CINTA DI ATAS ISLAM (Prinsif Wanita Bercadar) Part II

Ads:
CINTA DI ATAS ISLAM (Prinsif Wanita Bercadar) Part II
CINTA DI ATAS ISLAM (Prinsif Wanita Bercadar) Part II

Penulis: Geucha

Esoknya , seperti biasa Anisa melakukan shalat Duha rutinnya dan seperti biasa pula disitulah ia bertemu dengan Arman yang tak ingin dia lihat. Ketika Anisa selesai shalat dan hendak kembali kekelas tangan Anisa ditarik oleh Arman inilah pertama kali anggota tubuhnya tersentuh yang menurutnya bukan makhromnya
    “maaf bukan makhromnya!” segera Nisa melepaskan tangannya
    “Nisa tunggu ! Aku mau bicara”
    “akh maaf, aku tak enak jika ketahuan oleh Bela, takut Bela mengira yang tidak – tidak, lagi pula disini hanya ada kita berdua aku takut terjadi fitnah”
    “apa hubungannya dengan Bela aku dan Bela tidak ada apa – apa”
    “Bela itu suka sama kakak, Bela itu teman aku, sahabat aku. Disini kita cuman berdua aku takut dia melihat dan menyangka yang tidak – tidak, maaf ka permisi “
    “Nisa tungggu ..... !!! “
 Anisa yang tak menghiraukan panggilan Arman segara berlari dan meninggalkannya, Arman hanya terdiam dan membisu menyesal tak dapat mengatakan bahwa ia sangat menyukai Anisa.
“ka... “ tegur Bela yang tiba – tiba muncul
    “Bela?” Arman terkejut melihat Bela yang tak diduga kedatangannya
    “kaget ya ka? Maaf kalo kehadiran Bela buat kakak kaget”
    “ooh, nggak. nggak apa kok”
    “ka, tadi Bela nggak sengaja denger percakapan kakak, Nisa nggak ngerespon ya ka? Mau Bela bantu ? kayanya Nisa juga suka sama kakak tapi nggak enak sama Bela kali ka”
    “nggak usah kok Bel, makasih “ Arman pun meninggalkan Bela, Bela tertunduk air matanya jatuh dari pelupuk matanya jatuh di pipinya yang halus itu. Teringat akan kejadian kemarin saat ia menatakan perasaannya, namun pada akhirnya dia harus kecewa karena orang yang ia suka sudah menyukai orang lain. Yang lebih menyakitkan Bela adalah, Kenapa harus Anisa. Teman sebangku yang ia anggap sahabat terbaik.
    “hhiks, Bela tau ka Bela nggak sempurna seperti Nisa Tapi Bela tulus ka, baru pertama kali ini Bela ngatain suka duluan sama cowok”keluh Bela sambil menatap Arman yang berlalu di depannya dan menghilang.

Sepulang sekolah Arman menunggu Anisa didekat kelasnya, Nisapun keluar bersama dengan Bela. Bela yang menyadari kehadiran Arman segera menghindar, karena ia tau yang Arman ingin temui adalah Anisa wanita bercadar teman dekatnya yang membuat Arman jatuh hati.
    “Nisa tunggu ! “ sahut Arman
    “ada apa ka ?” jawab Annisa
    “ aku mau bicara sama kamu, tapi berdua”
    “akh tidak ka jika berdua aku nggak mau, takut terjadi fitnah, sama Bela yah”
    “yaa sudah. Langsung saja ya Nis, Nisa aku suka sama kamu dan aku mau kamu jadi pacar aku”

Bela membelalakan matanya, badannya langsung lemas semakin hancur hatinya dan semakin perih, ingin rasanya ia berteriak sekencang – kencangnya ketika Arman menyatakan perasaannya.
    “tapi ka ....”
    “kenapa? Bela, iya aku tau Nis dia suka aku dia juga sudah mengatakannya tapi aku tak bisa terima, karena aku suka sama kamu, Cuma kamu Nis”
Anisapun terkejut setelah Arman mengatakan bahwa ia telah menolak Bela.   
“tidak ka ! meski aku suka kakak, dan Bela sudah kakak tolak tapi aku tak bisa bahagia diatas kepedihan sahabatku. Dalam Islampun tidak mengajarkan berpacaran, maaf ka aku tidak bisa”

Bela yang mendengar ucapan temannya itu terharu dan memeluk Nisa. Dan Arman hanya terdiam menyadari kenyataan bahwa Annisa telah menolaknya .
    “Nisa maafkan Bela yang udah berprasangka buruk, Bela udah berpikir kamu itu teman makan teman, dan ternyata nggak. maaf ya Nis. Tapi sekarang Bela ikhlas kok kalo kamu mau terima ka Arman”
    “iya Bela maafin aku juga, nggak Bela tetap Nisa nggak bisa”
    “ka Arman maafkann aku, aku nggak bisa. Ka, lebih baik kita berteman saja” lanjutnya
    “iya Nis maaf aku telah memaksa. Tapi adakah alasannya selain itu?”
    “tidak ka tidak ada”
    Esok hari disekolah, sejak tadi Bela mondar – mandir tidak jelas. Terlihat dari mukaanya bahwa ia sedang gelisah, ia gelisah menanti temannya Anisa tak kunjung datang.
    “kok Nisa nggak keliatan ya? Apa dia sakit ? tapi kali ini tak  ada kabar, handphonenya pun tak aktiv”

Ketika Bela sedang merasa bingung tentang temannya yang tak kunjung datang, ada seorang anak dari kelas lain yang Bela tau, rumahnya dekat dengan rumah Anisa.
    “Bela ini ada surat dari Anisa katanya sampaikan juga surat ini pada ka Arman kalau bisa kalian bacanya bersama begitu katanya”
    “loh memangnya Anisa kemana ?”
    “maaf aku tak bisa memberi tahu ini amanat dari Nisa. Permisi”
Setelah bell istirahat berbunyi segera saja Bela mencari Arman dengan tergesah – gesah.
    “ka Arman !!!” teriak Bela
    “Bela ? “
    “ka, ini ada surat dari Anisa. Hari ini dia nggak masuk sekolah, Bela nggak tau kenapa? Bela tanya sama yang dititipin surat sama Nisa tapi dia bilang dia nggak bisa jawab apa – apa, amanat Nisa katanya “
    “loh ? kamu tak coba menghubungi HP nya ?”
    “sudah kak, tapi HP nya tidak aktiv”
    “kenapa dia bisa menghilang seperti itu ya ? apa karena kakak kemarin iya Bel ?”
    “mana Bela tahu kak ?”
    “yaa sudah kita baca dulu saja suratnya”
    “iya ka “

Bela dan Arman pun duduk disebuah taman sekolah, sebelum membuka surat mereka mengucapkan basmalah. Berharap dalam isi surat itu bukan hal yang buruk yang di kabarkan Annisa. Perlahan mereka membuka surat dan membacanya . . .

Cirebon 18.10.10
Kpd. Bela dan Ka Arman
Di tempat 

Assalamu’alaikum ...
Maaf Bela sebelumnya aku tidak memberi tahu kamu atas ketidak hadiranku hari ini disekolah dan mungkin untuk selamanya, urusan ayahku di sini sudah selesai lebih awal dan kami kembali pulang kekampung halaman kami.

Ka Arman ini alasanku kenapa aku tidak dapat menerima kakak, aku memang menyukai kakak dan aku tau kakak sudah tau wajahku di mushalah sekolah, ketika aku hendak berwudhlu. Ka selama aku nggak ada, tolong jaga Bela Putriana Lestari, aku nggak mau terjadi apa – apa pada anak manja ini.
Dan yang terakhir, aku minta satu permintaan pada kalian berdua. Tolong ini permintaan Anisa Permata Indah yang terakhir pada kalian. Kalian mau kan ? harus mau . . . aku mau kalian jadian, menjadi orang yang saling menyayangi nggak usah peduliin perasaan aku, aku bahagia jika kalian bahagia soal dalam islam tidak ada kata untuk pacaran memang benar tapi asal kalian bisa menjaga dan wajar tidak berlebihan hanya sekedar penyemangat tidak apa kok. Ka Araman tolong sayangi Bela ya, jaga dia dengan baik jangan sakiti dia.

Mungkin hanya ini yang ingin aku katakan pada kalian aku minta maaf untuk kesekian kalinya jika terselip kata yang mungkin membuat hati kalian sakit entah di sengaja ataupun tidak, Bela kamu akan tetap menjadi teman terbaik aku. Dan ka Arman kau akan selalu ku ingat.
Salam rindu untuk kalian berdua
Wassalamu’alaikum ...

Anisa Permata Indah

Bela yang membaca surat itu meneteskan air matanya, ia terharu dengan isi surat sahabatnya, sedang Arman hanya bisa menatap surat itu.
“kita akan kabulin permintaan kamu Nis, makasih ya. Padahal Bela belum memberi ucapan SELAMAT ULANG TAHUN” ucapnya ketika ia sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Annisa.
“sudah Bela kita relakan kepergian Nisa, semoga dia akan baik – baik saja dalam lindungan Allah”
“Ammin “
Akhirnya Bela dan Arman menjalin hubungan yang spesial atas permintaan Anisa kini mereka bahagia.

Di tempat nan jauh di sana, hati Anisa masih tetap terasa pedih. Tapi dia yakin dengan ini dia akan mendapatkan hal yang terindah dari itu dan baginya, ini adalah pelajaran hidup untuknya.
    “Hidup itu indah dan sakit itu untuk hidup untuk dapat mencapai hal yang indah kita harus merasakan sakit dulu, itulah kata mutiara dari aku, aku Anisa Permata Indah wanita bercadar, bahwasannya setiap manusia itu memiliki hasrat yang sama meski dia seperti ini, seperti aku”  ujarnya dalam hati sambil tersenyum bahagia.

SELESAI

Demikian cerita pendek CINTA DI ATAS ISLAM (Prinsif Wanita Bercadar). Semoga dalam ceritanya memberikan pelajaran yang baik untuk kita dan tulisan ini kami persembahkan untuk sahabat dejavu, selengkapnya baca kumpulan cerita pendek.

Cerita Terkait

CINTA DI ATAS ISLAM (Prinsif Wanita Bercadar) Part II
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE