Pelukis Gambar Sketsa Wajah

Ads:
Pelukis Gambar Sketsa Wajah
Penulis: Khaelani

Kamar yang dipenuhi dengan gambar sketsa seorang pria dewasa terpampang banyak di dinding. Aku bahagia di anugrahi bisa menggambar. Kesehariannku tiada pernah meninggalkan aktifitas menggambar, setiap hari aku bisa menggambar sketsa wajah lebih dari 5 gambar, samapi aku di juluki oleh orang-orang sebagai perempuan aneh karena aktifitasku di luar kebiasaan perempuan lainnya, bahkan ibuku selalu marah padaku setiap kali aku sibuk menggambar.

“Mau sampai kamu mau diam di kamar hanya menggambar, menggambar dan menggambar?, seharusnya kamu main sama temen-temen kamu, melakukan hal yang bermanfaat”. Kata ibu sambul marah-marah dengan nada tinggi. “Jangan bersikap konyol kamu setiap hari menggambar sketsa-sketsa wajah pria, bahkan kamu aja gak tahu siapa-siapa mereka ini. Ayo ikut ibu” Lanjut ibu sambil menariku untuk keluar kamar, dan membawaku ke ruang tamu sambil marah dan menjorokanku jatuh ke lantai. “Liat tuh, liaattt.... mau berapa banyak lagi  kertas-kertas yang berceceran mengkotori rumah? Itu semua gara-gara kamu kertas-kertas mengotori setiap lantai-lantai rumah, sampai tetangga-tetangga pada bilang, ibu punya anak aneh seperti kamu, Ibu malu... kenapa kamu seperti ini. Sekarang beresin tuh kertas-kertas dan gambar-gambar yang kurang bermanfaat itu.... Bikin kotor rumah saja”. Kata Ibu. “Kalau kamu seperti ini mending kamu pergi saja dari rumah” Lanjut ibu.

Aku menangis dengan kata-kata ibu, dan tidak terima dengan ucapannya. Tanpa berfikir panjang aku langsung bangun dan berlari keluar rumah tanpa melihat wajah ibu lagi. “Hehhh cindy, kamu mau kemana?” Tanya Ibu dengan nada yang masih marah. Tanpa aku jawab pertanyaan ibu langsung aku kelura meninggalkan Ibu. Namun dalam hati aku menjawab “Baiklah bu, aku akan pergi saja kalau keberadaanku hanya bisa menggagu ibu dan membuat ibu malu” begitulah isi hatiku.

Aku tak tahu harus pergi kemana, di tengah jalah aku bertemu dengan teman-teman, dan masih saja aku di ejek oleh mereka aku perempuan aneh, “Hehh perempuan aneh, mau kemana kamu? tergesa-gesa seperti sedang bergebu-gebu ingin menggambar lagi” kata mereka sambil menertawaiku.

Aku terus berjalan tanpa arah, menghindari ocehan-ocehan yang membuat luka hatiku. Hingga tiba di suatu tempat yang membuat aku merasa tenang, yaitu di atas gedung 15 lantai di pinggir kota. Aku duduk di sisi gedung sambil menatap kearah bawah dan menangis tersedu-sedu. “Sebenarnya mereka tak tahu apa yang aku lakukan selama ini, mereka hanya melihat apa yang mereka lihat tanpa tahu alasan kenapa aku menggambar sketsa wajah pria” kata ku sambil teriak.

Kemudian salah-satu teman baiku seorang lelaki yang selalu mendukungku untuk menggambar. Ia tahu keberadaanku di atas gedung, dan ia langsung menghampiriku.”Cindy, turunlah dari sana... kamu bisa terjatuh di sisi gedung, turunlah...” Kata lelaki itu.

Tersontak seperti ada yang merasuki fikiranku karena tekanan batinku dan aku mengatakan “Aku tidak mau turun dari gedung ini, biarkan aku terjatuh, dan seperti yang ibu inginkan lebih baik aku pergi saja dari dunia ini”, “Jangan kamu bilang seperti itu Cindy, aku tahu pasti kamu sakit hati mendengar ucapan ibumu tadi, tapi janganlah kamu berbuat konyol, turunlah dari sana dan ceritakanlah padaku apa yang kamu ingin ceritakan” Katanya.

