Jangan Sia-Siakan Kesempatan Kedua

Ads:
Jangan Sia-Siakan Kesempatan Kedua
Jangan Sia-Siakan Kesempatan Kedua
Saya seorang pilot di salah satu penerbangan pesawat di Indonesia. Saat itu saya belum bisa sepenuhnya memaknai kepasrahan diri kepada sang maha pencipta yaitu Allah SWT, dan akhirnya saya mengalami musibah pada tahun 2002, waktu itu saya ditugaskan menerbangkan pesawat dalam 2 hari, sebetulnya saya tidak berangkat kesana, tetapi karena Jakarta banjir saya menggantikan teman saya yang terlambat di penerbangan yang lain.

Pada saat kami terbang dari Mataram, waktu itu hujan dan ketinggian 31 ribu kaki dan sudah mau mendarat di bandara di Jakarta. Dan mulailah  pesawat memasuki awan Cumulonimbus yang ada di depan saya. Saat ketinggian mulai turun di 28 ribu kaki, pesawat mulai bergoncang hebat. Dan pada saat ketinggian 23 ribu kaki, tiba-tiba kedua mesin pesawat saya mati. Secara SOP saya mengatakan take action, kemudian kopilot saya merestart kembali pesawat itu. Pertama di restart kembali namun tidak berhasil, dan kedu di restart lagi namun tetap tidak berhasil. Akhirnya mesin pesawat kami mati semua, dari mulai komunikasi, kemudian listrik mati dan saat itu kami berdai di dalam awan yang begitu besar dan saya tidak tahu saya harus berbuat apa?, karena semua yang pernah saya lakukan ini tidak berhasil.

Kemudian kopilot mengambil mic dan teriak-terik “darurat, darurat, darurat”. Kemudian saya katakan bahwa “anda darurat, darurat sama siapa?, Karena listrik sudah mati, komunikasi mati dan mari kita berdoa”.

Dalam doa itu saya katakan bahwa “Ya Allah saya pasrahkan semua ini”. Karena kondisi saat itu kematian sudah diambang mata, maka saat itu saya hanya bisa pasrahkan kepada Allah SWT, dan saya takbir “Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar”. Akhirnya setelah saya takbir saya melihat cahaya, kemudian saya bisa melihat kondisi di bawah, dan disitu ada sawah, ada sungai dan akhirnya pesawat itu saya arahkan ke sungai, dan terjatuh ke sungai ternyata di depan itu ada jembatan, karena pesawat sudah tidak ada tenaga hanya mengandalkan gleding akhirnya ia menyangkut ke batu besar berbelok ke kanan sendiri, dan berhenti sendiri, dan subhanallah pesawat itu menghadap ke arah kiblat.

Serangkaian dari peristiwa jatuhnya pesawat saya, banyak sekali keanehan-keanehan disitu, ternyata sudah tersedia rumah besar kosong yang menjadi tempat untuk evakuasi penumpang, kemudian di desa tersebut ada telepon. Dan yang lebih kagum lagi adalah salah satu dari penyelam yang mencari blackboks ia menceritakan bahwa kondisi dari pada sungai itu adalah seperti gunung, jadi, dari mulai dalam kemudian dangkal dan kemudian dalam lagi. Bisa dibayangkan kalau kemudian pesawat saya mendarat di sungan yang dalam mungkin sudah mati semua, dan ternyata saya mendarat di tempat sungai yang dangkal. Jadi, semuanya ini adalah sekenario dari Allah SWT, bagaimana Allah menuntun kami.

Semenjak kejadian itu kurang lebih seminggu saya selalu bangun malam, shalat tahajud, kemudian saya membaca al-Quran dan mendapatkan surat Yunus ayat 23, dan ayat yang ke-23 ini kadang saya takut membacanya, yang artinya “Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kadang setelah kita terselamatkan kadang lupa bahwa kita masih diberikan umur panjang, maka jangan sia-siakanlah umur yang tersisa ini untuk selalu beriman kepada Allah SWT.

***

Demikian cerita pendek Jangan Sia-Siakan Kesempatan Kedua. Semoga dalam ceritanya memberikan pelajaran yang baik untuk kita dan tulisan ini kami persembahkan untuk sahabat dejavu, selengkapnya baca kumpulan cerita pendek.

Cerita Terkait

Jangan Sia-Siakan Kesempatan Kedua
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan cerita di atas? Silakan berlangganan gratis via email

FANSPAGE