantor sahabatnya. Namun dengan sangat mengejutkan tenyata meja kantor sahabatnya tersusun banyak box dan koper selayaknya orang yang akan meninggalkan suatu tempat.

Ulfah pun menanyakan kepada tetangga meja kantor sahabatnya, dan ternyata Fitri sahabatnya baru saja resand dari kantor. Dan tak lama seorang muslimah berparas cantik dan stylis berjalan menghampiri kearahnya, “Assalamu’alaikum sahabatku Ulfahh” katanya sambil berpelukan penuh rasa rindu. “Wa’alaikumusalam” Jawab Ulfah.

“Kenapa kamu resand dari kantor?” tanya Ulfah penasaran, “Nanti saya akan ceritakan, tolong bantuin dulu angkut barang-barangku box dan koper ini kedepan kantor” jawab Fitri. “Ok, aku bantuin... sekalian saja aku antar pake mobilku ya” kata Ulfah. “Terimakasih sahabatku, mungkin kalau gak ada kamu sangat melelahkan jika aku harus mengangkut barang-barangku ini dengan angkutan umum” Ujar Fitri

Setelah semuanya selesai mereka berangkat ke suatu tempat membawa barang-barang, melaju dengan mobil biru milik Ulfah menuju rumah Fitri sahabatnya. Namun mereka terhenti disebuah kedai makanan dan mampir sejenak untuk saling melepas rindu dua orang sahabat.

“Selamat datang, silakan mba... ini menunya, mau mesen apa?” Kata pelayan Kedai ramah, “Saya mesen paket 1 ayam goreng dan udang, minumnya jus melon” Kata Ulfa, “Saya minum saja mas, jus strauberi” Kata Fitri. “Baik mba, mohon di tunggu ya mba...” Kata si pelayan.

Sambil menunggu pesanan tadi, mereka berbincang.

Sambil melihat ke style sahabatnya Ulfah bertanya “Keliatannya sekarang kamu beda say? lebih syar’i gitu hijab kamu, ada panggilan apa nih”, “Itu ada hubungannya sama kenapa aku resand dari kantor fah” Jawab Fitri, dengan nada terkejut Ulfah bertanya “Kenapa?” “Supaya aku bisa deket suamiku fah, supaya imanku lebih sempurna dan bisa lebih fokus menjalankan kewajiban aku sebagai seorang istri dan ibu” Jawab Fitri. “Itu bukan berarti suamimu ga melarang kamu kerja kan?” tanya Ulfah, “Enggak” jawab Fitri, “Terus kenapa say, aku ga ngerti deh kan kerjaanmu enak dan sesuai lagi dengan jurusan waktu kamu kuliah” Ujar Ulfah, “Iya itu tadi aku kaya gini karena aku sadar sekarang aku seorang istri fah, aku punya imam” Jelas Fitri. “Say... nyari kerjaan jaman sekarang tuh susah, banyak yang mau kerja di tempatmu malah kamu sendiri resand, gak bersyukur itu namanya” Kata Ulfah. Dengan nada tenang dan penuh keyakinan Fitri menyangkal “Justru aku lagi berusaha bersyukur terus fah, salah satu nya dengan resand ini”, “Trus kamu mau di rumah aja? Ngapain?” Kata Ulfah,  “banyak ko yang bisa aku kerjakan di rumahku, lebih banyak malah daripada di kantorku” Jawab Fitri. “Hellooo say, ini tuh bukan jamannya wanita hidup di ketek suami, nanti suamimu jadi keterlaluan lho kalo pendapatanmu cuma dari dia?” Kata Ulfah. Dengan tenang Fitri menyakinkan “Engga ko, Insya Allah suamiku adalah imam yang baik buatku dan anak-anakku”, “Duhhh, aku masih gak ngerti deh” Ujar Ulfah.

Disela bincang-bincang makanan dan minuman yang mereka pesan pun datang juga! Ulfah mengajak menghabiskan makanannya dulu, kemudian di lanjutkan setelah makan.
“Coba ceritakan alasan yang sebenarnya, jujur aku masih belum paham kenapa kamu resand dari kantor?” Kata Ulfah penasaraan. “Awalnya gini fah ceritannya” kemudian fitri bercerita:

Setelah menikah aku belum menemukan kesadaran penuh bahwa aku sudah menjadi seorang istri dan mempunyai imam. Dan suatu ketika aku pulang ke rumah larut malam dari kantor karena banya kerjaanku yang numpuk. “Assalamu’alaikum mas aku pulang” Kata ku, “Wa’alaikumusalam de, kamu pasti cape baru pulang jam segini, mandi dulu gih biar seger abis itu kamu makan ya ini mas udah buatin makan ke sukaan kamu lho” Jawab suamiku, “Lho ko masak si mas, ada apa denganmu mas?” Tanyaku, “Gak ada apa-apa, tadi mas datang lebih awal dari kamu de, mas pikir pasti kamu cape deh pulang malem, jadi mas masikan buat kamu” Jawabnya. “Ah, mas ini bisa aja... Aku boleh makan dulu baru mandi mas?” Rayuku, “Boleh tapi nanti mas makannya sambil tutup hidung ya” Candanya...

Aku senang sekali disuguhkan, suamiku menyiapkan segalanya untukku, seeneeeeng banget... tapi sekali gus itu... karena berkurang satu kesempatanku melayani suamiku, kurang amalanku sebagai seorang istri.

“Say, terus karena itu kamu gak kerja, mau ngabdi sama suami? kan bisa sambil kerja?” Tanya Ulfah, “Iya sih, tapi aku merasa aku kurang fah, coba bayangin, di kantor aku all out, energi dan fikiran semuanya aku curahkan, sesampainya aku di rumah suamiku cuma kebagian sisa-sisa tenaga aku” Jelas Fitri. “Kalau dibilang gitu ada benernya juga si say, tapi kamu yakin kebutuhanmu cukup kalau kamu gak kerja?” Tanya Ulfah, “Kalau pun gak cukup mungkin aku nya sendiri fah yang terlalu berlebihan, selama ini mungkin kurang mensyukuri apa yang aku punya” Jelas Fitri, Sanggah Ulfah “Tapi kan ...” “Fahhh... kamu harus tahu apa yang dilakukan suamiku setelah menikah” Cerita Fitri:

Tengah malam itu aku melihat suamiku duduk khuyuk dengan al-Quran di tangannya, kemudian ia menangis sehingga membuat aku bangun dan menghampirinya. “Kenapa mas menangis?” Kataku, “Gak ada apa-apa ko, maafin mas sehingga kamu terbangun de, yaudah kamu tidur aja de besok kan kamu kerja pagi” Jawab suamiku, “Ada apa mas?Apa yang membuat di tengah malam ini menangis?” Tanyaku, “Sudah dua bulan kita menikah, aku belum pernah menjadi imam dalam solat berjama’ah denganmu karena aku malu, ilmu agamaku sedikit, aku masih terbata-bata membaca al-Quran, aku merasa belum pantas menjadi imam, masih banyak kekurangan dalam diriku de”  Ujarnya, “Ya Allah mass...” kataku sambil menghampiri duduk di dekatnya. “Kamu jangan kecewa ya, kamu jangan berhenti bantu aku mencintaimu, bantu aku terus memantaskan diriku menjadi imam buatmu de” Katanya

Dan itulah fah aku merasa malu, ko bisa suamiku melakukan segalanya untukku, menganggapku sedemikian ini, tapi aku malu dari hasil keringatnya, dan karena gengsiku aku tinggalkan kewajibanku sebagai seorang istri.

“Aku ngerti sekarang say, tapi kenapa coba kamu dulu sekolah tinggi-tinggi sampai akhirnya kamu malah cuma menjadi ibu rumah tangga” Kata Ulfah, “Ini pilihanku fah, Insya Allah aku yakin dan Tawakal pada Allah, setiap wanita harus punya pendidikan yang baik fah, kan nati kita akan menjadi pendidik pertama untuk anak-anak kiata nanti” Kata Fitri

THE AND

Demikian cerita pendek Aku Ingin Menjadi Makmum Yang Baik. Semoga dalam ceritanya memberikan pelajaran yang baik untuk kita dan tulisan ini kami persembahkan untuk sahabat dejavu, selengkapnya baca kumpulan cerita pendek.

Cerita Terkait

Aku Ingin Menjadi Makmum Yang Baik
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE