Ads:
Nabi Yusuf As adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub As. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub As. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara- saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan yaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.
Istri al-Aziz mentri kerajaan yaitu Zulaikha sangat mencintai Nabi Yusuf As. Ia merayunya dengan cara terang-terangan lalu ia menutup pintu-pintu sambil berkata: "Hai Yusuf kemarilah kau ke sini. Kali ini engkau tidak akan dapat lari dariku." Ini berarti bahawa terdapat peristiwa sebelumnya di mana Nabi Yusuf As dapat menghindar darinya. Peristiwa sebelumnya tidak disampaikan dengan cara terang-terangan seperti ini. Nabi Yusuf As telah terdidik di istana seorang menteri besar di Mesir. Anda bisa membayangkan bagaimana ia tinggal di lingkungan yang mewah yang dikelilingi dengan wanita-wanita cantik. Nabi Yusuf As adalah seorang pemuda yang dibeli oleh suaminya dan menjadi budaknya. Ia memanggilnya di tempat tidurnya dan memerintahkannya untuk menghadirkan gelas minuman. Atau tampak padanya bajunya yang tipis atau ia menampakkan padanya kecantikannya atau ia merayunya dengan rayuan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita terhadap kaum lelaki.
Bayangkanlah semua ini di mana mereka berdua selama beberapa tahun tinggal di satu rumah dan di bawah satu atap. Wanita itu menggoda Nabi Yusuf As dan merayunya, sementara Yusuf masih bertahan dengan ketakwaannya. Wanita itu terbelenggu dengan hawa nafsunya. Kemudian datanglah hari yang terakhir.
Wanita itu bosan dengan sikap tidak peduli ini dan sikap pura-pura tidak tahu ini. Ia menentukan untuk mengubah rencananya. Ia tidak lagi menggunakan bahasa isyarat dia lebih memilih bahasa terang-terangan. Ia menutup semua pintu dan menyobek cadar rasa malu dan ia menjelaskan cintanya kepada Nabi Yusuf As.
Barangkali ia berkata kepada Nabi Yusuf As: “Yusuf, alangkah tampan wajahmu." Dan barangkali Nabi Yusuf As akan berkata demikian: "Tuhanku menggambarkan aku sebelum aku diciptakan." Wanita itu berkata sambil mendekati Nabi Yusuf As: "Yusuf, alangkah halusnya rambutmu." Nabi Yusuf As berkata: "Ia adalah sesuatu yang pertama kali hancur dariku saat aku berada dalam kuburan." Wanita itu berkata: "Alangkah jernih kedua matamu." Nabi Yusuf As berkata: "Dengan keduanya aku melihat apa yang diciptakan oleh Tuhanku." Wanita itu berkata: "Bukankah aku adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhanmu? Angkatlah pandangan matamu dan lihatlah wajahku." Nabi Yusuf As berkata: "Aku takut pada hari kiamat." Wanita itu berkata: "Aku mendekat padamu tetapi engkau malah menjauh dariku." Nabi Yusuf As berkata: "Aku ingin mendekat pada Tuhanku." Wanita itu berkata: "Aku telah dikuasai oleh perasaan cinta padamu. Aku menjadi bahagian dari udara yang aku hirup dan yang aku bernafas darinya. Engkau tidak akan lari dariku."
Yusuf mengetahui bahawa ia mengajaknya untuk mendekati, lalu beliau berkata: "Aku berlindung kepada Allah SWT. Aku meminta ampun kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Tuhan Pencipta alam semesta telah memuliakan aku dengan rumah ini, dan pemilik rumah ini telah memuliakan aku dengan kepercayaannya. Maka siapakah yang aku khianati? Dan keselamatan apa yang aku harapkan bagi diriku jika aku memang melakukan apa yang engkau inginkan." Allah SWT berfirman yang artinya: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dan) Tuhannya."
Para ahli tafsir sepakat tentang keinginan wanita itu untuk melakukan maksiat, sedangkan mereka berselisih pendapat tentang hasrat yang ada pada Nabi Yusuf As. Ada yang mengatakan bahawa wanita itu memang ingin melakukan maksiat dengannya dan Nabi Yusuf As pun memiliki perasaan yang sama, namun ia tidak sampai melakukannya. Ada yang mengatakan lagi bahawa wanita itu berhasrat untuk menciumnya dan Nabi Yusuf As berhasrat untuk memukulinya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa hasrat ini memang terdapat di antara mereka sebelum terjadinya peristiwa ini. Ia merupakan gerakan jiwa yang terdapat dalam diri Nabi Yusuf As saat beliau memasuki pase remaja kemudian Allah SWT memalingkannya darinya. Dan sebaik-baik tafsir yang cukup menenangkan saya bahawa di sana terdapat pendahuluan dan pengakhiran dalam ayat tersebut.
Abu Hatim berkata: "Aku membaca bahagian yang unik dari Al-Qur'an pada Abu Ubaidah dan ketika aku sampai pada firman-Nya" yang artinya: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu,..." Abu Ubaidah berkata: "Ini berdasarkan pendahuluan dan pengakhiran. Dengan pengertian bahawa wanita itu benar-benar cenderung pada Yusuf, dan seandainya Yusuf tidak melihat tanda kebenaran dari Tuhannya nescaya ia pun akan cenderung padanya. Saya kira tafsir ini sesuai dengan kemaksuman para nabi sebagaimana ia juga sesuai dengan konteks ayat yang datang sesudahnya" yang artinya: "Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih." Ayat tersebut menetapkan bahawa Nabi Yusuf As termasuk hamba-hamba Allah SWT yang ikhlas, pada saat yang sama menetapkan juga kebebasannya dari pengaruh kekuasaan setan.
Demikianlah Kisah Nabi Yusuf As Godaan Seorang Wanita. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan mengunjungi blog kami Cerita Dejavu, dan baca selangkapnya di kumpulan kisah para nabi lainnya.
Istri al-Aziz mentri kerajaan yaitu Zulaikha sangat mencintai Nabi Yusuf As. Ia merayunya dengan cara terang-terangan lalu ia menutup pintu-pintu sambil berkata: "Hai Yusuf kemarilah kau ke sini. Kali ini engkau tidak akan dapat lari dariku." Ini berarti bahawa terdapat peristiwa sebelumnya di mana Nabi Yusuf As dapat menghindar darinya. Peristiwa sebelumnya tidak disampaikan dengan cara terang-terangan seperti ini. Nabi Yusuf As telah terdidik di istana seorang menteri besar di Mesir. Anda bisa membayangkan bagaimana ia tinggal di lingkungan yang mewah yang dikelilingi dengan wanita-wanita cantik. Nabi Yusuf As adalah seorang pemuda yang dibeli oleh suaminya dan menjadi budaknya. Ia memanggilnya di tempat tidurnya dan memerintahkannya untuk menghadirkan gelas minuman. Atau tampak padanya bajunya yang tipis atau ia menampakkan padanya kecantikannya atau ia merayunya dengan rayuan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita terhadap kaum lelaki.
Bayangkanlah semua ini di mana mereka berdua selama beberapa tahun tinggal di satu rumah dan di bawah satu atap. Wanita itu menggoda Nabi Yusuf As dan merayunya, sementara Yusuf masih bertahan dengan ketakwaannya. Wanita itu terbelenggu dengan hawa nafsunya. Kemudian datanglah hari yang terakhir.
Wanita itu bosan dengan sikap tidak peduli ini dan sikap pura-pura tidak tahu ini. Ia menentukan untuk mengubah rencananya. Ia tidak lagi menggunakan bahasa isyarat dia lebih memilih bahasa terang-terangan. Ia menutup semua pintu dan menyobek cadar rasa malu dan ia menjelaskan cintanya kepada Nabi Yusuf As.
Barangkali ia berkata kepada Nabi Yusuf As: “Yusuf, alangkah tampan wajahmu." Dan barangkali Nabi Yusuf As akan berkata demikian: "Tuhanku menggambarkan aku sebelum aku diciptakan." Wanita itu berkata sambil mendekati Nabi Yusuf As: "Yusuf, alangkah halusnya rambutmu." Nabi Yusuf As berkata: "Ia adalah sesuatu yang pertama kali hancur dariku saat aku berada dalam kuburan." Wanita itu berkata: "Alangkah jernih kedua matamu." Nabi Yusuf As berkata: "Dengan keduanya aku melihat apa yang diciptakan oleh Tuhanku." Wanita itu berkata: "Bukankah aku adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhanmu? Angkatlah pandangan matamu dan lihatlah wajahku." Nabi Yusuf As berkata: "Aku takut pada hari kiamat." Wanita itu berkata: "Aku mendekat padamu tetapi engkau malah menjauh dariku." Nabi Yusuf As berkata: "Aku ingin mendekat pada Tuhanku." Wanita itu berkata: "Aku telah dikuasai oleh perasaan cinta padamu. Aku menjadi bahagian dari udara yang aku hirup dan yang aku bernafas darinya. Engkau tidak akan lari dariku."
Yusuf mengetahui bahawa ia mengajaknya untuk mendekati, lalu beliau berkata: "Aku berlindung kepada Allah SWT. Aku meminta ampun kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Tuhan Pencipta alam semesta telah memuliakan aku dengan rumah ini, dan pemilik rumah ini telah memuliakan aku dengan kepercayaannya. Maka siapakah yang aku khianati? Dan keselamatan apa yang aku harapkan bagi diriku jika aku memang melakukan apa yang engkau inginkan." Allah SWT berfirman yang artinya: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dan) Tuhannya."
Para ahli tafsir sepakat tentang keinginan wanita itu untuk melakukan maksiat, sedangkan mereka berselisih pendapat tentang hasrat yang ada pada Nabi Yusuf As. Ada yang mengatakan bahawa wanita itu memang ingin melakukan maksiat dengannya dan Nabi Yusuf As pun memiliki perasaan yang sama, namun ia tidak sampai melakukannya. Ada yang mengatakan lagi bahawa wanita itu berhasrat untuk menciumnya dan Nabi Yusuf As berhasrat untuk memukulinya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa hasrat ini memang terdapat di antara mereka sebelum terjadinya peristiwa ini. Ia merupakan gerakan jiwa yang terdapat dalam diri Nabi Yusuf As saat beliau memasuki pase remaja kemudian Allah SWT memalingkannya darinya. Dan sebaik-baik tafsir yang cukup menenangkan saya bahawa di sana terdapat pendahuluan dan pengakhiran dalam ayat tersebut.
Abu Hatim berkata: "Aku membaca bahagian yang unik dari Al-Qur'an pada Abu Ubaidah dan ketika aku sampai pada firman-Nya" yang artinya: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu,..." Abu Ubaidah berkata: "Ini berdasarkan pendahuluan dan pengakhiran. Dengan pengertian bahawa wanita itu benar-benar cenderung pada Yusuf, dan seandainya Yusuf tidak melihat tanda kebenaran dari Tuhannya nescaya ia pun akan cenderung padanya. Saya kira tafsir ini sesuai dengan kemaksuman para nabi sebagaimana ia juga sesuai dengan konteks ayat yang datang sesudahnya" yang artinya: "Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih." Ayat tersebut menetapkan bahawa Nabi Yusuf As termasuk hamba-hamba Allah SWT yang ikhlas, pada saat yang sama menetapkan juga kebebasannya dari pengaruh kekuasaan setan.
Demikianlah Kisah Nabi Yusuf As Godaan Seorang Wanita. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan mengunjungi blog kami Cerita Dejavu, dan baca selangkapnya di kumpulan kisah para nabi lainnya.
Kisah Nabi Yusuf As Godaan Seorang Wanita
4
/
5
Oleh
Admin