“Aku cuman ingin tahu seperti apa wajah ayahku. Setiap kali aku menggambar sketsa wajah seorang pria aku sadar merasa ia bukan wajah ayahku, karena aku tak tahu seperti apa wajah ayahku” Kataku sambil menaingis, dan belihat bayangan kelam ke arah bawah gedung. “Aku cape... mungkin benar kata ibuku, aku telah mati rasa, tab bisa lagi merasakan apa-apa, karena itu aku tidak bisa membuat wajah ayahku” Kataku. “Jadi itu sebabnya kamu selalu menggambar sketsa gambar wajah seorang pria?” Tanya lelaki itu. “Iya, aku terus menggambar wajah ayahku agar tahu seperti apa ia, tapi aku merasa ia bukan wajah ayahku” Kataku. “Sudahlah sini lebih baik kamu turun” Kata lelaki itu sambil mendekat lebih dekat menghampiriku. “Jangan mendekat....” Suruhku. “Cindy, kita bisa meminta foto ayahmu, agar tahu seperti apa wajahnya, dan kamu bisa hadapi ini dengan baik Cindy” Katanya. “Foto apa?, setiap kali aku menanyakan soal ayahku, ibuku selalu bilang bahwa ayahku telah tiada dan tak akan pernah kembali lagi. Karenanya aku melakukan ini, semakin aku membuat gambar sketsa wajah pria semakin ibuku membenciku seakan ibuku menyuruhku pergi bersama ayah” Kataku. “Kamu salah Cindy, Ibumu pasti sangat menyayangimu” Sanggahnya. “Menyayangiku?... mengapa ibuku bilang aku adalah perempuan aneh dan aku bikin malu tetangga, apa itu ia menyayangiku?” Kataku. “Lebih baik aku pergi......”

Dan kemudian Cindy melonpat dari atas gedung berlantai 15......

“Cindyyyyy......................” Sahut lelaki itu sambil mencoba mencegahnya namun ia tidak bisa mencegahnya, terlambat baginya menolong nyawa Cindy yang sebenarnya lelaki itu sangat menyayanginya.

Kejadian tragis itu ibunya tidak tahu sama sekali, ia bahkan masih kesal prilaku anaknya itu. Samabil membereskan semua kertas gambar yang berserakan di kamar Cindy, ia menemukan sebuah buku diary isi hati Cindy, tanpa sengaja ia membukannya dan membaca pada bagian cerita;

“Aku Cindy berumur 15 tahun, buku ini aku dapat dari hadiah lelaki yang sangat aku kagumi yaitu Diyon. Kau tahu yon? hal pertama yang aku ingin tulis di buku ini adalah tentang ayahku. Sejak kecil aku tak tahu tentang ayahku, ibu tak ingin membicarakannya karena saat pertama kali aku bertanya soal ayahku kepada ibuku, ibu membentaku seolah ia membenci ayah....”

Seketika ibu Cindy menagis dan berhenti membaca pada bagian kalimat itu. Ia teringat masa terakhir kali bertemu dengan ayahnya Cindy;

“Mas... orangtuaku ingin kamu segera melamarku dan menikahiku, kapan mas?”Kata Ibu, “Tunggulah sayang, mas belum siap untuk nikah saat ini” Kata ayah, “Siap gak  siap pokoknya kita harus segera menikah mas, aku hamil mas” Kata Ibu,”Hamil....” Kata ayah tersontak kaget, “Iya mas aku hamil, aku mengandung anak kamu” Saut Ibu, “Aku mau pergi...” Kata Ayah, “Pergi kemana kamu mas, tanggung jawablah mas” Kata Ibu, “Pokonya gini aja, aku belum siap untuk menikah dan aku belum siap untuk mempunyai anak. Kalu bisa kamu gugurkan anak yang ada di dalam kandungan kamu” Kata Ayah. “Kamu gila ya mas, aku gak ingin melakukannya, aku ingin anak ini lahir mas” Bantah Ibu, “Kamu yang gila, kalau kamu ingin anak itu lahir, urus aja anak itu sendiri” Kata Ayah, “Mas aku mohon kamu tanggung jawab mas, kamu jangan pergi” Kata Ibu sambil menangis dan mencegah Ayah pergi, “Lepaskan aku.... pokonya aku gak bisa menikah dan mempunyai anak” kata ayah sambil pergi meninggalkan ibu. “Masss.... pokonya aku akan berusaha mengurus anak ini dan kalau begitu jangan harap kamu kembali dan menyentuh anak ini” Kata Ibu.

Setelah teringat kejadian masa lalu ibu, ia menangis dan bergetar hatinya seperti ada firasat yang tidak baik terhadap Cindy.
Dan lima menit kemudian, petugas dari kepolisian dan masyarakat setempat mengabari ibu bahwa Cindy telah meninggal dunia. Langsung ibu Cindy terbujur lemas dan pingsan mendengar berita yang tak di sangka itu, bahwa selama ini apa yang Cindy lakukan bukanlah salah Cindy tetapi salah ibunya karena kesalahnnya sewaktu muda.

Berhati-hatilah bergaul untuk kaum perempuan, karena sebenarnya di luar sana masih banyak kaum perempuan yang nasibnya sama dengan cerita ini.

THE AND

Demikian cerita pendek Pelukis Gambar Sketsa Wajah. Semoga dalam ceritanya memberikan pelajaran yang baik untuk kita dan tulisan ini kami persembahkan untuk sahabat dejavu, selengkapnya baca kumpulan cerita pendek.

Cerita Terkait

Pelukis Gambar Sketsa Wajah
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE